Postingan

Legacy Stock Series: Ultrajaya Milk

Gambar
Warren Buffett pernah mengatakan, ‘Saya suka berinvestasi pada perusahaan yang sedemikian bagusnya, yang jika perusahaan tersebut dijalankan oleh seorang idiot maka hasilnya akan tetap profit’. Sudah tentu, ini bukan berarti kualitas manajemen perusahaan tidak penting, namun memang beberapa perusahaan lebih mudah dijalankan dibanding perusahaan lainnya, terutama jika perusahaan tersebut sejak awal memenuhi beberapa kriteria khusus seperti memberlakukan monopoli, memiliki kuasa untuk menentukan harga jual produknya, dan bisnisnya tidak dipengaruhi oleh naik turunnya kondisi makroekonomi.

Mengapa Generasi Millennial Harus Berinvestasi?

Gambar
Ada satu pertanyaan menarik ketika penulis mengisi acara talkshow investasi saham di sebuah kampus di Semarang, tahun 2016 lalu: Pak Teguh, tadi kan sudah disampaikan soal tips-tips untuk berinvestasi di saham. Tapi sekarang pertanyaannya general saja, bagaimana tips bagi kami yang masih kuliah ini untuk bisa sukses secara finansial setelah kami lulus nanti? Apakah harus bekerja dan menabung dulu sebelum baru kemudian invest di saham, atau bagaimana? Sebab untuk invest di saham juga perlu uang/modal kan? Dan kami saat ini gak punya modal tersebut.

Prospek Properti 2019: Jackpot??

Gambar
Ketika penulis terakhir kali membahas sektor properti, Januari 2018 lalu, ketika itu kesimpulannya adalah bahwa sektor ini berpeluang untuk ‘naik panggung’ di tahun 2018 tersebut karena dua faktor yakni: 1. Suku bunga BI Rate sedang rendah-rendahnya, yang artinya bunga KPR (kredit pemilikan rumah) juga lagi murah, dan ini akan mendorong orang untuk beli rumah, 2. Kondisi ekonomi nasional secara umum cukup bagus. Namun ini bukan berarti semua saham properti bisa dikoleksi, karena selain dua faktor diatas, tiap-tiap emiten properti juga punya faktor individualnya masing-masing yang berpengaruh terhadap kinerja mereka, seperti lokasi properti-nya, kualitas infrastruktur di sekitar proyek, jenis properti yang dijual, hingga kualitas manajemen. Anda bisa baca lagi ulasannya disini .

Bagaimana Jika Emiten Bangkrut?

Gambar
Warren Buffett di salah satu annual letter-nya di tahun 1960-an, bercerita tentang investasinya di Sanborn Map Co., perusahaan penyedia layanan peta untuk seluruh wilayah Amerika Serikat dengan pelanggan perusahaan asuransi, pemerintah daerah, hingga dinas pajak. WB menempatkan tak kurang dari 35% dana kelolaannya di Sanborn, dengan alasan sebagai berikut: Sanborn ini dulunya merupakan perusahaan monopoli dibidangnya, dan otomatis kinerja profitnya sangat bagus. Namun pada dekade 1950-an, perusahaan asuransi menemukan metode under-writing yang disebut carding, yang menyebabkan mereka tidak lagi membutuhkan peta yang dibuat oleh Sanborn.

Seminar Value Investing Advanced, Jakarta, 24 Maret

Gambar
Dear investor, penulis (Teguh Hidayat) menyelenggarakan kelas investasi saham dengan tema: ‘ Value Investing, Advanced ’, di Jakarta, hari  Minggu 24 Maret 2019 . Tidak seperti kelas seminar yang biasanya, pada sesi kelas kali ini kita tidak lagi membahas cara membaca laporan keuangan, atau cara menghitung valuasi saham, melainkan lebih dalam lagi terkait strategi menghadapi koreksi pasar , cara menemukan saham atau sektor yang bakal ‘naik panggung’, cara merespon aksi korporasi emiten, dst. Berikut materi selengkapnya:

Seminar Value Investing, Jakarta, 23 Maret

Gambar
Dear investor, penulis (Teguh Hidayat) menyelenggarakan kelas investasi saham dengan tema:  ‘Value Investing – Beat The Market in Five Minutes!’  di Jakarta, hari  Sabtu, 23 Maret 2019 . Di seminar ini pada intinya kita akan belajar tentang pengertian investasi saham (dan apa bedanya dengan trading), konsep & pengertian value investing, cara menilai fundamental perusahaan, cara menghitung harga wajar saham, hingga cara menyusun portofolio yang efektif. Berikut kisi-kisi materi selengkapnya: Ilustrasi Value Investing

Cara Beli Saham Persis Pada Harga Terendahnya

Gambar
Beberapa waktu lalu penulis menonton film berjudul Sully , yang bercerita kisah nyata (meski ditambah sedikit bumbu-bumbu fiksi) tentang seorang pilot bernama Capt. Chesley ‘Sully’ Sullenberger, yang pada Januari 2009 mendaratkan pesawat terbang secara darurat di Sungai Hudson, Kota New York, setelah pesawat tersebut sebelumnya menabrak kawanan burung di udara ( bird strike ). Oleh publik, Kapten Sully dianggap sebagai pahlawan, karena ia berhasil menyelamatkan nyawa seluruh penumpang serta kru pesawat, totalnya berjumlah 155 jiwa. Namun investigasi lanjutan oleh otoritas berwenang menunjukkan bahwa pesawat masih bisa berputar kembali ke bandara, dan tidak harus mendarat darurat di air.

Kirana Megatara, dan Prospek Harga Karet

Gambar
Kirana Megatara (KMTR) membukukan laba bersih Rp69 milyar hingga Kuartal III 2018, anjlok dibanding periode yang sama di tahun 2017 sebesar Rp391 milyar, dan karena itulah sahamnya terjun bebas dari 900-an, Februari 2018 lalu, hingga mentok di 250 pada November, sebelum kemudian naik lagi ke posisi sekarang (350-an). Namun yang menarik perhatian penulis adalah ketika perusahaan menggelar right issue pada Januari 2019 kemarin di harga 530 , alias jauh diatas harga sahamnya dipasar, dimana pembeli siaganya adalah perusahaan asal Singapura dengan nama  Hainan State Farm (HSF) Pte. Ltd . Dan setelah right issue tersebut, pemegang saham mayoritas KMTR berubah dari sebelumnya Grup Triputra milik konglomerat Theodore P. Rachmat, menjadi HSF diatas (Grup Triputra masih jadi pemegang saham di KMTR, namun persentase kepemilikannya sedikit berkurang/terdilusi). Pertanyaannya, kenapa HSF bela-belain nyetor saham baru di KMTR pada harga diatas harga pasar? Termasuk kenapa mereka sampai mengambil

Buku Karya Value Investor Senior: Pak Joeliardi

Gambar
S ebagai investor, ada satu ‘aset’ yang menurut penulis sangat berharga untuk dimiliki, namun sekaligus sangat sulit untuk diperoleh: Kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan  investor yang lebih senior.  Berharga, karena dari mereka-lah kita bisa memperoleh  sharing  pengalaman, pencerahan, dan nasihat-nasihat penting, dimana itu semua sangat dibutuhkan dalam kegiatan berinvestasi itu sendiri. Namun kesempatan ini juga sulit untuk diperoleh, mengingat investor senior yang sudah berinvestasi di pasar saham sejak tahun 80-an atau 90-an (BEI itu sendiri baru buka lagi tahun 1977), dan masih aktif berinvestasi sampai sekarang, itu jumlahnya sangat sedikit. Dan kalaupun ada maka biasanya mereka  low profile  dan cenderung tertutup, yang jangankan ditemui, untuk ditelpon saja susahnya sampai jungkir balik.

Value Investing: Analogi Sederhana

Gambar
Beberapa waktu lalu di Instagram penulis posting ‘value investing quiz’ dengan pertanyaan, jika anda hendak bepergian pakai pesawat dari Jakarta ke Padang dengan hanya dua pilihan jadwal berikut (di hari yang sama), maka berdasarkan kaidah value investing, manakah yang akan anda pilih? Lion atau Garuda? Dan ternyata banyak sekali jawaban yang bagus-bagus yang masuk. Nah, sekarang giliran jawaban dari saya.