Postingan

Strategi Crisis Protocol Ketika Bursa Anjlok, Part 4

Gambar
Berikutnya, ketika krisis terjadi, maka  siapapun akan rugi , dan itu normal, sehingga kita harus bisa melihat jauh kedepan . Ini juga mungkin sulit dipahami oleh temen-temen pemula, karena bukannya kalau investor saham yang masih pegang cash justru akan untung besar karena bisa belanja saham-saham bagus pada harga super diskon? Nah, dalam hal ini kita perlu sepakati dulu definisi ‘krisis’ disini: Kalau IHSG hanya turun 10 – 20% dari puncaknya, dan itu karena ada sentimen negatif sesaat yang tidak berdampak pada ekonomi, atau memang karena pasar sudah naik tinggi sebelumnya, maka itu bukan krisis, melainkan hanya koreksi pasar biasa yang cukup sering terjadi, biasanya antara 1 atau 2 tahun sekali. Dan pada kondisi ini, betul bahwa investor yang pegang cash akan cuan besar.

Strategi Crisis Protocol Ketika Bursa Anjlok, Part 3

Gambar
Okay, sekarang kita ke bagian crisis protocol ketika krisis itu terjadi. Dan penulis sebelumnya mohon maaf karena baru posting tulisannya sekarang, karena memang sengaja saya posting pas weekend agar anda bisa konsen bacanya tanpa sedikit-sedikit ngeliat naik turunnya harga saham. Sebab dalam semingguan terakhir ini kita berada dalam kondisi yang terakhir kali terjadi Oktober 2008 lalu, atau sebulan setelah Lehman Brothers dinyatakan bangkrut, dimana saham-saham terus mengalami autoreject bawah (ARB), nyaris setiap hari.

Strategi 'Crisis Protocol', Ketika Bursa Saham Anjlok, Part 2

Gambar
Okay, lanjut, berikutnya soal utang. Bagi anda yang sudah membaca blog ini sejak lama, anda mungkin hafal kalau penulis sangat anti utang, tidak hanya di saham tapi juga di kehidupan sehari-hari, dan penulis juga rajin mengingatkan ke temen-temen investor agar jangan pernah beli saham pakai margin. Salah satunya melalui tulisan ini , yang diposting pada April 2018 lalu.

Strategi ‘Crisis Protocol’, Ketika Bursa Saham Anjlok

Gambar
Menurut Cambridge English Dictionary, crisis , atau krisis, adalah periode dimana terjadi kesulitan, masalah, dan/atau bahaya besar. Krisis adalah juga periode dimana seseorang atau suatu organisasi harus segera membuat keputusan yang bisa jadi sangat penting/krusial. Sebab, periode krisis adalah periode yang bisa jadi merupakan titik balik ( turning point ) dari suatu kondisi dan situasi yang sudah terjadi selama beberapa waktu sebelumnya.

Anjloknya Dow Jones, Wabah Coronavirus, dan Dampaknya Terhadap IHSG

Gambar
Minggu lalu, tepatnya hari Senin 20 Februari, Pemerintah Korea Selatan mengumumkan keadaan darurat setelah warganya yang positif Covid-19 bertambah dua kali lipat, dari 51 menjadi 104 pasien, hanya dalam semalam. Ini adalah kali pertama sebuah negara, diluar China, memberlakukan keadaan darurat terkait merebaknya kasus Covid-19/Coronavirus. Hanya selang tiga hari kemudian, giliran Pemerintah Italia menghentikan festival di Venice, membatalkan banyak kegiatan termasuk sejumlah pertandingan sepakbola Serie A, hingga memerintahkan warga di sejumlah kota untuk tidak keluar rumah, setelah ditemukan lebih dari seratus kasus Covid, tiga pasien diantaranya meninggal dunia.

Unilever Indonesia

Gambar
Sejak dulu, setiap kali pasar saham mengalami periode koreksi/IHSG turun signifikan, maka selalu ada saja beberapa saham   yang seperti tidak bergeming alias tidak ikut turun, atau ikut turun tapi penurunannya sedikit saja. Nah, di masa lalu, saham   yang tidak ikut turun tersebut salah satunya Unilever Indonesia (UNVR), sehingga UNVR kemudian memperoleh reputasi sebagai safe haven, alias salah satu saham yang dianggap paling aman di BEI. However, dalam beberapa waktu terakhir, UNVR justru menjadi salah satu saham yang turun paling signifikan dalam periode bear market ini, dimana ketika analisa ini ditulis, UNVR berada di posisi 7,300, alias drop 13.1% secara YTD, dan totalnya sudah anjlok 26.8% dalam setahun terakhir. Jadi benarkah UNVR ini aman?

Meraup Profit Permanen dari Saham

Gambar
Untuk pertama kalinya sejak tahun 2011, pasar saham Indonesia menjalani periode awal tahun dengan kurang mulus, dimana hingga 14 Februari kemarin, IHSG ditutup turun 6.9% secara year to date (pada tahun 2011, IHSG juga turun 7.9% pada periode waktu yang sama) . Ada banyak faktor yang menyebabkan penurunan tersebut, mulai dari kelanjutan kasus Jiwasraya yang bikin pasar sepi transaksi, kasus saham gorengan yang merembet ke gagal bayar sejumlah reksadana, hingga cerita Coronavirus. However, disini kita tidak akan membahas itu semua, melainkan seperti biasa pertanyaannya adalah, adakah peluang yang bisa kita ambil dari kejatuhan bursa kali ini?

Rekaman Seminar Terbaru – Tahun 2020

Gambar
Dear investor, penulis pada bulan Januari dan awal Februari 2020 kemarin menyelenggarakan kelas value investing di Surabaya, dan Jakarta, dan Alhamdulillah berjalan lancar. Untuk materi yang disampaikan sendiri sebenarnya kurang lebih masih sama dengan seminar-seminar sebelumnya, namun ada beberapa update materi yang disesuaikan dengan kondisi pasar saat ini, dan demikian pula ada perbedaan pada contoh-contoh saham yang dibahas. Penulis bersama temen-temen peserta kelas tanggal 2 Februari 2020

PP Properti: Prospek Cerah, Tapi..

Gambar
Bagi penulis, PT PP Properti, Tbk (PPRO) , merupakan salah satu saham yang sukses menghasilkan profit jumbo di masa lalu, tepatnya di tahun 2015 lalu ketika penulis melihat bahwa sahamnya cukup murah pada PBV 0.9 kali (harga 127, sebelum stocksplit), sedangkan kinerja perusahaan terbilang bagus, prospek kedepannya bagus, sahamnya likuid, dan perusahaan punya keunggulan sebagai bagian dari PT Pembangunan Perumahan, Tbk (PTPP), salah satu perusahaan konstruksi terintegrasi terbesar dan termapan di Indonesia. Anda bisa baca lagi ulasannya disini .

Untuk Pasar Modal Indonesia, Yang Lebih Baik

Gambar
Selasa kemarin, 28 Januari, penulis memenuhi undangan acara rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI, DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, untuk membahas Kasus Jiwasraya. Rapat tersebut dihadiri oleh tiga narasumber, dua dari industri asuransi, dan satu (penulis) dari pasar modal. Kehadiran penulis diperlukan karena temen-temen dari DPR sudah mendengar sebelumnya bahwa Jiwasraya mengalami gagal bayar karena nyangkut di ‘saham gorengan’. Sehingga mereka memerlukan penjelasan, apa itu saham gorengan? Dan bagaimana persisnya hubungan kasus Jiwasraya ini dengan investasi di pasar modal?