Postingan

Bumi Resources Minerals

Gambar
Pada Oktober 2016 lalu, di blog ini kita sudah membahas tentang salah satu saham paling fenomenal dalam sejarah Pasar Modal di Indonesia, Bumi Resources (BUMI), yang ketika itu tiba-tiba saja melompat dari Rp82 ke Rp123 per saham, hanya dalam tiga hari perdagangan. Namun setelah mempertimbangkan kenaikan harga batubara, plus adanya rencana dari perusahaan untuk mengkonversi utangnya menjadi saham (yang kemudian disetujui oleh kreditor), maka ketika itu kesimpulannya adalah bahwa BUMI sangat menarik karena masih berpeluang untuk naik lebih tinggi lagi. Anda bisa baca lagi ulasannya disini .

Investor Lokal + Investor Asing = IHSG??

Gambar
Kalau anda membuka website IDX hari ini, maka akan muncul berita bahwa per akhir tahun 2016 kemarin, kepemilikan investor domestik terhadap saham-saham di BEI tercatat 45.5%, berbanding asing sebesar 54.5%. Meski dari data ini bisa dilihat bahwa ternyata Bursa Saham Indonesia masih didominasi investor asing, namun kepemilikan investor domestik yang 45.5% tadi merupakan yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Sebelumnya, antara tahun 2007 hingga 2015, kepemilikan domestik atas saham-saham di BEI hanya berkisar antara 33 – 41%, dimana kalau kita lihat beberapa perusahaan terbesar di Bursa yang majority shareholder- nya merupakan investor asing, katakanlah seperti HM Sampoerna yang dimiliki Philip Morris (Amerika), Astra International yang dipegang Jardine Matheson (Hong Kong), atau Unilever Indonesia yang dikuasai Unilever BV (Inggris – Belanda), maka sepertinya memang cukup jelas bahwa kita masih belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Kenapa Kita Harus Nabung Saham?

Gambar
Di artikel minggu lalu tentang outlook IHSG untuk tahun 2017, di bagian akhir artikel penulis menyampaikan bahwa kalau Anda masih ragu-ragu dengan arah pasar, terutama karena pasar sampai sekarang masih sepi dari sentimen (sehingga IHSG bergerak stagnan), maka boleh juga tunggu diluar alias pegang cash, dimana dengan demikian porto Anda aman dari kemungkinan munculnya sentimen negatif tertentu dalam satu dua bulan kedepan yang bisa menyebabkan IHSG drop (dan saham anda ikut drop). Tapi disisi lain kalau anda hanya pegang cash saja, maka anda mungkin akan ketinggalan kereta kalau ternyata IHSG langsung naik. At the end, nobody could predict the market, right? Apalagi dalam jangka pendek seperti itu.

Kemana Arah IHSG di Tahun 2017??

Gambar
Hingga Senin, 9 Januari kemarin, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbilang sepi dengan nilai transaksi rata-rata hanya Rp5.25 trilyun per hari sejak awal tahun, atau jauh dibawah biasanya yang mencapai Rp6 – 7 trilyun per hari, itupun karena ditopang oleh peningkatan nilai transaksi yang sangat signifikan dari dua saham yang sebelumnya sepi-sepi saja, yakni Bumi Resources (BUMI) dan Bumi Resources Minerals (BRMS), yang total nilai transaksi keduanya mencapai lebih dari Rp500 milyar atau 10% dari seluruh nilai transaksi di bursa setiap harinya. Kondisi ini mungkin menimbulkan pertanyaan: Ada apa ini sebenarnya? Bukannya pasar saham itu biasanya rame kalo awal tahun? Lalu bagaimana kira-kira pergerakan IHSG untuk tahun 2017 ini? Okay, kita langsung saja.

Seminar Value Investing, Jakarta, 21 Januari 2017

Gambar
Dear investor, penulis  (Teguh Hidayat) menyelenggarakan training/seminar/workshop investasi saham dengan tema ‘Value Investing  – Buy at Lowest Price, Sell at Highest’ , di  Jakarta . Acara ini juga merupakan kesempatan untuk gathering bagi teman-teman sesama investor saham di Jakarta dan sekitarnya (atau dari luar kota juga boleh hadir). Dan berikut keterangan selengkapnya:

Dampak Peraturan Auto Reject 35% Terhadap IHSG

Gambar
IHSG membuka tahun 2017 dengan turun 0.4% ke posisi 5,276 pada perdagangan perdana di hari Selasa, 3 Januari kemarin. Namun yang mungkin menarik untuk diperhatikan adalah, pada tanggal 3 Januari tersebut terdapat beberapa saham yang turun lebih dari 10%, katakanlah Atlas Resources (ARII) yang tak tanggung-tanggung jeblok 25% dari 520 ke 390, hanya dalam sehari! Kemudian besoknya, Rabu 4 Januari, giliran Semen Baturaja (SMBR) yang digebuk 24.8%. Sebelumnya kita tentu tahu bahwa berdasarkan peraturan BEI, saham apapun maksimal hanya bisa turun 10% dalam sehari. Jadi apakah mulai tahun 2017 ini peraturan tersebut telah berubah? Dan jika iya, lalu bagaimana dampaknya terhadap IHSG?

Sudahkah Anda Melakukan Evaluasi?

Gambar
Li Ka-shing, konglomerat asal Hong Kong yang juga pernah menjadi orang terkaya di Asia, pernah mengalami musibah pada tahun 1996 dimana putra tertuanya, Victor Li, diculik oleh gangster Hong Kong bernama Cheung Tze-keung, yang kemudian meminta uang tebusan senilai HK$ 2 milyar. Alih-alih menghubungi polisi, Mr. Li justru memenuhi tuntutan si penculik dengan memberikan uang tebusan seperti yang diminta.

Prospek Saham-Saham Konstruksi di 2017

Gambar
Tahun 2016 akan segera berakhir, dan sepanjang tahun ini terdapat beberapa sektor di BEI yang ‘tidak kebagian panggung’, biasanya karena kinerja para emiten di sektor tersebut memang lagi jelek, tidak terdapat sentimen positif atau malah tertekan oleh sentimen negatif, atau sekedar tertutup oleh euforia di sektor lain. Nah, pada kondisi inilah seorang value investor berpeluang untuk menemukan mutiara terpendam, yakni saham-saham dari perusahaan yang sejatinya no problemo tapi dijual pada harga obralan, sehingga bisa menghasilkan profit puluhan hingga ratusan persen dalam waktu 1 – 2 tahun, atau bahkan hanya dalam hitungan bulan.

Saya Ketinggalan Kereta! Gimana Nih?

Gambar
Pertengahan September lalu, salah satu saham bluechip yang cukup populer di kalangan investor yakni Jasa Marga (JSMR), tiba-tiba saja anjlok ke level 4,500-an, yang merupakan posisi terendahnya dalam setahun terakhir, padahal fundamental perusahaannya keliatannya tidak ada masalah sama sekali (pada Semester I 2016, laba JSMR masih tumbuh 44%). Tapi kemudian diketahui bahwa JSMR bisa jeblok gitu cuma karena right issue saja. Pertanyaannya kemudian, apakah ini merupakan value opportunity alias peluang? Dan jika jawabannya adalah iya, maka pada harga berapa kita boleh beli JSMR ini?

Outlook IHSG Setelah Aksi Damai 212

Gambar
Pada Jumat, 2 Desember kemarin, IHSG ditutup naik 0.9% seiring dengan optimisme investor bahwa ‘Aksi Damai 212’ yang digelar pada hari tersebut, yang merupakan lanjutan dari demo besar tanggal 4 November lalu, akan berjalan lancar tanpa hambatan berarti (dan memang benar event besar tersebut berakhir aman dan damai, bahkan Presiden Jokowi turut menyempatkan diri shalat jumat bersama para peserta aksi). Namun demikian investor asing ketika itu masih jualan,   tepatnya sebesar Rp181 milyar, dimana jika diakumulasikan sejak September lalu maka posisi investor asing di BEI sudah berkurang sekitar Rp20 trilyun, dan itu pula yang menyebabkan pergerakan IHSG cenderung tersendat-sendat hingga sekarang ini.