Postingan

Menjual Saham Legacy/Saham yang Tadinya akan di-Hold Selamanya, Karena Melihat Bahwa IHSG Akan Turun

Gambar
Pagi ini penulis dapat pertanyaan bagus, sebagai berikut: Dalam beberapa kesempatan Bapak mengemukakan tentang legacy stock portfolio dimana kita mengakumulasi saham2 wonderful company and hold tanpa mempedulikan fluktuasi pasar. Pertanyaan saya, apakah strategi  siapkan payung saat langit mendung  ini tidak berlaku untuk legacy stock portfolio atau sebaiknya tetap diberlakukan terutama untuk krisis besar seperti tahun ini? Dalam hal ini saya agak dilematis dengan masing-masing pilihan. Kalau ini tidak diberlakukan, tidakkah kita akan rugi besar atau paling tidak kehilangan kesempatan untuk mempertebal legacy stock portofolio kita dengan menjual di harga tinggi lalu membeli kembali di harga bawah. Apalagi kalau kita telah mampu memperkirakannya sebelum market crash. Namun disisi lain kalau kita melakukannya lalu apa bedanya dengan portofolio normal kita. *** Video Seminar Value Investing,  basic and advanced, bisa  diperoleh disini . Alumni bisa bergabung dengan layanan webinar (jadwal

Peluang Mutiara Terpendam di Saham Batubara

Gambar
Dalam beberapa waktu terakhir, anda mungkin sudah membaca berita bahwa Singapura ‘resmi’ jatuh ke lembah resesi, dimana pemberitaan itu muncul setelah Negeri Singa tersebut melaporkan pertumbuhan ekonomi minus 12.6% secara year on year pada Kuartal II (Q2) 2020, terburuk sejak Singapura merdeka pada tahun 1965. Namun ternyata, berita tersebut tidak membuat bursa saham disana drop, dimana Strait Times Index (STI) tetap bertahan di level 2,600-an, dan demikian pula bursa-bursa lainnya di Asia dan juga seluruh dunia seperti tidak terpengaruh oleh bad news diatas, padahal Singapura adalah salah satu negara dengan industri keuangan paling maju di dunia (sehingga berita bahwa Singapura resesi akan menjadi perhatian semua fund manager global). Pertanyaannya, bagaimana bisa? *** Bagi anda yang baru belajar investasi saham/value investing, maka bisa peroleh video seminar terbaru disini . Info whatsapp 0813-1482-2827 (Nury). Ebook Market Planning yang berisi rekomendasi saham dan an

Mengenal ‘Opportunity Cost’ Dalam Investasi Saham

Gambar
Pada Berkshire Hathaway (BRK) Annual Meeting 2017, Charlie Munger, vice-chairman di BRK, ditanya oleh salah seorang peserta yang hadir: Apa kesalahan terburuk yang pernah dilakukan BRK dalam satu atau dua dekade terakhir? Nah, penulis sendiri tadinya mengira bahwa Mr. Charlie akan menjawab, kami pernah membeli saham/perusahaan A, dan hasilnya rugi besar. Karena memang itulah kesalahan yang umum dilakukan seorang investor bukan? Yakni membeli saham tertentu, lalu di kemudian hari harganya/nilai perusahaan turun, sehingga ia kemudian kehilangan sejumlah uang.

Matahari Dept. Store (LPPF)

Gambar
Bagi investor, selain harus bisa bertahan dan tetap calm di masa resesi, maka challenge  berikutnya adalah menemukan saham  turn-around, yakni saham dari perusahaan yang kinerjanya buruk/rugi karena efek resesi itu tadi, tapi harga sahamnya juga sudah kelewatan turunnya dan alhasil valuasinya menjadi amat-sangat-murah. Sehingga jika nanti resesinya berakhir/ekonomi membaik, dan kinerja perusahaan juga kembali membaik, maka sahamnya juga bisa naik banyak karena valuasinya yang terlalu murah itu tadi. Ilustrasi sederhana, katakanlah saham A, pada masa normal dan kinerjanya bagus, PBV-nya 2.0 kali. Tapi karena di tahun 2020 ini dia merugi, maka sahamnya juga terus saja turun hingga PBV-nya tinggal 0.4 kali.

Dampak Kenaikan Cukai Terhadap Saham Rokok

Gambar
Per awal November ini, dari empat emiten rokok di BEI, tiga diantaranya sudah merilis laporan keuangan, dan dua diantaranya masih membukukan kenaikan pendapatan. Mereka adalah PT Wismilak Inti Makmur (WIIM), dan PT Gudang Garam, Tbk (GGRM). Menariknya adalah, kedua perusahaan ini masih membukukan pertumbuhan kinerja ( albeit laba GGRM turun) ketika iklim usahanya dikhawatirkan sudah memburuk bahkan sejak sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Yup, kalau anda masih ingat, pada September 2019 lalu, Pemerintah memutuskan kenaikan cukai hingga 23% untuk tahun fiskal 2020, atau lebih tinggi dibanding biasanya yakni 10% per tahun, yang seketika menyebabkan saham-saham rokok bertumbangan.

Menghitung Nilai Wajar BRI Syariah Pasca Merger

Gambar
Setelah pada 13 Oktober lalu, Bank BRI Syariah (BRIS) mengumumkan secara resmi kepastian rencana merger-nya dengan Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank BNI Syariah (BNIS), maka seminggu kemudian, pada 21 Oktober, perusahaan merilis informasi rancangan merger tersebut, yang menjelaskan tentang mekanisme penggabungan, siapa dapat apa, berapa jumlah saham baru yang akan diterbitkan, dan seterusnya. Dari informasi inilah, kita kemudian bisa dengan jelas menganalisa prospek BRIS pasca merger-nya nanti, dan berikut analisa selengkapnya.

Bank BTN: Kinerja Kuartal III 2020 Membaik!

Gambar
Bank BTN (BBTN) hingga Kuartal III 2020 melaporkan laba bersih Rp1.1 trilyun, naik signifikan dibanding periode yang sama di tahun 2019 sebesar Rp801 milyar, dan menariknya itu terjadi ketika perusahaan masih membukukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) senilai Rp1.6 trilyun, dimana angka beban ini masih lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya (apa itu CKPN? Baca lagi penjelasannya disini ). Dengan kata lain, jika CKPN ini tidak ada, maka harusnya laba BBTN lebih besar lagi. Disisi lain, dengan PBV hanya 0.8 kali, maka sebagai saham bank BUMN dengan reputasi baik dan populer, maka BBTN praktis murah. An opportunity?

Link Net

Gambar
PT Link Net, Tbk (LINK) hingga Kuartal II 2020 kemarin melaporkan laba bersih Rp456 milyar, turun dibanding periode yang sama di tahun 2019 sebesar Rp527 milyar, namun laba tersebut mencerminkan ROE 21.1%, alias cukup besar, atau bahkan sangat besar jika dibandingkan dengan ROE dari emiten-emiten lainnya di Bursa Efek Indonesia, yang rata-rata drop karena efek resesi. Disisi lain, sebagai perusahaan penyedia layanan internet, maka prospek LINK memang justru semakin baik seiring dengan adanya trend work from home . Nah, tapi jika demikian, lalu kenapa sahamnya tetap turun signifikan (hampir 50%) sepanjang tahun 2020 ini? Dan kenapa pula beredar berita bahwa LINK ini hendak dijual oleh pemiliknya?

Telkom

Gambar
Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, atau PT Telkom (TLKM) menjadi pusat perhatian setelah pada bulan September kemarin terus turun hingga sempat menyentuh 2,540 secara intraday, yang merupakan posisi terendahnya dalam 5 tahun terakhir. Sehingga banyak yang kemudian menyebut bahwa TLKM sekarang sudah murah, tapi benarkah demikian? Lalu bagaimana dengan rencana IPO anak usaha TLKM, PT Mitratel?

Penyebab Saham SOHO Naik Terus: Multibagger?

Gambar
Salah satu saham pendatang baru di bursa, PT Soho Global Health, Tbk (SOHO), belakangan menjadi pusat perhatian setelah  autoreject atas terus menerus, hingga harganya naik dari Rp1,820 ketika sahamnya melantai di bursa pada tanggal 8 September kemarin, hingga sempat menyentuh 16,300 pada Rabu, 23 September, alias melejit hampir 9 kali lipat hanya dalam waktu dua minggu! Dan hebatnya itu terjadi ketika IHSG, seperti yang kita ketahui, cenderung turun sepanjang September ini. Nah, jadi apakah SOHO ini memang bagus? Dan apa sebenarnya yang menyebabkan kenaikannya yang tidak wajar tersebut?