Postingan

Ebook Investment Planning - Kuartal IV 2018

Gambar
Dear investor, seperti biasa setiap kuartal alias tiga bulan sekali, penulis membuat buku elektronik (ebook, dengan format PDF) yang berisi kumpulan analisis fundamental  saham-saham pilihan , yang kali ini didasarkan pada laporan keuangan para emiten untuk periode  Kuartal IV 2018 . Ebook ini diharapkan akan menjadi panduan bagi anda (dan juga bagi penulis sendiri) untuk memilih saham yang bagus untuk trading jangka pendek, investasi jangka menengah, dan panjang.

Menghitung 'Prospek Saham' Dalam Value Investing

Gambar
Kalau anda ketik ‘prospek saham’ di Google, maka akan keluar beberapa sugesti seperti ‘prospek saham antm’, ‘prospek saham bumi’, ‘prospek saham asii’, dan seterusnya. Tapi ketika anda googling ‘valuasi saham’, maka tidak muncul sugesti ‘valuasi saham asii’. Ini menunjukkan bahwa ketika seorang investor di Indonesia mencoba mencari informasi tentang saham tertentu di Google, maka hampir pasti kata yang ia gunakan adalah ‘prospek saham + kode sahamnya’ . Hanya ada sedikit investor yang googling informasi tentang saham menggunakan kata ‘valuasi saham A’, ‘kinerja perusahaan B’, atau lainnya. Kata yang paling sering digunakan, sekali lagi, adalah prospek.

Peluang di Saham Multifinance

Gambar
Warren Buffett pernah mengatakan bahwa, ketika menghitung valuasi sebuah saham, maka kita jangan hanya melihat aset-aset berwujud milik perusahaan seperti pabrik, persediaan, piutang dst, melainkan kita juga harus melihat aset-aset tidak berwujud seperti reputasi, kekuatan merk, dan keunggulan kompetitif. Singkatnya, jika ada dua perusahaan dengan nilai buku yang persis sama, namun perusahaan A memilik reputasi yang lebih baik, dan produknya pun lebih dikenal masyarakat dibanding perusahaan B, maka Buffett akan memilih perusahaan A, bahkan meski harganya lebih tinggi.

Talkshow Sharing Pengalaman Investasi Saham

Gambar
Berikut ini adalah video ketika penulis memenuhi undangan BEI Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan untuk sharing pengalaman investasi saham, dengan lokasi acara di Hotel Mercure, Kota Banjarmasin. Dalam kesempatan ini penulis berbagi cerita tentang bagaimana awalnya saya masuk ke dunia pasar saham, pengalaman ketika membuka rekening di sekuritas untuk pertama kali, hingga pengalaman membeli saham-saham tertentu, yakni pada tahun 2009 – 2010 lalu. Okay, kita langsung saja.

Prospek Saham di Tahun Pemilu 2019

Gambar
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, topik ‘prospek atau outlook pasar saham’ di awal tahun 2019 ini mungkin menjadi topik yang sangat penting bagi banyak investor, dan ada beberapa alasan untuk itu. Pertama, sebagaimana yang kita ketahui, di tahun ini di Indonesia akan ada hajatan besar yakni Pemilihan Umum (Pemilu) sekaligus Pemilihan Presiden (Pilpres). Nah, meski Indonesia pasca reformasi sudah rutin menggelar Pemilu 5 tahunan sejak tahun 1999 lalu, dan juga menggelar Pilpres sejak 2004, namun memang Pemilu tahun 2019 ini sejak awal terasa berbeda khususnya bagi investor saham.

Cara Menjadi Happy Investor!

Gambar
Jika penulis bertanya, apa atau dimana makanan terenak yang pernah anda makan? Maka setiap orang tentu punya jawabannya masing-masing, karena selera dan kesukaan tiap orang berbeda-beda. Namun jika penulis bertanya lagi, dalam kondisi bagaimana makanan yang kita lahap terasa sangat nikmat dan lezat? Maka kita semua akan memiliki jawaban yang sama: Dalam kondisi lapar! Yakni benar-benar lapar, apalagi jika ditambah kondisi capek setelah melakukan aktivitas fisik. Yep, sebagai penyuka kuliner, penulis bisa katakan bahwa saya sudah mencoba hampir semua rumah makan populer di Jakarta dan Bandung, dan beberapa restoran memang punya menu yang lebih enak dibanding restoran lainnya.

Dow Jones vs IHSG

Gambar
Setelah turun terus hampir setiap hari selama bulan Desember ini, Dow Jones Industrial Average kemarin akhirnya rebound 1,000 point atau hampir 5% ke posisi 22,878, demikian pula S&P500 dan Nasdaq turut rebound dengan persentase kenaikan yang kurang lebih sama. Kenaikan tersebut untuk sementara mengkonfirmasi dua hal. Pertama, bahwa seperti halnya IHSG, Dow juga tidak akan turun terus menerus melainkan pasti akan ada rebound-nya , sehingga kalau misalnya anda berinvestasi di New York Stock Exchange dan termasuk yang telat jualan (atau baru kepikiran untuk jualan setelah Dow nyungsep), maka waktu terbaik untuk jualan bukanlah ketika kemarin Dow terus saja turun, melainkan harus tunggu hingga rebound ini terjadi. Ulasan strategi lengkapnya bisa dibaca disini .

Amerika Resesi??

Gambar
Dua bulan lalu, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 2018, ada satu fakta peristiwa penting yang menarik perhatian penulis, tapi cenderung diabaikan oleh para pelaku pasar lainnya karena memang hampir gak ada beritanya: Dow Jones ketika itu kembali break new high ke level 26,828 ( all time high Dow sebelumnya adalah di level 26,617, yang dicapai pada 26 Januari 2018), dan itu terjadi ketika valuasi AMZN dkk sudah amat sangat mahal, cerita perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China juga masih ramai, plus adanya kekhawatiran krisis di negara-negara emerging market . Berdasarkan pengalaman, ini justru berarti bahwa Dow rawan untuk jatuh lagi sewaktu-waktu , dimana ketika itu terjadi maka barulah beritanya bakal ramai . Penulis kemudian menyampaikan soal kemungkinan penurunan Dow ini, plus faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pergerakan pasar secara umum, pada buletin analisis IHSG edisi Oktober , dimana intinya kita harus waspada/jangan dulu belanja saham.

Ebook Analisis Kuartal III 2018

Gambar
Dear investor, seperti biasa setiap kuartal alias tiga bulan sekali, penulis membuat buku elektronik (ebook, format PDF) yang berisi kumpulan analisis fundamental 30 saham pilihan , yang kali ini didasarkan pada laporan keuangan para emiten untuk periode  Kuartal III 2018 . Ebook ini diharapkan akan menjadi panduan bagi anda (dan juga bagi penulis sendiri) untuk memilih saham yang bagus untuk trading jangka pendek, investasi jangka menengah, dan panjang.

Petrosea.. Lagi!

Gambar
Di ulasan minggu lalu, kita sudah membahas kemungkinan peluang di saham-saham batubara, yang rata-rata menjadi murah kembali setelah turun signifikan karena isu pembatasan impor batubara oleh China, namun dibagian akhir artikel penulis menyebutkan adanya sedikit masalah di sektor ini, yakni kinerja para emiten yang kurang meyakinkan/laba mereka banyak yang turun, sehingga otomatis dividen mereka di tahun 2019 nanti juga bakal turun. Sementara untuk emiten batubara yang kinerjanya bagus, valuasi sahamnya masih relatif tinggi. Jadi pilih mana?