Postingan

Seminar Value Investing - Jakarta, 13 Juni 2015

Gambar
Dear investor, penulis menyelenggarakan training/seminar/workshop investasi saham dengan tema:  ‘Value Investing – Penerapan & Hasilnya’ , kali ini di Jakarta. Acara ini juga merupakan kesempatan untuk kumpul alias gathering bagi teman-teman sesama investor saham asal Kota Jakarta dan sekitarnya. Dan berikut keterangan selengkapnya: Ilustrasi Value Investing

Indonesia Meraih Investment Grade?

Gambar
Pada hari Kamis, tanggal 21 Mei kemarin, salah satu dari tiga lembaga pemeringkat terbesar di dunia, Standard & Poor’s (S&P), merilis perubahan credit rating bagi Indonesia, dari tadinya BB+ dengan outlook stabil, menjadi BB+ dengan outlook positif. Jadi sebenarnya ratingnya masih tetap sama, hanya outlook-nya saja yang berubah menjadi lebih baik. Meski demikian kabar ini tetap direspon oleh investor di pasar saham, dimana pada hari kamis tersebut IHSG ditutup naik meski pada pagi harinya sempat tertekan. Dan pada hari kamis itu pula, asing untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu terakhir kembali mencatatkan net buy (tapi pada hari jumatnya langsung net sell lagi). Pertanyaannya mungkin, apa itu yang dimaksud dengan credit rating? Dan bagaimana itu mempengaruhi perekonomian di Indonesia, khususnya IHSG itu sendiri?

Mengenal Waran: Peluang Serta Risikonya

Gambar
Pada November 2014 kemarin penulis memutuskan untuk membeli saham di sektor konstruksi, dalam hal ini Nusa Raya Cipta (NRCA) pada harga rata-rata 910, karena saya melihat bahwa sektor ini mungkin akan diuntungkan dengan rencana pembangunan infrastruktur jangka panjang oleh Presiden Jokowi yang baru saja dilantik sebulan sebelumnya. Lalu kenapa NRCA yang dipilih? Well, itu karena, setelah mempertimbangkan 1. Kualitas fundamental perusahaan, baik secara historis maupun kinerja terbarunya, serta 2. Valuasi sahamnya (dalam value investing, cuma dua itu saja yang kita lihat, abis itu baru liat prospeknya jika ada), maka NRCA memang merupakan pilihan yang paling masuk akal dibanding tujuh saham konstruksi lainnya yang tersedia di pasar. Lebih detail terkait NRCA, baca lagi analisisnya disini .

Situasi Ekonomi Saat Ini dan Kedepannya

Gambar
Dalam beberapa bulan terakhir, perekonomian Indonesia di tingkat sektor riil, baik itu usaha kecil, menengah, maupun besar, mengalami kelesuan yang luar biasa. Beberapa perusahaan besar seperti Astra International (ASII), Perusahaan Gas Negara, Gudang Garam (GGRM), Semen Indonesia (SMGR), hingga Jasa Marga (JSMR), semuanya mencatat penurunan laba bersih pada Kuartal I 2015. Sementara di bidang usaha yang lebih kecil, kondisinya juga tidak jauh berbeda. Berikut adalah beberapa ‘testimoni’ yang penulis kumpulkan dari teman-teman pelaku usaha di beberapa kota di Indonesia.

Investor Meeting: Strategi Investasi Menghadapi Bear Market

Dear investor, beberapa waktu lalu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi nasional, dan hasilnya memang mengecewakan dimana perekonomian Indonesia hanya tumbuh 4.7% secara year on year, dan inflasi masih tinggi di level 6.8% . Sebelumnya Rupiah juga terus melemah hingga menembus Rp13,000 per USD, dan para emiten termasuk yang besar-besar mencatatkan kinerja yang mengecewakan di Kuartal I 2015. Melihat kondisi tersebut maka tak heran jika IHSG turun signifikan dalam seminggu terakhir, dimana jika kondisi ini tidak ada perbaikan maka kemungkinan penurunan tersebut masih akan berlanjut kedepannya. Pertanyaannya sekarang, sebagai investor pasar modal, what should we do?

Sri Rejeki Isman (Sritex)

Gambar
Seperti yang anda ketahui, pada saat ini sekitar 90% emiten di BEI sudah merilis laporan keuangannya masing-masing untuk periode Kuartal I 2015. Kabar buruknya, sebagian besar dari mereka mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan. Bahkan perusahaan sekelas Astra International (ASII) sekalipun mencatat penurunan laba hingga 15%, terburuk dalam 10 tahun terakhir. Melihat fakta tersebut maka tidak heran jika dalam semingguan terakhir ini IHSG anjlok hingga hampir 7% (meski belakangan rebound kembali), karena memang penulis sendiri, kalau saya memegang ASII atau saham-saham lainnya yang perusahaannya mencatatkan kinerja yang kurang oke, sudah tentu akan memilih untuk keluar dulu.

Prospek IPO PP Properti

Gambar
Pada bulan April 2014 lalu, Wijaya Karya (WIKA) , salah satu perusahaan BUMN di bidang konstruksi di Indonesia, meng-IPO-kan salah satu anak usahanya yaitu Wijaya Karya Beton (WTON) , dimana WTON sukses meraup tambahan modal senilai Rp1.2 trilyun hasil dari menerbitkan 2 milyar lembar saham baru (dan menjualnya ke publik) pada harga Rp590 per saham . Mengingat nilai ekuitas WTON sebelum IPO hanya Rp680 milyar, dimana setelah dibagi 6.7 milyar lembar saham (jumlah saham WTON sebelum IPO) maka hasilnya adalah Rp102 per saham , maka cukup jelas bahwa investor publik telah membayar saham baru WTON pada harga yang sangat mahal, yakni nyaris 6 kali lipat lebih tinggi (590 berbanding 102) dibanding harga yang dibayar WIKA sebagai pemegang saham mayoritas dari WTON.

Ebook Analisis Kuartal I 2015

Gambar
Dear investor, seperti yang anda ketahui, para emiten/perusahaan di BEI sudah mulai merilis laporan keuangan untuk periode Kuartal I 2015. Dan seperti biasa, penulis akan membuat buku elektronik (ebook, dengan format PDF) yang berisi kumpulan analisis fundamental saham, yang kali ini didasarkan pada laporan keuangan (LK) para emiten untuk periode Kuartal I 2015. Ebook ini diharapkan akan menjadi panduan bagi anda untuk memilih saham yang bagus untuk trading, investasi jangka menengah, dan panjang.

PGAS, Bluechip at Bargain Price

Gambar
Warren Buffett pernah mengatakan dalam salah satu annual letter-nya, ‘Kami menyukai untuk berinvestasi pada perusahaan yang sudah berdiri dan beroperasi selama lebih dari 100 tahun. Kami tidak mau ambil risiko dengan berinvestasi pada perusahaan start-up yang belum memiliki track-record kinerja yang panjang.’ Pendek kata, Buffett lebih suka berinvestasi pada perusahaan yang sudah mapan ketimbang perusahaan yang baru berdiri ‘kemarin sore’. However, ketika prinsip ini diterapkan di Indonesia maka investor mungkin akan mengalami kesulitan. Sebab, berapa banyak sih perusahaan yang listing di BEI yang sudah berusia lebih dari 100 tahun? Lha wong Republik Indonesia sendiri baru berdiri pada tahun 1945 bukan?

Terjemahan Buffett Annual Letter, Special Edition!

Gambar
Tahun 2014 kemarin adalah tepat 50 tahun sejak Warren Buffett, guru besar dari investor saham di seluruh dunia, mengambil alih kepemilikan sekaligus kepemimpinan di Berkshire Hathaway. Mungkin dalam rangka merayakan 50 tahun tersebut, Buffett kemudian secara pribadi menulis ‘surat’ khusus di Berkshire Hathaway Annual Letter untuk tahun 2014, yang berisi tentang pengalaman serta kebijaksanaannya dalam berinvestasi, yang telah sukses ‘menyulap’ Berkshire dari sebuah perusahaan tekstil yang hampir bangkrut, menjadi sebuah perusahaan konglomerasi yang amat sangat besar.