Postingan

Begini Peran Manajer Investasi (MI) dalam Skandal Jiwasraya

Gambar
Pada hari Rabu, 24 Juni 2020, terkait Kasus gagal bayar Jiwasraya , Kejaksaan Agung menetapkan status tersangka terhadap 13 perusahaan manajer investasi (MI), plus satu orang pejabat di lingkungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ke-13 MI ini diduga telah bekerja sama dengan manajemen Jiwasraya untuk membuat produk reksadana khusus, dimana dana yang disetor oleh Jiwasraya ke dalam reksadana tersebut ujung-ujungnya tetap dibelikan saham-saham gorengan . Sedangkan satu orang pejabat OJK diatas diduga mengetahui praktek kongkalikong diatas, namun membiarkannya. Sebelumnya, Kejagung sendiri sudah menetapkan status tersangka kepada 3 orang mantan direksi Jiwasraya, 1 orang pihak luar, dan 2 orang pemilik sejumlah perusahaan Tbk, yang selama ini sudah sangat dikenal sebagai ‘bandar saham’ di bursa.

‘Second Wave Corona’ Tidak Akan Terjadi, Ini Alasannya

Gambar
Salah satu isu yang diwaspadai investor terkait arah pergerakan pasar kedepan, adalah kemungkinan terjadinya coronavirus second wave, atau gelombang kedua penyebaran virus corona, yang bisa jadi lebih mematikan/memakan lebih banyak korban dibanding gelombang pertama yang terjadi sejak awal Maret lalu. Sebab kalau berkaca pada pandemi spanish flu yang terkenal di tahun 1918 – 1919, yang diperkirakan menelan korban jiwa sekitar 17 – 50 juta penduduk di seluruh dunia, maka pandeminya ketika itu juga terjadi dalam tiga gelombang berbeda, dimana yang paling mematikan adalah gelombang kedua. However , penulis termasuk yang beranggapan bahwa untuk pandemi corona tahun ini, maka second wave itu tidak akan terjadi. Why ?

Membedah Prospek Bank BRI di Tahun Pandemi, Part 2

Gambar
Pada ulasan sebelumnya tentang Bank BRI, kesimpulannya adalah bahwa kita tidak perlu khawatir bahwa BBRI akan bangkrut atau semacamnya, itu tidak akan terjadi bahkan meski kinerja perusahaan turun karena faktor pandemi Covid-19, sehingga sahamnya tetap layak untuk investasi jangka panjang. Meski demikian kalau kita pertimbangkan lagi faktor-faktornya, maka sekarang-sekarang ini mungkin masih belum waktunya untuk masuk, dan penjelasannya akan dibahas disini. Here we go.

Analisa Pemulihan Ekonomi oleh Jay Powell, Part 2

Scott Pelley (wartawan): Bahaya apa yang mengancam dibalik kebijakan anggaran oleh pemerintah pusat, dan pemerintah negara bagian? Jerome 'Jay' Powell: Pemerintah akan menghadapi penurunan penerimaan pajak. Kemudian ada juga penurunan dari penerimaan non pajak seperti biaya transit bandara, dan semacamnya. Jadi tidak hanya rakyat, namun pemerintah juga akan kesulitan, sedangkan disisi lain mereka tetap harus menyediakan layanan publik, seperti layanan kependudukan, pemadam kebakaran, polisi, dll. Inilah alasan kami memberikan pinjaman, agar mereka juga bisa melewati masa-masa sulit ini.

Proyeksi Ekonomi Amerika oleh Jay Powell, Chairman Federal Reserve

Scott Pelley (Wartawan): Kapan ekonomi akan pulih? Jerome 'Jay' Powell: Itu akan bergantung pada perkembangan terkait pandemi coronavirus. Semakin cepat virusnya terkendali, maka semakin cepat pula bisnis akan kembali berjalan, dan orang-orang bisa kembali makan di restoran, pergi travelling, naik pesawat terbang, dan seterusnya. Ketika itu terjadi, maka ekonomi akan pulih.

Peluang Multibagger di Saham yang Terdampak Covid-19

Gambar
Dalam beberapa waktu terakhir, anda mungkin banyak membaca berita bahwa perusahaan Tbk melakukan PHK karyawan, kegiatan operasionalnya berhenti, hingga pendapatannya turun karena imbas dari pandemi Coronavirus atau Covid-19. Contohnya pada link berikut , dimana di beritanya ditulis penjualan PT Gudang Garam, Tbk (GGRM) turun karena penurunan daya beli masyarakat, karena imbas dari Covid. Nah, pertanyaannya, dari mana pihak penulis berita memperoleh informasi tersebut? Kemudian apakah kita sebagai investor juga bisa memperoleh sumber informasi yang sama, tidak hanya untuk GGRM tapi juga untuk semua emiten lainnya di BEI?

Tips & Strategi Investasi Saham, Modal 10 – 20 Juta

Gambar
Seiring dengan semakin meleknya masyarakat dengan investasi di pasar saham, dan ditambah banyaknya peluang investasi yang timbul dari penurunan harga saham itu sendiri, maka sekarang ini ada banyak investor pendatang baru di bursa, dengan modal awal yang bervariasi, mulai dari beberapa juta Rupiah, hingga milyaran. Namun jika diambil rata-ratanya, maka investor pemula biasanya menyetor modal awal dikisaran belasan hingga puluhan juta Rupiah.

Begini Dampak Akuisisi Pinehill Terhadap Masa Depan Indofood CBP (ICBP)

Gambar
Pada tanggal 22 Mei 2020 kemarin, anak usaha Grup Salim, PT Indofood Consumer Brand Products, Tbk (ICBP), mengumumkan bahwa perusahaan akan mengakuisisi Pinehill Company Ltd, sebuah perusahaan yang juga dimiliki oleh Grup Salim, yang bergerak di produksi dan pemasaran mi instan merk ‘Indomie’ di beberapa negara yakni Arab Saudi, Nigeria, Mesir, Turki, Serbia, Ghana, Maroko, dan Kenya. Jadi dengan akuisisi ini, maka ICBP akan menjadi perusahaan skala internasional, dengan potensi pasar lebih dari 1 milyar penduduk termasuk Indonesia. Tapi masalahnya, dengan harga akuisisi yang tampak sangat-sangat tinggi yakni $3 milyar, dimana sebagian besar diantaranya diambil dari utang, maka ICBP dalam hal ini tampak dirugikan karena harus menanggung beban utang yang sangat besar. Tapi benarkah demikian? Simak analisa lengkapnya disini.

Membedah Prospek Bank BRI di Tahun Pandemi

Gambar
Bank BRI (BBRI) melaporkan laba bersih Rp8.2 trilyun sepanjang Kuartal I 2020, cenderung stagnan dibanding periode yang sama tahun 2019 yang juga sebesar Rp8.2 trilyun, namun ini masih lebih baik dibanding kinerja emiten lainnya yang rata-rata mulai turun di awal tahun 2020 ini. Meski demikian, anda sendiri mungkin sudah mengetahui, apa isu terbesar yang menimpa saham-saham perbankan, yakni: Bagaimana kinerja mereka di Kuartal II, III, dan seterusnya? Sebab kita tahu bahwa ketika ekonomi melambat akibat Covid-19, maka biasanya yang bakal kena duluan adalah lembaga-lembaga keuangan termasuk perbankan, ditambah lagi adanya kebijakan pemerintah yang mengharuskan bank-bank untuk memberikan relaksasi kredit kepada para debiturnya, dimana itu sekilas merugikan para bank itu sendiri. Lalu apa pula itu bank jangkar??

Benarkah W. Buffett Jual Saham-Saham Perbankan? Ada Hubungannya dengan Penurunan BBRI dkk?

Gambar
Pada hari Rabu, 13 Mei, muncul berita di Barrons.com yang menyebutkan bahwa Berkshire Hathaway (BRK) telah menjual saham US Bancorp (USB), salah satu bank terbesar di Amerika Serikat (AS), senilai setidaknya $16.3 juta. Dengan penjualan ini, BRK masih memegang saham USB, namun persentase kepemilikannya berkurang dari tadinya 10% sekian menjadi tinggal 9% sekian. Berdasarkan peraturan dari SEC ( security and exchange commission, semacam OJK-nya AS), jika suatu individu/institusi memegang saham perusahaan tertentu sebanyak setidaknya 10% dari jumlah saham beredar, maka kalau institusi ini menambah atau mengurangi kepemilikannya di perusahaan itu tadi, mereka harus melaporkannya ke SEC. Tapi berhubung BRK sekarang pegang USB kurang dari 10% saham beredar, maka kalau besok-besok Warren Buffett (WB) hendak jual habis USB ini, ia tidak perlu melapor apa-apa lagi ke SEC.