Postingan

Modernland Realty

Gambar
Modernland Realty (MDLN) adalah salah satu stockpick penulis di masa lalu, tepatnya di tahun 2012 – 2013 ketika sektor properti tengah booming, dan anda bisa baca lagi ulasannya disini . Namun sayangnya ketika itu hasilnya gak bagus karena kita salah timing masuk di bulan Juni 2013, dimana dalam enam bulan berikutnya IHSG justru drop (dari 5,250 hingga mentok di 3,900), dan MDLN juga ikut turun dari 1,000 (sebelum stocksplit, setara 500) hingga mentok di 650 (setara 325). Dan meski di tahun 2014, seiring dengan pulihnya kondisi market, MDLN kembali naik, tapi kenaikannya berhenti di level 580-an di awal tahun 2015 karena setelah itu industri properti mulai lesu, dimana MDLN bersama juga mayoritas emiten properti lainnya membukukan penurunan kinerja, dan sahamnya ramai-ramai turun lagi.

Value Investing Basic Class: Jakarta, 24 Maret 2018

Gambar
Dear investor, penulis (Teguh Hidayat) menyelenggarakan kelas investasi saham dengan tema: ‘Value Investing – Basic Class’ , di Jakarta . Materi yang disampaikan adalah sama seperti kelas seminar yang biasanya, namun sesuai request, kali ini materinya dimodifikasi/ditambah beberapa materi tambahan yang disesuaikan khusus untuk para calon investor, investor pemula/ beginner , atau investor yang sudah lama namun masih awam analisis fundamental, dan khususnya metode value investing. Berikut materi selengkapnya:

Ekonomi Bagus, Kenapa Saham Turun?

Gambar
Ada yang menarik ketika Dow Jones turun nyaris 1,200 poin pada hari Senin, 5 Februari lalu, dan itu bukanlah fakta bahwa penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar Dow dalam-satu-hari sepanjang sejarah (dari sisi poin, bukan persentase), melainkan respon Presiden Trump melalui akun Twitter-nya: ‘Di masa lalu, ketika berita baik keluar maka pasar saham akan naik. Tapi hari ini, ketika berita baik keluar pasar saham justru turun. Ini kesalahan besar! Dan kita punya banyak berita baik terkait perekonomian Amerika!’

Penurunan Dow Jones & Pengaruhnya ke IHSG

Gambar
Setelah sebelumnya cenderung naik terus, Dow Jones Industrial Average (DJIA), seperti yang anda ketahui, sejak awal Februari kemarin mulai bergerak turun hingga sempat ditutup di posisi 23,860, atau drop 10.3% dari posisi tertingginya yakni 26,616. Secara teori, jika indeks saham turun hingga 10% dari level tertingginya, maka artinya pasar saham di negara yang bersangkutan ‘resmi’ memasuki periode koreksi/ bearish . Dan berhubung yang turun adalah Dow dkk (S&P500 dan Nasdaq juga turun), yang notabene merupakan benchmark dari pergerakan bursa saham global, maka pertanyaannya sekarang, bagaimana pengaruh penurunan DJIA ini terhadap IHSG?

Value Investing Advanced Class: Jakarta, 3, 10, & 17 Maret 2018

Gambar
Dear investor, sesuai request, penulis (Teguh Hidayat) menyelenggarakan kelas investasi saham dengan tema: ‘Value Investing – Advanced Class’ , di Jakarta . Tidak seperti kelas seminar yang biasanya, pada sesi kelas kali ini kita tidak lagi membahas cara membaca laporan keuangan, atau cara menghitung valuasi saham, melainkan lebih dalam lagi . Berikut materi selengkapnya yang akan disampaikan di kelasnya nanti :

Berapa Lama Sebaiknya Kita Hold Saham?

Gambar
Beberapa waktu lalu penulis menerima pertanyaan sebagai berikut, ‘Pak Teguh, saya dengar Warren Buffett (WB) itu kalau sudah beli saham maka tidak pernah dijual lagi/di hold selamanya. Demikian pula Pak Lo Kheng Hong, yang dikatakan bisa hold saham sampai 7 tahun. Tapi Pak Teguh sendiri, saya perhatikan anda hold saham paling lama cuma sampai 1 – 2 tahun saja, selebihnya cuma hold beberapa bulan, dan ada juga saham-saham yang dibeli karena perusahaannya bayar dividen, untuk kemudian dijual setelah nanti dapet dividennya. Bisa tolong dijelaskan soal ini Pak?’

Prospek Saham Properti

Gambar
Di artikel minggu lalu, penulis menyebutkan bahwa ketika IHSG naik 20.0% sepanjang tahun 2017, namun terdapat dua sektor yang justru tumbuh negatif, yakni agriculture atau perkebunan, dan properti & konstruksi. Nah, karena biasanya value opportunity terletak di sektor-sektor yang ‘ketinggalan kereta’ ini, maka dua sektor tersebut menarik untuk dibahas. Untuk sektor perkebunan sudah kita bahas, jadi sekarang giliran sektor berikutnya: Properti & konstruksi. Kebetulan, seiring dengan situasi market bullish sepanjang awal tahun 2018 ini, saham-saham konstruksi kelihatannya sudah pada naik semua. Tapi bagaimana dengan properti?

Ebook Analisis Kuartal IV 2017

Gambar
Dear investor, seperti biasa setiap kuartal alias tiga bulan sekali, penulis membuat buku elektronik (ebook, dengan format PDF) yang berisi kumpulan analisis fundamental saham, yang kali ini didasarkan pada laporan keuangan para emiten untuk periode Kuartal IV 2017 . Ebook ini diharapkan akan menjadi panduan bagi anda (dan juga bagi penulis sendiri) untuk memilih saham yang bagus untuk trading jangka pendek, investasi jangka menengah, dan panjang.

'Best Investment I've Ever Made'

Gambar
Tas ransel hitam ini saya beli tahun 2007, dan sejak saat itu dia selalu setia menemani saya kuliah, ketemu dosen, ngeprint skripsi, pergi wisuda, melamar pekerjaan, berangkat ke kantor, buka rekening di sekuritas, ketemu bos untuk pamit resign, terbang untuk liburan, berkendara naik turun bukit, menaklukkan puncak gunung tertinggi, menjelajah laut lepas, hingga nyasar di negeri orang. Tak terasa 10 tahun sudah berlalu, tapi dia masih sangat awet tak kurang suatu apapun, dan mungkin masih bisa menemani saya berpetualang hingga 10 tahun berikutnya.

Prospek Saham Perkebunan Kelapa Sawit

Gambar
Salah satu pekerjaan rutin kami di Avere setiap awal tahun adalah mengecek statistik BEI pada akhir tahun sebelumnya, untuk mengetahui berapa persen kenaikan IHSG, dan sektor-sektor apa saja yang  kenaikannya tidak setinggi IHSG sepanjang tahun tersebut. Sebab berdasarkan pengalaman, value opportunity biasanya terletak pada saham-saham yang ‘ketinggalan kereta’ ini. Contoh paling dramatis, pada 2015 lalu IHSG drop 12.1%, dan sektor yang paling kena hantam adalah sektor tambang , dimana sepanjang tahun 2015 indeks mining drop sampai 40.7%, terburuk dibanding semua sektor lainnya. Namun ketika pasar mulai pulih di tahun 2016 dimana IHSG naik 15.3%, maka sektor mining-lah yang menjadi juaranya dengan kenaikan 70.7% (dan memang sepanjang tahun 2016 lalu, di blog ini sendiri kami sudah banyak membahas soal sektor mining tersebut, terutama batubara ).