Postingan

Proyeksi IHSG Menjelang, dan Pasca Emiten Merilis Laporan Keuangan Kuartal II 2020

Gambar
Pada tanggal 14 Juli kemarin, PT Surya Esa Perkasa, Tbk (ESSA) menjadi emiten pertama yang merilis laporan keuangan (LK) periode Kuartal II atau Q2 2020. Dan hasilnya? Well, perusahaan mencatat rugi $6.8 juta, dibanding laba $4.2 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak tahun 2014, ini adalah kali pertama ESSA membukukan kerugian, yang kemungkinan merupakan dampak dari pandemi Covid-19 karena pada Q1-nya, perusahaan masih mencatat laba $1.0 juta. Menariknya, keluarnya LK dengan hasil negatif ini tidak membuat sahamnya drop, dimana ketika analisa ini ditulis, saham ESSA tetap bertahan di 150 – 160, dan itu lebih tinggi dibanding posisi terendahnya pada 24 Maret lalu (yakni ketika IHSG drop sampai 3,900-an), di 118. Jadi apakah harga saham ESSA sekarang ini memang sudah price in dengan penurunan kinerjanya tersebut? Dan apakah analisa yang sama juga berlaku untuk saham-saham lainnya di BEI?

‘If It Costs You Your Peace, It’s Too Expensive!’

Gambar
Bulan lalu, persisnya pada tanggal 12 Juni 2020, seorang mahasiswa berusia 20 tahun bernama Alexander Kearns ditemukan meninggal dunia di rumah orang tuanya di Napersville, Illionis, Amerika Serikat (AS). Kearns diketahui merupakan nasabah dari Robinhood , sebuah aplikasi trading saham yang menjadi booming di kalangan investor/trader milenial, setelah bursa saham AS itu sendiri mengalami fluktuasi yang amat sangat ekstrim setelah terjadinya pandemi Covid-19. Kearns memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah ia stress karena mengalami kerugian besar, hingga saldo di rekeningnya tercatat minus $730,166 (setara sekitar Rp10 milyar). Pada catatan yang ditemukan di komputer pribadinya, Kearns mengatakan, ‘Bagaimana mungkin seseorang berusia 20 tahun dan belum memiliki penghasilan, diberikan pinjaman hingga hampir 1 juta Dollar untuk melakukan trading?’

Prospek PT Sarimelati Kencana, Tbk (PZZA)

Gambar
PT Sarimelati Kencana, Tbk (PZZA), yang merupakan pemegang lisensi waralaba Pizza Hut di Indonesia, melaporkan laba bersih Rp6 milyar di Kuartal I 2020, turun signifikan dibanding Rp40 milyar di periode yang sama tahun 2019, dan diperkirakan bahwa laba bersih ini masih akan turun hingga akhir tahun nanti karena efek dari pandemi corona. Jadi bagaimana dengan prospek sahamnya? Dan benarkah perusahaan pemilik merk Pizza Hut itu sendiri di Amerika Serikat sana telah bangkrut? Simak ulasan lengkapnya disini, semoga bemanfaat.

Begini Peran Manajer Investasi (MI) dalam Skandal Jiwasraya

Gambar
Pada hari Rabu, 24 Juni 2020, terkait Kasus gagal bayar Jiwasraya , Kejaksaan Agung menetapkan status tersangka terhadap 13 perusahaan manajer investasi (MI), plus satu orang pejabat di lingkungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ke-13 MI ini diduga telah bekerja sama dengan manajemen Jiwasraya untuk membuat produk reksadana khusus, dimana dana yang disetor oleh Jiwasraya ke dalam reksadana tersebut ujung-ujungnya tetap dibelikan saham-saham gorengan . Sedangkan satu orang pejabat OJK diatas diduga mengetahui praktek kongkalikong diatas, namun membiarkannya. Sebelumnya, Kejagung sendiri sudah menetapkan status tersangka kepada 3 orang mantan direksi Jiwasraya, 1 orang pihak luar, dan 2 orang pemilik sejumlah perusahaan Tbk, yang selama ini sudah sangat dikenal sebagai ‘bandar saham’ di bursa.

‘Second Wave Corona’ Tidak Akan Terjadi, Ini Alasannya

Gambar
Salah satu isu yang diwaspadai investor terkait arah pergerakan pasar kedepan, adalah kemungkinan terjadinya coronavirus second wave, atau gelombang kedua penyebaran virus corona, yang bisa jadi lebih mematikan/memakan lebih banyak korban dibanding gelombang pertama yang terjadi sejak awal Maret lalu. Sebab kalau berkaca pada pandemi spanish flu yang terkenal di tahun 1918 – 1919, yang diperkirakan menelan korban jiwa sekitar 17 – 50 juta penduduk di seluruh dunia, maka pandeminya ketika itu juga terjadi dalam tiga gelombang berbeda, dimana yang paling mematikan adalah gelombang kedua. However , penulis termasuk yang beranggapan bahwa untuk pandemi corona tahun ini, maka second wave itu tidak akan terjadi. Why ?

Membedah Prospek Bank BRI di Tahun Pandemi, Part 2

Gambar
Pada ulasan sebelumnya tentang Bank BRI, kesimpulannya adalah bahwa kita tidak perlu khawatir bahwa BBRI akan bangkrut atau semacamnya, itu tidak akan terjadi bahkan meski kinerja perusahaan turun karena faktor pandemi Covid-19, sehingga sahamnya tetap layak untuk investasi jangka panjang. Meski demikian kalau kita pertimbangkan lagi faktor-faktornya, maka sekarang-sekarang ini mungkin masih belum waktunya untuk masuk, dan penjelasannya akan dibahas disini. Here we go.

Analisa Pemulihan Ekonomi oleh Jay Powell, Part 2

Scott Pelley (wartawan): Bahaya apa yang mengancam dibalik kebijakan anggaran oleh pemerintah pusat, dan pemerintah negara bagian? Jerome 'Jay' Powell: Pemerintah akan menghadapi penurunan penerimaan pajak. Kemudian ada juga penurunan dari penerimaan non pajak seperti biaya transit bandara, dan semacamnya. Jadi tidak hanya rakyat, namun pemerintah juga akan kesulitan, sedangkan disisi lain mereka tetap harus menyediakan layanan publik, seperti layanan kependudukan, pemadam kebakaran, polisi, dll. Inilah alasan kami memberikan pinjaman, agar mereka juga bisa melewati masa-masa sulit ini.

Proyeksi Ekonomi Amerika oleh Jay Powell, Chairman Federal Reserve

Scott Pelley (Wartawan): Kapan ekonomi akan pulih? Jerome 'Jay' Powell: Itu akan bergantung pada perkembangan terkait pandemi coronavirus. Semakin cepat virusnya terkendali, maka semakin cepat pula bisnis akan kembali berjalan, dan orang-orang bisa kembali makan di restoran, pergi travelling, naik pesawat terbang, dan seterusnya. Ketika itu terjadi, maka ekonomi akan pulih.

Peluang Multibagger di Saham yang Terdampak Covid-19

Gambar
Dalam beberapa waktu terakhir, anda mungkin banyak membaca berita bahwa perusahaan Tbk melakukan PHK karyawan, kegiatan operasionalnya berhenti, hingga pendapatannya turun karena imbas dari pandemi Coronavirus atau Covid-19. Contohnya pada link berikut , dimana di beritanya ditulis penjualan PT Gudang Garam, Tbk (GGRM) turun karena penurunan daya beli masyarakat, karena imbas dari Covid. Nah, pertanyaannya, dari mana pihak penulis berita memperoleh informasi tersebut? Kemudian apakah kita sebagai investor juga bisa memperoleh sumber informasi yang sama, tidak hanya untuk GGRM tapi juga untuk semua emiten lainnya di BEI?

Tips & Strategi Investasi Saham, Modal 10 – 20 Juta

Gambar
Seiring dengan semakin meleknya masyarakat dengan investasi di pasar saham, dan ditambah banyaknya peluang investasi yang timbul dari penurunan harga saham itu sendiri, maka sekarang ini ada banyak investor pendatang baru di bursa, dengan modal awal yang bervariasi, mulai dari beberapa juta Rupiah, hingga milyaran. Namun jika diambil rata-ratanya, maka investor pemula biasanya menyetor modal awal dikisaran belasan hingga puluhan juta Rupiah.