Postingan

Modernland Realty

Gambar
Modernland Realty (MDLN) adalah satu dari sekian banyak perusahaan yang menikmati booming industri properti dalam dua tahun terakhir ini, dengan mencetak laba bersih Rp323 milyar pada Kuartal I 2013, yang menjadikannya masuk dalam ‘ Club 40 ’, yakni perusahaan dengan ROE lebih dari 40%. Malah, ROE MDLN pada Kuartal I 2013 sejatinya mencapai 50.6%, meski tentunya dengan asumsi bahwa perolehan laba bersihnya yang super-besar pada periode Kuartal I 2013 tersebut berlanjut hingga setidaknya akhir tahun 2013 ini. However, beberapa investor dan analis cukup yakin bahwa kinerja terbaru MDLN yang sangat bagus tersebut masih bisa berlanjut, mengingat jumlah laba bersih yang diperoleh perusahaan belum termasuk laba dari pendapatan dari penjualan tanah ke perusahaan properti lainnya, Alam Sutera Realty (ASRI), senilai Rp3 trilyun.

Analisis Pergerakan Saham-Saham Blue Chip

Gambar
Senin ini, tanggal 17 Juni 2013, IHSG melanjutkan rebound-nya dan ditutup naik tipis 0.3% ke posisi 4,774. Jika dihitung dari posisi bottomnya yaitu 4,608 pada hari Kamis lalu, maka IHSG sudah rebound 3.6%. However, kalau dihitung dari posisi puncaknya yakni 5,251, maka IHSG pada saat ini masih terkoreksi sebesar 9.1%, alias masih cukup dalam. Hal inilah yang kemudian menimbulkan pertanyaan besar di kalangan pelaku pasar: Apakah koreksi market yang terjadi sejak awal Juni lalu sudah selesai, ataukah masih bakal terjadi koreksi lanjutan?

Semen Baturaja

Gambar
IPO Semen Baturaja (kodenya belum ditentukan, jadi kita sebut saja ‘Baturaja’) di akhir Juni mendatang menjadi menarik untuk diperhatikan karena setidaknya dua hal. Yang pertama adalah kesuksesan dari IPO BUMN sebelumnya, Waskita Karya (WSKT), yang terus saja naik dari harga perdananya di 380 hingga sempat menyentuh 1,080 sebagai posisi tertingginya, sehingga ada ekspektasi bahwa Baturaja pun mungkin akan mengalami hal yang sama. Dan yang kedua adalah karena timing IPO-nya bertepatan dengan momentum kenaikan saham-saham infrastruktur, termasuk duo saham semen yakni INTP dan SMGR, sehingga Baturaja sebagai saham semen juga memiliki peluang untuk langsung menyusul dua seniornya tersebut. Benarkah demikian? Well, memang itulah yang akan kita bahas disini. Here we go!

My Interview with Warren Buffett

Gambar
Hello Sir, my name is Teguh Hidayat, I am a stock investor from Indonesia. Can I have your time for just a minute? I would ask some questions which I am sure you have the answer.

Sentul City

Gambar
Sentul City (BKSL) adalah perusahaan pengembang kawasan township (kota pemukiman terpadu) dengan nama yang sama dengan nama perusahaannya, yakni Sentul City, berlokasi di Kawasan Sentul, Bogor. BKSL mulai membangun Sentul City ini sejak tahun 1994, tapi perkembangannya baru terasa dua tiga tahun terakhir ini. Selain Sentul City, hingga saat ini BKSL belum memiliki township lainnya lagi. Meski begitu, Sentul City sendiri merupakan township yang cukup luas, yakni lebih dari 1,415 hektar, atau kurang lebih setara dengan BSD City seluas 1,300 hektar (Belum termasuk landbank. Kalau memperhitungkan landbank-nya, luas Sentul City adalah 3,100 hektar, sementara BSD City 6,000 hektar, dan karenanya BSD City boleh disebut sebagai township terbesar di Indonesia).

Mengenal 'Landbank', dan Aset Real Estate

Gambar
Di artikel sebelumnya tentang landbank, ada yang menanyakan, bagaimana bisa harga rata-rata landbank milik Bumi Serpong Damai (BSDE) cuma Rp189,000 per meter persegi? Rasa-rasanya itu nggak mungkin lah, mengingat harga tanah di BSD City minimal jutaan Rupiah, atau bahkan ada yang mencapai puluhan juta Rupiah per meter persegi. Demikian pula dengan landbank milik Alam Sutera Realty (ASRI), apa bener harga rata-ratanya cuma Rp309,000 per meter? Sementara tanah kavling di kawasan Alam Sutera saja harganya ada yang diatas sepuluh juta per meter.

Seminar! 1 juni 2013

Gambar
Dear investor, penulis kembali menyelenggarakan seminar edukasi investasi di Jakarta, yang kali ini akan membahas dua poin pokok . Satu, terkait  manajemen psikologis  dalam berinvestasi. Dua, penulis akan meng-share metode cepat yang biasa penulis lakukan selama ini dalam melakukan  screening  (seleksi) saham secara fundamental, untuk menemukan saham-saham bagus yang mungkin masih belum dilirik orang (sehingga kita bisa curi start dengan masuk duluan).

Apa itu ‘Cut Loss’, dan Bagaimana Melakukannya

Gambar
Sebagai investor atau trader saham, entah itu berstatus newbie ataupun senior, anda pasti sudah hafal dengan istilah cut loss , yaitu ketika kita menjual saham pada harga yang lebih rendah dari harga belinya, sehingga kita mengalami kerugian. Secara harfiah, cut loss bermakna memotong (cut) kerugian (loss), alias untuk mencegah agar anda tidak mengalami kerugian yang lebih dalam lagi. Artinya, ketika anda melakukan cut loss, maka tujuannya bukan untuk merealisasikan kerugian, melainkan untuk mencegah kerugian yang lebih lanjut ketika saham yang anda pegang tersebut terus saja turun.

Daftar Landbank Emiten Properti

Gambar
Salah satu metode analisis fundamental untuk saham-saham properti adalah dengan melihat kepemilikan landbank milik perusahaan. Yang dimaksud dengan landbank adalah tanah kosong yang akan dikembangkan kemudian (kadang disebut juga ‘tanah mentah’). Semakin banyak cadangan landbank yang dimiliki sebuah perusahaan properti, maka biasanya saham perusahaan yang bersangkutan akan dianggap lebih menarik. Dasar pemikirannya adalah karena biasanya harga properti berupa tanah/lahan akan terus naik seiring waktu, bahkan jika tanah tersebut tidak diapa-apakan, sehingga nilai perusahaan pemilik tanah tersebut juga akan terus meningkat. Sementara jika diatas tanah tadi dibangun perumahan, misalnya, maka perusahaan properti yang bersangkutan akan memperoleh kenaikan nilai yang lebih tinggi lagi.

Mandala Multifinance

Gambar
Sekitar setahun yang lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan kebijakan uang muka/DP minimum untuk kredit kendaraan bermotor (dan juga properti), dari sebelumnya terserah masing-masing perusahaan pembiayaan/finance, menjadi minimal 30% untuk kredit mobil, dan 20% untuk kredit motor. Sebelumnya, perusahaan-perusahaan pembiayaan memang agak keterlaluan dalam menyalurkan kredit mereka, dimana seorang pembeli bahkan sudah bisa membawa pulang sebuah sepeda motor seharga Rp12 juta hanya dengan DP Rp400,000 saja. BI kemudian melihat bahwa hal ini berpotensi menjadi bubble, dan karenanya kemudian mereka mengeluarkan kebijakan DP minimum tadi.