Postingan

Patrick Sugito Walujo

Gambar
Patrick S. Walujo, 35 tahun, adalah pendiri dan direktur di Northstar Equity Partners (Northstar), sebuah fund yang menjadi mitra bagi para investor asing yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia . Salah satu investasinya yang paling sukses mungkin Bank BTPN (BTPN). Pada Maret 2008, Northstar menjadi partner bagi Texas Pacific Group (TPG) , sebuah fund asal Amerika Serikat (AS), untuk membeli 71.6% saham BTPN senilai US$ 195 juta. Sekarang setelah lewat empat tahun, nilai book value kepemilikan TPG atas saham BTPN telah meningkat menjadi Rp3.6 trilyun, atau sekitar US$ 391 juta. Itu berarti gain lebih dari 100 persen! Jika dihitung dari sisi market value , maka nilai saham TPG di BTPN adalah US$ 1.4 milyar pada harga saham 3,575, atau telah mencetak gain 600%.

Garuda Indonesia: Reborn!

Gambar
Sejak sahamnya listing perdana pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia (GIAA) tidak pernah cukup menarik untuk diperhatikan. Alasannya simpel: Udah barangnya jelek, harganya mahal pula. Tapi sekarang setelah lewat setahun lebih, GIAA sepertinya mulai tampak cantik, dan itu bukan karena make up semata. Pada tahun penuh 2011, perusahaan mencatat kenaikan pendapatan 39.1%. Laba bersihnya juga naik 56.1%, dari Rp518 menjadi 809 milyar. Pretty enough to be taken? Actually, not yet, but probably soon.

Playboy Saham

Gambar
Kemarin sore, penulis ngobrol dengan seorang teman melalui Yahoo Messenger, sebut saja namanya Pak Budi, ‘Mas Teguh, apa pendapatnya tentang Resource Alam Indonesia (KKGI)?’ Lalu penulis jawab, ‘bla bla bla.. memangnya kenapa pak?’, ‘Oh nggak, saya ada pegangan KKGI. Cukup banyak, 70% dari porto. Saya megang udah lama, dari waktu harganya masih 1,700.’ ‘Wuahh, cuan gede dong pak? Selama itu KKGI gak pernah dijual?’ ‘Iya, saya kan investor long term mas. Tapi belakangan ini KKGI kok turun ya? Lumayan dalem lagi turunnya. Potensial gain saya jadi berkurang deh. Apa pendapat Mas Teguh soal pajak ekspor itu?’

Menelaah Pajak Ekspor Batubara

Gambar
Beberapa waktu lalu, Pemerintah mengumumkan rencana pengenaan pajak ekspor untuk barang tambang mentah sebesar 25% dari nilai ekspornya. Itu berarti nantinya para perusahaan tambang harus membayar pajak tambahan diluar pajak-pajak yang biasanya, untuk setiap ton barang tambang mentah yang mereka jual keluar negeri. Di market, para investor langsung mengasosiasikan ‘barang tambang mentah’ tersebut sebagai batubara, karena memang selama ini bisa dikatakan seluruh perusahaan batubara di Indonesia menjual sebagian besar produknya keluar negeri. Alhasil saham-saham batubara mulai berjatuhan, rata-rata sudah turun 5% dalam seminggu terakhir.

Central Omega Resources

Gambar
Central Omega Resources (DKFT) melaporkan pendapatan Rp485 milyar pada tahun penuh 2011, dan laba bersih Rp177 milyar. Dengan EPS yang kini mencapai Rp1,019 per saham, PER DKFT pada harga saham 1,670 hanya 1.6 kali. Undervalue? Mungkin. Tapi kalau kita pelajari DKFT ini secara mendetail, maka mungkin kita akan sampai pada kesimpulan bahwa yang menarik dari saham ini bukan hanya sekedar value-nya, tapi juga prospek jangka panjangnya.

Greenwood Sejahtera

Gambar
Saat ini hampir seluruh emiten sudah merilis laporan keuangan untuk periode Full Year 2011. Dan kalau dilihat secara sektoral, sektor yang mencatat peningkatan kinerja cukup signifikan adalah sektor properti. Well, kita memang sudah pernah membahas ini sebelumnya di artikel Bubble Property? , dimana terdapat cukup banyak saham-saham properti yang melaju kencang sepanjang tahun 2011 lalu. Namun disini, penulis akan mengajak anda untuk melirik emiten properti anyar yang sahamnya baru listing akhir tahun 2011 kemarin, dan kinerjanya ternyata tidak kalah bagusnya dibanding para pendahulunya. Emiten tersebut adalah Greenwood Sejahtera (GWSA).

J Resources, Backdoor Listing with a Little Magic

Gambar
Beberapa bulan lalu, tepatnya tanggal 15 November 2011, PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk (PSAB) mengumumkan bahwa perusahaan akan mengakuisisi sebuah perusahaan tambang emas, bernama PT J Resources Nusantara. Nilai akuisisinya mencapai Rp1.4 trilyun, dan PSAB akan memperoleh dana tersebut dari right issue yang akan dilakukan kemudian. PSAB sendiri, terhitung sejak tanggal 30 Desember 2011, kemudian berubah nama menjadi PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) , dan kegiatan usaha utama perusahaan juga berubah dari sebelumnya jasa boga, perdagangan, transportasi, dan pembangunan perumahan, menjadi usaha pertambangan, khususnya tambang emas.

Ekadharma International

Gambar
Beberapa waktu terakhir ini penulis menerima cukup banyak masukan untuk membahas sebuah saham yang selama ini kurang populer dimata investor, namun fundamentalnya ternyata lumayan baik. Saham tersebut adalah Ekadharma International (EKAD) . EKAD adalah perusahaan yang tergolong kecil dengan dengan kapitalisasi pasar hanya Rp227 milyar pada harga saham 325. Meski tergolong saham small cap, namun likuiditas EKAD di pasar cukup terjaga dengan rata-rata transaksi 4 juta lembar saham setiap harinya.

Sugih Energy, A String Puppet

Gambar
Artikel ini adalah untuk pertama kalinya penulis membahas tentang perusahaan yang tidak berdomisili di Indonesia. Yup, Ramba Energy Ltd (Ramba) adalah perusahaan minyak dan gas (migas) yang terdaftar di Bursa Efek Singapura. Meski bermarkas di Singapura, namun seluruh aset blok minyak milik perusahaan terletak di Indonesia, yaitu Blok West Jambi dan Blok Lemang, keduanya di Jambi, dan Blok Jatirarangon, Bekasi Selatan, Jawa Barat. Pemilik Ramba juga orang Indonesia, yaitu Aditya Soeryadjaya, cucu dari William Soeryadjaya, founding father-nya Grup Astra.

Rukun Raharja, A Giant in the Making

Gambar
Rukun Raharja (RAJA) adalah sebuah perusahaan yang sekilas tampak biasa-biasa saja, namun pernah tenar di masa lalu. Dua tahun lalu, tepatnya ada bulan Februari 2010, beredar kabar bahwa perusahaan akan mengakuisisi dua perusahaan yang berukuran jauh lebih besar dari ukurannya sendiri, sekaligus terjun ke bisnis gas alam dan gas elpiji yang terintegrasi, setelah sebelumnya hanya bermain di industri logistik pelabuhan. Berkat pemberitaan tersebut, RAJA langsung diborong oleh para investor, dan terbang dari posisi 200 hingga sempat menyundul 1,400-an pada bulan Juni 2010, atau telah naik 600% hanya dalam tempo 4 bulan.