Postingan

Pemberitaan vs Konfirmasi Emiten

Gambar
Sabtu tanggal 26 November kemarin, sebuah jembatan besar yang melintasi Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai Kertanegara (Kukar), Kalimantan Timur, tiba-tiba ambruk begitu saja, dan diperkirakan menelan korban jiwa hingga 40 orang. Namun bagi investor di stock market, yang menarik dari peristiwa tersebut bukanlah berapa jumlah korban yang tewas, ataukah siapa kontraktor yang dengan tidak becus mengurus jembatan tersebut. Melainkan, perusahaan natural resources manakah yang operasinya terganggu karena peristiwa tersebut? Sebab seperti yang kita ketahui, Kukar merupakan wilayah kerja dari banyak perusahaan batubara dan perkebunan kelapa sawit, dan beberapa diantaranya listing di BEI.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Seputar Right Issue

Gambar
Right issue alias penerbitan saham baru oleh emiten, merupakan aksi korporasi yang biasanya kurang disukai oleh investor, karena alasan yang simpel yaitu akan menyebabkan saham dari emiten yang bersangkutan terdilusi. Karena nilainya terdilusi, maka biasanya harganya kemudian turun. Namun right issue tidak selalu berarti jelek bagi investor. Pada dasarnya tujuan dari right issue ini kan buat ngumpulin dana. Jika dana tersebut digunakan untuk tujuan yang baik bagi perusahaan, maka hasilnya akan dinikmati oleh investor juga.

Price Earning to Growth Ratio

Gambar
Kalau anda termasuk pembaca lama blog ini, maka anda pasti sudah hafal dengan dua ukuran dalam analisis fundamental, yang biasa digunakan untuk menganalisis harga wajar dari sebuah saham, yang sering penulis bahas di blog ini, yaitu Price to Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV). Yup, penulis memang cukup sering membahas tentang PER dan PBV di blog ini. Namun, diluar dua ukuran diatas masih buanyak sekali ukuran-ukuran fundamental lainnya, yang juga bisa diperhatikan dalam menilai apakah sebuah saham harganya wajar atau nggak. Dan disini kita akan bahas salah satunya, yaitu Price Earning to Growth (PEG).

Borneo + Bakrie = ???

Gambar
Beberapa hari lalu, salah satu emiten batubara di bursa yaitu Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN), setuju untuk memberi Bakrie uang tunai kurang lebih US$ 1 milyar, yang akan dipakai Bakrie untuk membayar sebagian utang-utangnya. Sebagai gantinya, BORN akan memperoleh 23.8% saham Bumi Plc. Bumi Plc sendiri adalah pemegang 29% saham Bumi Resources (BUMI), dan 85% saham Berau Coal Energy (BRAU). Yang menarik disini, BORN membeli Bumi Plc itu pada harga 10.9 Pound Sterling per saham, atau 47% lebih mahal dibanding harga rata-rata Bumi Plc di London sana. Wah, apa nggak salah?

Selamat Sempurna

Gambar
Sebentar lagi kita akan memasuki penghujung bulan Oktober, yang itu berarti para emiten akan segera merilis laporan keuangan (LK) untuk periode kuartal III 2011 atau Nine Months 2011 (9M11). Namun hingga ketika artikel ini ditulis, baru beberapa emiten saja yang sudah merilis LK-nya. Mereka adalah Bank BTPN (BTPN), Bank CIMB Niaga (BNGA), Tower Bersama Infrastructure (TBIG), Batavia Prosperindo Finance (BPFI), dan Selamat Sempurna (SMSM). Glad to say, seperti tidak terpengaruh oleh Eropa, kinerja para emiten ini rata-rata masih cukup baik. Dan disini kita akan membahas salah satu dari mereka, yaitu SMSM.

Indonesia di Mata Lembaga Pemeringkat Asing

Gambar
Anda tentu hafal dengan tiga lembaga pemeringkat terkemuka di dunia, yaitu Moody’s, Fitch, dan Standard & Poor’s (S&P) . Kerjaan utama dari para lembaga pemeringkat ini adalah memberi rating kepada perusahaan yang menerbitkan surat utang atau obligasi. Misalnya jika perusahaan A menerbitkan surat utang senilai sekian juta Dollar, maka tiga lembaga pemeringkat tersebut akan merilis rating yang menggambarkan prospek atas utang tersebut. Rating tersebut akan memberikan gambaran kepada investor, mengenai apakah surat utang tadi layak diambil atau nggak. Indonesia juga punya lembaga pemeringkat seperti ini, namanya Pefindo.

Atlas Resources

Gambar
Pertumbuhan IHSG pada tahun 2011 ini mungkin memang tidak setinggi tahun lalu. Namun itu tidak mencegah beberapa perusahaan untuk mencari dana di pasar modal melalui IPO. Salah satu yang cukup menarik untuk dicermati adalah PT Atlas Resources, Tbk . Kenapa menarik? Karena nilai IPO-nya cukup besar, yaitu mencapai Rp1.5 trilyun, jika harga sahamnya ditetapkan pada batas tertinggi, yaitu Rp1,900 per saham. Menariknya lagi, nilai IPO tersebut bahkan lebih besar dari total aset perusahaan, yang cuma Rp1.2 trilyun.

Sekilas Saham-Saham Berfundamental Bagus

Gambar
Seperti dibahas di artikel sebelumnya, perekonomian makro di Indonesia masih berjalan dengan baik, dengan pertumbuhan ekonomi hingga 6.5% pada kuartal II lalu. Di BEI sendiri, kinerja para emiten di kuartal II kemarin terbilang cukup bagus, dimana beberapa perusahaan masih mencatat pertumbuhan yang signifikan seperti biasanya.

Perkembangan Ekonomi Makro Eropa

Gambar
Senin kemarin, BPS merilis data statistik ekonomi makro Indonesia, dan sekali lagi, datanya tampak bagus. Hingga September 2011, inflasi semakin terkontrol di level 4.6%. Sementara neraca ekspor impor pada periode Januari – Agustus 2011 tercatat surplus US$ 20 milyar, naik 81.9% dibanding periode yang sama tahun 2010. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2011 tercatat 6.5%, dan tingkat pengangguran pada Februari 2011 tercatat hanya 6.8%, sangat baik. Dengan asumsi data-data tersebut akurat, maka sepertinya memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari fundamental ekonomi Indonesia. We’re definitely fine. Tapi bagaimana dengan Yunani dan kawan-kawan?

Kuncinya, Main Aman!

Gambar
Finally, setelah terus menerus terkoreksi sejak awal September lalu, IHSG akhirnya rebound cukup signifikan. Hari ini IHSG ditutup menguat 4.76% ke posisi 3,474. Beberapa saham unggulan pun mulai pulih dengan menguat hingga 10% atau lebih. Penguatan tersebut salah satunya didorong oleh penguatan Dow Jones selama dua hari berturut-turut sebelumnya, yang disebabkan oleh beredarnya sentimen bahwa Pemerintah di negara-negara Eropa akan menggunakan ‘kekuatan penuh’ untuk mencegah krisis.