Postingan

Tiga Tips Investasi Saham u/ Pemula

Gambar
Seperti juga tahun-tahun sebelumnya, tak terasa tahun 2017 inipun akan segera berlalu dan, hey, blog ‘Indonesia Value Investing’ ini tiba-tiba saja sudah berusia 8 tahun . Jadi bagi anda yang sudah membaca blog ini sejak tahun-tahun awal maka anda, bersama-sama dengan penulis, sudah melewati banyak sekali fase naik turunnya pasar saham, sudah mengalami ‘susah senang’ bersama, pernah merasa flying without wings ketika memperoleh profit besar, dan sebaliknya pernah pula kebingungan hingga stress ketika terpaksa cut loss.

Seminar Value Investing: Surabaya, 20 Januari 2018

Gambar
Dear investor, penulis  (Teguh Hidayat)  menyelenggarakan training/seminar/workshop investasi saham dengan tema  ‘Value Investing  – How to Casually Make Money from Stock Market ’ , di  Surabaya. Acara ini juga merupakan kesempatan untuk gathering bagi teman-teman sesama investor saham  di Surabaya (atau dari luar kota juga boleh hadir). B erikut keterangan selengkapnya:

Tiga Pilar Sejahtera Food

Gambar
Dalam beberapa waktu terakhir ini ada banyak saham second liner yang turun signifikan seiring dengan terjadinya koreksi pasar (soal koreksi pasar ini, baca lagi penjelasannya disini ), namun mungkin tidak ada saham lain yang turun sedalam Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA). Yup, enam bulan lalu AISA masih berada di level 1,700-an, sebelum kemudian drop ke level 1,000-an pada Juli 2017 setelah perusahaan tersangkut kasus hukum terkait anak usahanya, PT Indo Beras Unggul. However, tak hanya kasus hukumnya tersebut sampai sekarang masih simpang siur, AISA kembali dihantam isu-isu miring mulai dari rencana divestasi unit usaha berasnya hingga isu default (gagal bayar utang), dan alhasil sahamnya kembali terjun bebas hingga sempat menyentuh level 378, sebelum kemudian membal ke level 480 – 500.

Cara ‘Membeli’ IHSG

Gambar
Pada salah satu sesi kelas private kemarin, ada pertanyaan menarik dari peserta: ‘Pak Teguh, saya ini kan gak mengejar profit besar ataupun profit cepat dari saham. Asal bisa dapet profit decent diatas bunga deposito, katakanlah 10 – 15% per tahun, dan juga konsisten dalam jangka panjang, saya sudah sangat puas. Nah, saya perhatikan kenaikan IHSG dalam jangka panjang, kalau dirata-ratakan adalah sekitar segitu per tahun. Jadi bisa gak kita gak usah beli saham, tapi beli IHSG-nya saja?’

Cara Membaca Arah Pasar Sekarang Ini

Gambar
Sebagian dari anda mungkin bingung dengan kondisi pasar saham dalam satu atau dua minggu terakhir, dimana ada banyak saham yang turun cukup banyak (10% atau lebih), padahal gak ada sentimen atau berita negatif apapun terkait perusahaannya (kecuali mungkin rumor-rumor yang gak jelas dari mana sumbernya), sementara disisi lain IHSG-nya masih strong di level 6,000-an. Maksud penulis adalah, kalau misalnya sebuah saham turun ketika IHSG-nya lagi turun, atau ada something bad terkait perusahaan, maka penurunan tersebut jadi bisa dimaklumi, dan terdapat harapan bahwa saham itu nanti juga bakal naik lagi ketika IHSG naik lagi. Tapi bagaimana ketika ada sebuah saham yang seperti turun sendiri, tanpa ada peristiwa apapun yang bisa menjelaskan penurunan tersebut?

Prospek ANTM, TINS, PTBA Pasca Pembentukan Holding Tambang

Gambar
Pada Rabu, 29 November kemarin, tiga BUMN tambang yakni PT Aneka Tambang (ANTM), PT Timah (TINS), dan PT Bukit Asam (PTBA), secara hampir bersamaan (hanya beda jam) menyelenggarakan RUPS untuk menyetujui rencana pembentukan perusahaan holding tambang, dimana saham milik pemerintah di ketiga perusahaan (hanya saham milik pemerintah saja, jadi saham milik investor publik tetap dimiliki oleh publik/ketiga perusahaan tersebut tetap berstatus Tbk) semuanya dialihkan ke PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) . Dengan demikian Pemerintah sekarang memiliki satu perusahaan tambang yang besar, yang merupakan gabungan dari Inalum, ANTM, TINS, dan PTBA, dimana Inalum menjadi induk (holding) dari tiga perusahaan lainnya.

Siklus Krisis 10 Tahunan?

Gambar
Salah satu topik yang paling sering dibicarakan di komunitas investor pasar modal adalah, kapan kira-kira terjadi krisis lagi? Dan sejak beberapa tahun lalu sudah muncul anggapan akan adanya ‘siklus krisis 10 tahunan’. Yup, berhubung krisis besar yang masih diingat semua orang adalah krisis moneter 1998 dan juga krisis global 2008, dimana kedua krisis tersebut terjadi dalam selang waktu 10 tahun, maka secara simpelnya krisis berikutnya akan terjadi 10 tahun setelah 2008, alias tahun 2018. Pertanyaannya, benarkah pada tahun 2018, alias tahun depan, akan kembali terjadi krisis?

Stocksplit, & Pengaruhnya ke Harga Saham

Gambar
Stocksplit , atau secara harfiah bermakna ‘pemecahan saham’, adalah aksi korporasi dimana perusahaan memecah/membelah saham beredarnya hingga jumlah saham tersebut menjadi lebih banyak, tanpa menambah ataupun mengurangi nilai dari saham itu sendiri . Untuk kalimat terakhir mungkin perlu digaris bawahi, karena seringkali investor bingung terkait apakah stocksplit ini membuat sebuah saham jadi lebih menarik/prospektif, atau justru sebaliknya harus dihindari karena nilainya (atau harganya yang tertera di market) turun.

Buku Kumpulan Analisis Saham, Kuartal III 2017

Gambar
Dear investor, seperti biasa setiap kuartal alias tiga bulan sekali, penulis membuat buku elektronik (ebook, dengan format PDF) yang berisi kumpulan analisis fundamental saham, yang kali ini didasarkan pada laporan keuangan para emiten untuk periode Kuartal III 2017 . Ebook ini diharapkan akan menjadi panduan bagi anda (dan juga bagi penulis sendiri) untuk memilih saham yang bagus untuk trading jangka pendek, investasi jangka menengah, dan panjang.

Sido Muncul

Gambar
Beberapa waktu lalu penulis mendengar cerita unik. Jadi pada tanggal 15 Oktober kemarin di Kota Bantul, Jogja, dilangsungkan pernikahan dengan mas kawin bukan emas, seperangkat alat shalat atau semacamnya, melainkan mas kawin saham , dalam hal ini saham Sido Muncul (SIDO) sebanyak 500 lot senilai Rp27.7 juta, atau Rp555 per saham. Ini menarik, mengingat mempelai pria memang seorang investor yang sudah mulai mengenal saham sejak tahun 2013, dan tentunya ia tidak main-main ketika memberikan mas kawin berupa saham tersebut. Pertanyaannya, kenapa saham SIDO yang dijadikan mas kawin, dan bukannya saham lain?