Postingan

Kobexindo Tractors

Gambar
Kobexindo Tractors (kodenya belum ditentukan, tapi kita sebut saja KOBE) adalah perusahaan yang tergolong baru dan masih berukuran kecil di sektor penjualan dan penyewaan alat-alat berat ( heavy equipment ). Jika dibanding tiga perusahaan alat-alat berat lainnya yang sudah lebih dulu listing di bursa, yaitu United Tractors (UNTR), Intraco Penta (INTA), dan Hexindo Adiperkasa (HEXA), maka KOBE adalah ‘anak muda yang masih belum punya apa-apa’. Namun dalam lima tahun terakhir, KOBE cukup mampu menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Pada tahun penuh 2011, KOBE mencatat laba bersih Rp80 milyar, dibanding Rp7 milyar pada tahun 2006. Lalu kira-kira bagaimana prospekya? Here we go.

Blue Chips on Sale!

Gambar
Jika anda adalah investor konservatif, maka masa-masa terkoreksinya IHSG adalah seperti pesta diskon di pusat perbelanjaan, yang hanya terjadi 2 – 3 kali dalam satu tahun. Pada saat-saat seperti inilah anda bisa berbelanja saham lebih banyak dari biasanya, mumpung harga-harga lagi pada murah. Berikut adalah sebagian daftar belanjaan yang mungkin bisa anda pertimbangkan, kita ambil yang kategori bluchip karena beberapa hari terakhir ini penulis cukup menerima banyak masukan untuk menyajikan rekomendasi saham dari kategori bluchip.

JP Morgan, Dow Jones, & IHSG

Gambar
Beberapa hari terakhir, media massa global gencar memberitakan soal kerugian yang dialami oleh salah satu bank investasi paling terkemuka di Amerika Serikat (AS) dan juga dunia, yaitu JP Morgan Chase & Co. , sebesar US$ 2 milyar (sekitar Rp18 trilyun). Menurut rumor yang berkembang, kerugian tersebut disebabkan oleh kekeliruan kebijakan investasi yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Pihak JP Morgan merespons kejadian ini dengan mem-pensiun-kan Chief Investment Officer-nya (CIO), yaitu Ms. Ina Drew, yang telah mengabdi di perusahaan selama 30 tahun. Namun tindakan tersebut tetap belum menjawab pertanyaan para investor di seluruh dunia: Apa yang sebenarnya terjadi?

Bank BTPN

Gambar
Bank BTPN (BTPN), seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya, adalah bank miliki fund asing Texas Pacific Group (TPG), yang dikelola oleh fund lokal, Northstar Equity Partners (Northstar). TPG mengakuisisi BTPN pada 14 Maret 2008, atau hanya dua hari setelah perusahaan listing di BEI. Kemudian di tangan Northstar, BTPN memasuki bisnis baru yang belum banyak dimasuki oleh perusahaan perbankan lainnya, yaitu pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM, atau kita singkat saja UKM), namun dengan tetap menjalankan bisnis asli perusahaan, yaitu kredit dan pembiayaan pensiunan.

Patrick Sugito Walujo

Gambar
Patrick S. Walujo, 35 tahun, adalah pendiri dan direktur di Northstar Equity Partners (Northstar), sebuah fund yang menjadi mitra bagi para investor asing yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia . Salah satu investasinya yang paling sukses mungkin Bank BTPN (BTPN). Pada Maret 2008, Northstar menjadi partner bagi Texas Pacific Group (TPG) , sebuah fund asal Amerika Serikat (AS), untuk membeli 71.6% saham BTPN senilai US$ 195 juta. Sekarang setelah lewat empat tahun, nilai book value kepemilikan TPG atas saham BTPN telah meningkat menjadi Rp3.6 trilyun, atau sekitar US$ 391 juta. Itu berarti gain lebih dari 100 persen! Jika dihitung dari sisi market value , maka nilai saham TPG di BTPN adalah US$ 1.4 milyar pada harga saham 3,575, atau telah mencetak gain 600%.

Garuda Indonesia: Reborn!

Gambar
Sejak sahamnya listing perdana pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia (GIAA) tidak pernah cukup menarik untuk diperhatikan. Alasannya simpel: Udah barangnya jelek, harganya mahal pula. Tapi sekarang setelah lewat setahun lebih, GIAA sepertinya mulai tampak cantik, dan itu bukan karena make up semata. Pada tahun penuh 2011, perusahaan mencatat kenaikan pendapatan 39.1%. Laba bersihnya juga naik 56.1%, dari Rp518 menjadi 809 milyar. Pretty enough to be taken? Actually, not yet, but probably soon.

Playboy Saham

Gambar
Kemarin sore, penulis ngobrol dengan seorang teman melalui Yahoo Messenger, sebut saja namanya Pak Budi, ‘Mas Teguh, apa pendapatnya tentang Resource Alam Indonesia (KKGI)?’ Lalu penulis jawab, ‘bla bla bla.. memangnya kenapa pak?’, ‘Oh nggak, saya ada pegangan KKGI. Cukup banyak, 70% dari porto. Saya megang udah lama, dari waktu harganya masih 1,700.’ ‘Wuahh, cuan gede dong pak? Selama itu KKGI gak pernah dijual?’ ‘Iya, saya kan investor long term mas. Tapi belakangan ini KKGI kok turun ya? Lumayan dalem lagi turunnya. Potensial gain saya jadi berkurang deh. Apa pendapat Mas Teguh soal pajak ekspor itu?’

Menelaah Pajak Ekspor Batubara

Gambar
Beberapa waktu lalu, Pemerintah mengumumkan rencana pengenaan pajak ekspor untuk barang tambang mentah sebesar 25% dari nilai ekspornya. Itu berarti nantinya para perusahaan tambang harus membayar pajak tambahan diluar pajak-pajak yang biasanya, untuk setiap ton barang tambang mentah yang mereka jual keluar negeri. Di market, para investor langsung mengasosiasikan ‘barang tambang mentah’ tersebut sebagai batubara, karena memang selama ini bisa dikatakan seluruh perusahaan batubara di Indonesia menjual sebagian besar produknya keluar negeri. Alhasil saham-saham batubara mulai berjatuhan, rata-rata sudah turun 5% dalam seminggu terakhir.

Central Omega Resources

Gambar
Central Omega Resources (DKFT) melaporkan pendapatan Rp485 milyar pada tahun penuh 2011, dan laba bersih Rp177 milyar. Dengan EPS yang kini mencapai Rp1,019 per saham, PER DKFT pada harga saham 1,670 hanya 1.6 kali. Undervalue? Mungkin. Tapi kalau kita pelajari DKFT ini secara mendetail, maka mungkin kita akan sampai pada kesimpulan bahwa yang menarik dari saham ini bukan hanya sekedar value-nya, tapi juga prospek jangka panjangnya.

Greenwood Sejahtera

Gambar
Saat ini hampir seluruh emiten sudah merilis laporan keuangan untuk periode Full Year 2011. Dan kalau dilihat secara sektoral, sektor yang mencatat peningkatan kinerja cukup signifikan adalah sektor properti. Well, kita memang sudah pernah membahas ini sebelumnya di artikel Bubble Property? , dimana terdapat cukup banyak saham-saham properti yang melaju kencang sepanjang tahun 2011 lalu. Namun disini, penulis akan mengajak anda untuk melirik emiten properti anyar yang sahamnya baru listing akhir tahun 2011 kemarin, dan kinerjanya ternyata tidak kalah bagusnya dibanding para pendahulunya. Emiten tersebut adalah Greenwood Sejahtera (GWSA).