Postingan

Cara Menganalisis Debt to Equity Ratio

Gambar
Pada artikel minggu lalu yang berjudul Indospring alias INDS, seorang teman menanyakan pertanyaan yang kalau menurut penulis, sangat bagus. Pertanyaannya begini: Di laporan keuangannya, total utang INDS cukup besar yaitu sekitar dua kali lipat modalnya. Terus kenapa kok sahamnya masih dianggap bagus? Bukannya kita sebaiknya memilih saham yang perusahaannya tidak memiliki utang terlalu besar? Okay, here we go!

Indospring

Gambar
Di BEI, Astra Otoparts (AUTO) sangat terkenal sebagai perusahaan onderdil kendaraan bermotor. Namun AUTO bukanlah satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang yang prospektif tersebut. Indospring (INDS) adalah juga merupakan perusahaan produsen spare part otomotif, dengan spesialisasinya yaitu pembuat pegas untuk shock breaker . Dan meski ukuran perusahaannya jauh lebih kecil, namun INDS memiliki kinerja yang tidak kalah bagusnya dibanding AUTO.

Krakatau Steel: Prospek Blast Furnace

Gambar
Krakatau Steel (KRAS) mengalami penurunan kinerja yang cukup buruk pada Kuartal I 2010. Laba bersihnya anjlok hampir 70%. Penurunan ini sebenarnya sudah terdeteksi sejak kuartal IV 2010, dimana meski ketika itu KRAS mencatat kenaikan laba bersih sampai tripel digit, namun penjualannya sebenarnya turun 12.2%. Makanya kalau kita perhatikan, saham KRAS tidak mampu bergerak banyak sepanjang tahun 2011 ini. Namun meski fundamentalnya lagi nggak bagus, KRAS tetap mencuri perhatian investor lewat proyek blast furnace yang sudah mereka rencanakan. Bagaimana prospeknya?

Bumi Resources: Never Ending Stories

Gambar
Bumi Resources (BUMI) mencatat laba bersih komprehensif US$ 101 juta pada kuartal pertama 2011 lalu, turun 31.2% dibanding periode yang sama tahun 2010. Meski laba bersihnya turun, namun pendapatan serta laba operasionalnya masih meningkat, sehingga beberapa orang mungkin tetap bisa mengatakan bahwa BUMI ini masih menarik. Apalagi ROE BUMI masih cukup tinggi yaitu 30.7%. Namun, bukan itu yang akan kita bahas disini.

Jasuindo Tiga Perkasa

Gambar
Di BEI, terdapat beberapa perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang terbilang unik, dan bisa jadi perusahaan tersebut adalah satu-satunya perusahaan terbuka yang bergerak di bidang itu. Jasuindo Tiga Perkasa (JTPE) adalah salah satunya. JTPE bergerak di usaha penyediaan dokumen niaga yang terintegrasi, mulai dari desain hingga percetakan. Mirip seperti perusahaan percetakaan pada umumnya, namun lebih fokus pada percetakaan dokumen milik perusahaan, termasuk dokumen atau card yang bersifat secure atau confidential .

Telkom

Gambar
Di masa lalu, Telkom (TLKM) hampir selalu menjadi pilihan investasi, karena memang kualitas kinerja TLKM terbilang sangat baik, setara dengan Astra International (ASII), atau bahkan lebih baik dalam poin-poin tertentu. Sayangnya dalam lima tahun terakhir seiring dengan kinerjanya yang jalan di tempat, harga sahamnya pun jalan di tempat. Ketika artikel ini ditulis, TLKM berada di posisi 7,100, atau hampir tidak berubah dibanding posisinya 2 tahun yang lalu, atau bahkan 5 tahun yang lalu, yaitu 7,400.

Delta Dunia Makmur

Gambar
Delta Dunia Makmur (DOID) dulunya adalah perusahaan properti dan tekstil, yang kemudian banting setir menjadi perusahaan holding untuk perusahaan jasa tambang batubara, setelah mengakuisisi PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) pada tahun 2009. BUMA adalah perusahaan jasa tambang batubara terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi batubara 35.0 juta ton pada 2010, dan 7.8 juta ton pada kuartal I 2011. Beberapa klien BUMA adalah Berau Coal, Adaro, dan Kideco Jaya Agung.

Visi Media Asia

Gambar
Visi Media Asia (Grup Viva/VIVA) adalah perusahaan media milik Grup Bakrie yang merupakan induk dari dua stasiun televisi yaitu TvOne, ANTV, dan satu portal berita internet, yaitu Vivanews.com. Kita tahu bahwa selama ini, penguasa di industri televisi Indonesia adalah Grup MNC (trio RCTI, GlobalTV, dan MNC-TV). Sementara penguasa di industri portal berita internet adalah detik.com. Lalu dimanakah posisi VIVA?

Intraco Penta

Gambar
Intraco Penta (INTA) bukanlah perusahaan yang terlalu populer di BEI, penulis juga hampir gak pernah memperhatikan sahamnya. Namun saham ini menjadi menarik untuk dicermati pasca stock split-nya pada tanggal 9 Juni kemarin, dimana rasio stock split-nya cukup besar yaitu 1:5. Hmm, apakah INTA ini memang bagus sehingga harus mengadakan stock split seperti itu, ataukah ceritanya sama seperti Intiland Development (DILD) dulu?

Review IHSG

Gambar
Ketika artikel ini ditulis, IHSG rebound 0.47% ke posisi 3,766, setelah sebelumnya terjerembab lumayan dalam dari 3,842 ke 3,748 (hampir 100 poin) hanya dalam beberapa hari. Yang menarik disini bukanlah penguatan ataupun penurunan tersebut, melainkan: Dalam sebulan terakhir ini IHSG hanya mampu mondar mandir di kisaran 3,700 – 3,850, alias gak naik-naik, meski juga gak turun-turun. Posisi 3,850 menjadi resistance kuat bagi IHSG dimana IHSG hanya sempat dua kali saja mampu menembusnya, sebelum kemudian turun lagi. Apa penyebabnya? Apa posisi 3,850 tersebut bubble? Terus ada yang bilang kalau buruknya data-data ekonomi dan ketenaga kerjaan Amerika Serikat (AS) yang kemarin sempat membuat Dow Jones anjlok sampai diatas 2% hanya dalam sehari merupakan awal dari krisis baru. Benarkah?