Postingan

Prospek Saham Perkapalan Jika Batubara dan Nikel Booming Lagi

Gambar
Dalam beberapa waktu terakhir kita sudah membahas prospek sektor komoditas, dalam hal ini batubara , nikel , dan CPO , dimana Indonesia memang merupakan salah satu produsen terbesar di dunia untuk ketiga jenis komoditas tersebut (untuk nikel dan CPO malah memang nomor satu terbesar), dan kesimpulannya semuanya sama: Ketiganya berpotensi untuk booming lagi di tahun 2024 ini. Diluar itu ada satu sektor lagi yang masih terkait dengan komoditas dan kinerjanya juga sangat bagus terutama sejak komoditas itu sendiri mulai booming pada tahun 2021 lalu, namun bisa dikatakan luput dari perhatian analis dan investor karena mayoritas perusahaan di bidang ini merupakan perusahaan kecil – menengah, dengan volume transaksi saham yang juga kurang likuid. *** Ebook Market Planning (EMP)  edisi April 2024 berisi update analisa pasar/IHSG, rekomendasi saham bulanan, dan info jual beli saham sudah terbit! Anda bisa  memperolehnya disini , gratis konsultasi/tanya jawab saham untuk member. *** Aaaand yep

Peluang Multibagger Dari Saham Perkebunan Kelapa Sawit

Gambar
Selain batubara dan nikel , maka komoditas andalan Indonesia yang harganya juga mulai naik akhir-akhir ini adalah minyak sawit mentah, alias crude palm oil (CPO), dimana ketika artikel ini ditulis tercatat 4,244 Ringgit Malaysia per ton , naik dari titik terendahnya di bulan Mei 2023 lalu di RM3,200 per ton. Dan menariknya, jika kita lihat valuasi dari sejumlah saham-saham perkebunan kelapa sawit di Indonesia seperti Salim Ivomas Pratama (SIMP), Sinar Mas Agro (SMAR), PP London Sumatera (LSIP), Astra Agro Lestari (AALI), Sampoerna Agro (SGRO), Tunas Baru Lampung (TBLA), maka semuanya sudah sangat undervalue dengan PBV hanya 0.7 kali atau lebih rendah lagi, meski memang di sisi lain kinerja fundamental mereka juga kurang bagus. Tapi let say perusahaan membukukan kenaikan laba yang signifikan di tahun 2024 ini karena imbas kenaikan harga CPO, maka bukankah itu artinya sahamnya juga bakal naik banyak karena valuasinya sejak awal sangat murah itu tadi? Jadi pertanyaannya sekarang, seberap

Prospek Cerah Saham Nikel Imbas Hilirisasi

Gambar
Minggu lalu kita sudah membahas soal prospek saham-saham batubara di tahun 2024 , di mana kemudian penulis menerima pertanyaan, ‘Bagaimana dengan prospek saham nikel? Karena seperti halnya batubara yang mulai kembali naik, harga nikel juga sama mulai naik lagi bukan? Dan apakah program hilirisasi yang dikerjakan Pemerintah akan menguntungkan emiten-emiten nikel yang ada di BEI? Eh, tapi bagaimana dengan isu oversupply nikel itu? *** Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru   sudah terbit, dan sudah bisa dipesan disini , gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis. *** Untuk menjawab semua pertanyaan di atas, mari kita lihat lagi faktor-faktor pentingnya, satu per satu. Pertama, terkait harga benchmark London Metal Exchange (LME) untuk nikel itu sendiri yang bisa anda lihat disini , yang ketika artikel ini ditulis berada di level $18,125 per ton, naik dari posisi terendahnya di $15,688 per ton bulan Februari 2024 k

Saham Batubara Bakal Booming Lagi?

Gambar
Kembali ke bulan April 2022, ketika harga minyak goreng (migor) di pasar dan supermarket di seluruh Indonesia mendadak lompat dari Rp12,000 hingga tembus Rp24,000 per liter, sebagai imbas dari kenaikan harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) yang merupakan bahan baku pembuatan migor itu sendiri, yang mencapai rekor all time high 7,000 Ringgit Malaysia per ton,  dari sebelumnya RM2,000 per ton di tahun 2020. Merespon hal tersebut, Pemerintah kemudian merilis peraturan bahwa toko-toko harus menjual migor pada harga maksimal sekian ribu Rupiah per liter (yang lebih rendah dari Rp24,000 tadi), tapi setelah itu mendadak migor menghilang dimana-mana, kemungkinan karena para perusahaan perkebunan kelapa sawit lebih memilih untuk mengekspor produksi CPO-nya pada harga tinggi, ketimbang menjualnya di pasar dalam negeri. Barulah ketika beberapa waktu kemudian Pemerintah kembali membebaskan toko-toko untuk menjual migor pada harga berapapun, maka pasokan migor kembali membanjiri pasa

Saham Unilever (UNVR) Sudah Murah?

Gambar
Hari Rabu 7 Februari 2024 kemarin, PT Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) merilis laporan keuangan (LK) untuk tahun penuh 2023, di mana perusahaan mencatat laba Rp4.8 triliun, turun 10.5% dibanding tahun sebelumnya. Dan tak lama setelah LKnya rilis, saham UNVR tanpa ampun drop sangat cepat dari 3,270 hingga terakhir tinggal 2,590, atau turun lebih dari 20% hanya dalam dua minggu. Malah jika dihitung dari posisi tertingginya dalam 6 bulan terakhir yakni 4,080, maka penurunannya mencapai 35% alias tinggal sisa dua pertiganya. Pertanyaannya sekarang, apakah kinerja UNVR seburuk itu? Dan apakah masih ada peluang kinerjanya suatu hari nanti akan kembali pulih? *** Ebook Market Planning (EMP)  edisi Maret 2024 berisi update analisa pasar/IHSG, rekomendasi saham bulanan, dan info jual beli saham sudah terbit. Anda bisa  memperolehnya disini , gratis konsultasi/tanya jawab saham untuk member. *** Terkait hal ini maka penulis memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Pertama, dengan labanya kembali

Saham Perbankan Ini Masih Murah, dan Ada Dipegang Oleh Konglomerat

Gambar
Pada ulasan minggu lalu, kita sudah membahas sedikit tentang Winarno Tjajadi, seorang konglomerat pemilik perusahaan perkebunan kelapa sawit yang juga menjadi pemegang saham di Bank BNI, Tbk (BBNI), dengan nilai kepemilikan mencapai hampir Rp4 triliun. Nah, tapi tahukah anda bahwa Bapak Winaro bukanlah satu-satunya crazy rich yang berinvestasi secara pasif di saham perusahaan Tbk., melainkan masih ada banyak lagi yang lainnya? *** Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru  Q4 2023 sudah terbit, dan sudah bisa dipesan disini , gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis. *** Yup, salah satunya adalah Hermanto Tanoko , pemilik Grup Tancorp yang membawahi banyak anak usaha seperti Cat Avian, Depo Bangunan, Air Minum Cleo, dst, dimana Bapak Hermanto diketahui memegang saham PT Bank Danamon, Tbk (BDMN), tepatnya sebanyak 4.6 juta lembar pada tanggal 31 Desember 2022, yang jika dikali harga sahamnya saat ini yakni Rp2,840,