Postingan

Bubble Properti?

Gambar
Kemarin sore, penulis menemukan thread menarik di Kaskus yang membahas soal bubble properti di Indonesia. Disitu ditampilkan komentar dari seorang aktivis LSM, Ali Tranghanda, yang mengatakan bahwa harga-harga properti telah naik secara tidak wajar dalam beberapa tahun terakhir. Contohnya harga rumah di Kawasan Serpong, Tangerang, rata-rata telah naik 40 - 50% per tahun sejak tahun 2009. Padahal dalam kondisi normal, harga rumah biasanya hanya naik 12 – 15% per tahun.

Indonesia Meraih Investment Grade, What Next?

Gambar
Kamis kemarin, salah satu lembaga pemeringkat terkemuka di dunia, Fitch, merilis rating BBB- untuk Indonesia, meningkat dari sebelumnya hanya BB+. Indonesia kini digolongkan sebagai negara investment grade. Peningkatan ini sebelumnya sudah diperkirakan oleh banyak pihak, namun tetap menjadi kejutan karena tadinya diperkirakan Fitch baru akan merilis ratingnya pada pertengahan 2012 nanti. Apapun itu, keluarnya rating tersebut tentu saja menjadi sentimen positif bagi IHSG dan alhasil, sejak Jumat kemarin IHSG mulai bangkit, setelah sebelumnya terkoreksi selama tiga hari berturut-turut.

Saham-saham untuk Trading

Gambar
Jika anda mencari saham untuk simpanan jangka panjang, maka anda harus menetapkan kriteria yang lumayan ketat. Saham tersebut tidak hanya harus memiliki kinerja (fundamental) yang bagus, dan juga pergerakan harga yang wajar (mengikuti pola teknikalnya), tetapi juga harus memiliki prospek bahwa kinerjanya yang bagus tersebut akan berlanjut di masa mendatang. Dan yang paling penting, valuasinya masih murah. Sementara kalau anda mencari saham untuk trading, maka kriterianya sedikit lebih longgar. Asalkan fundamentalnya bagus dan pergerakan harganya wajar, maka saham tersebut sudah bisa dipakai buat trading.

Tips Trading di Tahun 2012

Gambar
Gak kerasa sekarang kita sudah memasuki bulan Desember, yang itu berarti tahun 2011 sebentar lagi akan berlalu. Sepanjang 2011 ini, pertumbuhan IHSG sama sekali tidak menggembirakan, dimana ketika artikel ini ditulis, IHSG berada di posisi 3,742, atau hanya naik 1.43% secara Year to Date atau YTD (dibanding posisi 30 Desember 2010). Posisi ini jauh lebih rendah dibanding ekspektasi beberapa analis dan para pengamat, termasuk juga penulis, yang setahun lalu memprediksi bahwa IHSG mungkin akan mencapai 4,500 pada akhir tahun 2011. Kalau ada yang bisa 'disalahkan' atas kegagalan target 4,500 tersebut, maka jari kita mungkin akan menunjuk kepada krisis utang di Eropa sana, yang hingga kini belum mencapai penyelesaian yang pasti.

Pemberitaan vs Konfirmasi Emiten

Gambar
Sabtu tanggal 26 November kemarin, sebuah jembatan besar yang melintasi Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai Kertanegara (Kukar), Kalimantan Timur, tiba-tiba ambruk begitu saja, dan diperkirakan menelan korban jiwa hingga 40 orang. Namun bagi investor di stock market, yang menarik dari peristiwa tersebut bukanlah berapa jumlah korban yang tewas, ataukah siapa kontraktor yang dengan tidak becus mengurus jembatan tersebut. Melainkan, perusahaan natural resources manakah yang operasinya terganggu karena peristiwa tersebut? Sebab seperti yang kita ketahui, Kukar merupakan wilayah kerja dari banyak perusahaan batubara dan perkebunan kelapa sawit, dan beberapa diantaranya listing di BEI.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Seputar Right Issue

Gambar
Right issue alias penerbitan saham baru oleh emiten, merupakan aksi korporasi yang biasanya kurang disukai oleh investor, karena alasan yang simpel yaitu akan menyebabkan saham dari emiten yang bersangkutan terdilusi. Karena nilainya terdilusi, maka biasanya harganya kemudian turun. Namun right issue tidak selalu berarti jelek bagi investor. Pada dasarnya tujuan dari right issue ini kan buat ngumpulin dana. Jika dana tersebut digunakan untuk tujuan yang baik bagi perusahaan, maka hasilnya akan dinikmati oleh investor juga.

Price Earning to Growth Ratio

Gambar
Kalau anda termasuk pembaca lama blog ini, maka anda pasti sudah hafal dengan dua ukuran dalam analisis fundamental, yang biasa digunakan untuk menganalisis harga wajar dari sebuah saham, yang sering penulis bahas di blog ini, yaitu Price to Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV). Yup, penulis memang cukup sering membahas tentang PER dan PBV di blog ini. Namun, diluar dua ukuran diatas masih buanyak sekali ukuran-ukuran fundamental lainnya, yang juga bisa diperhatikan dalam menilai apakah sebuah saham harganya wajar atau nggak. Dan disini kita akan bahas salah satunya, yaitu Price Earning to Growth (PEG).

Borneo + Bakrie = ???

Gambar
Beberapa hari lalu, salah satu emiten batubara di bursa yaitu Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN), setuju untuk memberi Bakrie uang tunai kurang lebih US$ 1 milyar, yang akan dipakai Bakrie untuk membayar sebagian utang-utangnya. Sebagai gantinya, BORN akan memperoleh 23.8% saham Bumi Plc. Bumi Plc sendiri adalah pemegang 29% saham Bumi Resources (BUMI), dan 85% saham Berau Coal Energy (BRAU). Yang menarik disini, BORN membeli Bumi Plc itu pada harga 10.9 Pound Sterling per saham, atau 47% lebih mahal dibanding harga rata-rata Bumi Plc di London sana. Wah, apa nggak salah?

Selamat Sempurna

Gambar
Sebentar lagi kita akan memasuki penghujung bulan Oktober, yang itu berarti para emiten akan segera merilis laporan keuangan (LK) untuk periode kuartal III 2011 atau Nine Months 2011 (9M11). Namun hingga ketika artikel ini ditulis, baru beberapa emiten saja yang sudah merilis LK-nya. Mereka adalah Bank BTPN (BTPN), Bank CIMB Niaga (BNGA), Tower Bersama Infrastructure (TBIG), Batavia Prosperindo Finance (BPFI), dan Selamat Sempurna (SMSM). Glad to say, seperti tidak terpengaruh oleh Eropa, kinerja para emiten ini rata-rata masih cukup baik. Dan disini kita akan membahas salah satu dari mereka, yaitu SMSM.

Indonesia di Mata Lembaga Pemeringkat Asing

Gambar
Anda tentu hafal dengan tiga lembaga pemeringkat terkemuka di dunia, yaitu Moody’s, Fitch, dan Standard & Poor’s (S&P) . Kerjaan utama dari para lembaga pemeringkat ini adalah memberi rating kepada perusahaan yang menerbitkan surat utang atau obligasi. Misalnya jika perusahaan A menerbitkan surat utang senilai sekian juta Dollar, maka tiga lembaga pemeringkat tersebut akan merilis rating yang menggambarkan prospek atas utang tersebut. Rating tersebut akan memberikan gambaran kepada investor, mengenai apakah surat utang tadi layak diambil atau nggak. Indonesia juga punya lembaga pemeringkat seperti ini, namanya Pefindo.