Postingan

Telkom

Gambar
Di masa lalu, Telkom (TLKM) hampir selalu menjadi pilihan investasi, karena memang kualitas kinerja TLKM terbilang sangat baik, setara dengan Astra International (ASII), atau bahkan lebih baik dalam poin-poin tertentu. Sayangnya dalam lima tahun terakhir seiring dengan kinerjanya yang jalan di tempat, harga sahamnya pun jalan di tempat. Ketika artikel ini ditulis, TLKM berada di posisi 7,100, atau hampir tidak berubah dibanding posisinya 2 tahun yang lalu, atau bahkan 5 tahun yang lalu, yaitu 7,400.

Delta Dunia Makmur

Gambar
Delta Dunia Makmur (DOID) dulunya adalah perusahaan properti dan tekstil, yang kemudian banting setir menjadi perusahaan holding untuk perusahaan jasa tambang batubara, setelah mengakuisisi PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) pada tahun 2009. BUMA adalah perusahaan jasa tambang batubara terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi batubara 35.0 juta ton pada 2010, dan 7.8 juta ton pada kuartal I 2011. Beberapa klien BUMA adalah Berau Coal, Adaro, dan Kideco Jaya Agung.

Visi Media Asia

Gambar
Visi Media Asia (Grup Viva/VIVA) adalah perusahaan media milik Grup Bakrie yang merupakan induk dari dua stasiun televisi yaitu TvOne, ANTV, dan satu portal berita internet, yaitu Vivanews.com. Kita tahu bahwa selama ini, penguasa di industri televisi Indonesia adalah Grup MNC (trio RCTI, GlobalTV, dan MNC-TV). Sementara penguasa di industri portal berita internet adalah detik.com. Lalu dimanakah posisi VIVA?

Intraco Penta

Gambar
Intraco Penta (INTA) bukanlah perusahaan yang terlalu populer di BEI, penulis juga hampir gak pernah memperhatikan sahamnya. Namun saham ini menjadi menarik untuk dicermati pasca stock split-nya pada tanggal 9 Juni kemarin, dimana rasio stock split-nya cukup besar yaitu 1:5. Hmm, apakah INTA ini memang bagus sehingga harus mengadakan stock split seperti itu, ataukah ceritanya sama seperti Intiland Development (DILD) dulu?

Review IHSG

Gambar
Ketika artikel ini ditulis, IHSG rebound 0.47% ke posisi 3,766, setelah sebelumnya terjerembab lumayan dalam dari 3,842 ke 3,748 (hampir 100 poin) hanya dalam beberapa hari. Yang menarik disini bukanlah penguatan ataupun penurunan tersebut, melainkan: Dalam sebulan terakhir ini IHSG hanya mampu mondar mandir di kisaran 3,700 – 3,850, alias gak naik-naik, meski juga gak turun-turun. Posisi 3,850 menjadi resistance kuat bagi IHSG dimana IHSG hanya sempat dua kali saja mampu menembusnya, sebelum kemudian turun lagi. Apa penyebabnya? Apa posisi 3,850 tersebut bubble? Terus ada yang bilang kalau buruknya data-data ekonomi dan ketenaga kerjaan Amerika Serikat (AS) yang kemarin sempat membuat Dow Jones anjlok sampai diatas 2% hanya dalam sehari merupakan awal dari krisis baru. Benarkah?

Agus Martowardojo

Gambar
Siapa yang kangen sama Sri Mulyani Indrawati? Penulis sih jujur nggak, biasa aja. Tapi bagi para pengusaha dan investor yang sempat terkena imbas krisis global pada tahun 2008 lalu, mungkin mereka kangen banget sama Ibu yang satu ini, yang mereka anggap sebagai sosok ideal yang telah bekerja keras untuk membantu mereka untuk bersama-sama bangkit dari krisis. Jadi ketika Sri Mulyani melepas jabatannya sebagai Menkeu, banyak pihak yang merasa kecewa, karena mereka tidak yakin bahwa pengganti beliau di Kementrian Keuangan akan sama baiknya.

Investasi Saham, Halal atau Haram?

Gambar
Beberapa waktu lalu, BEI bersama dengan KPEI dan KSEI meluncurkan Indeks Saham Syariah (Indonesia Sharia Stock Index, ISSI). Berbeda dengan investasi saham di ‘indeks saham yang biasanya’, yang masih belum jelas hukum halal haramnya (terutama bagi anda investor muslim), MUI sudah memberi label halal untuk ISSI ini. Memang selama ini, salah satu pertanyaan terbesar dari para investor muslim di bursa saham Indonesia adalah, bagaimana hukum keuntungan yang diperoleh dari pasar modal? Apakah halal ataukah haram? Dan ISSI seolah menjawab pertanyaan tersebut.

Apa Itu Kuasi Reorganisasi?

Gambar
Dalam beberapa waktu terakhir, beberapa perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan menggelar kuasi reorganisasi ( quasi reorganization ). Sebut saja Barito Pacific (BRPT), Garuda Indonesia (GIAA), hingga Bakrie & Brothers (BNBR). Sementara yang sudah melakukannya adalah Holcim Indonesia (SMCB). Bagi investor, hal terpenting untuk ditanyakan bukanlah apa yang dimaksud dengan kuasi reorganisasi, melainkan: Bagaimana dampak dari pelaksanaan kuasi reorganisasi terhadap saham perusahaan? Seberapa besar pengaruhnya, dan apakah pengaruh tersebut bersifat positif atau negatif? Oke, kita akan membahasnya secara singkat.

Oversubscribe?

Gambar
Pagi ini di koran Bisnis Indonesia, ada tulisan tentang IPO dua perusahaan milik Keluarga Hadi Surya, yaitu Jaya Agra Wattie (Jawattie) dan Buana Listya Tama (BULL). Yang menarik adalah judulnya: ‘IPO Buana Tama lebih diburu’. Judul tersebut didasarkan pada kelebihan permintaan (oversubscribe) saham BULL yang mencapai enam kali, sementara oversubscribe Jawattie cuma dua kali. Bagi pembaca artikel tersebut, judul tersebut akan langsung memberi kesan bahwa BULL lebih bagus dari Jawattie, sehingga daripada ngambil IPO Jawattie, masih mending pilih BULL.

Salim Ivomas Pratama

Gambar
Setelah sukses menjaring sekitar Rp6 trilyun dari market beberapa waktu lalu melalui IPO Indofood CBP (ICBP), Grup Salim kembali meng-IPO-kan salah satu anak usaha dari Indofood (INDF), yaitu Salim Ivomas Pratama (SIMP). Kita tahu bahwa meski IPO ICBP berjalan sukses bagi Grup Salim, tapi mungkin bagi para pembeli sahamnya, IPO itu justru gagal menambah nilai portofolio mereka, dimana saham ICBP sempat turun ke 4,300-an (meskipun sekarang udah balik lagi ke 5,000-an). Lalu apakah SIMP juga bisa mengalami hal yang sama?