Postingan

Tidak Nyata?

Gambar
Jika anda membeli sebuah saham sebanyak 100 ribu lembar (200 lot) pada harga Rp 100 per lembar, senilai total Rp 10 juta, dan besoknya saham anda tersebut naik 2% menjadi Rp 102 per lembar, maka berapakah keuntungan anda? Tentu saja 2% dikali 10 juta bukan? Dan hasilnya adalah Rp 200 ribu.

Prediksi IHSG 2011

Ketika beberapa waktu lalu IHSG sempat gagah di level 3,700-an, mungkin sebagian dari anda bingung, apakah dengan kondisi IHSG yang tampak ketinggian seperti itu, saya masih boleh belanja saham? Tapi ketika kemudian IHSG terkoreksi hingga kembali ke 3,500-an, maka mungkin anda tetep saja bingung, udah saatnya buat masuk belum ya? Jangan-jangan ntar IHSG malah turun lebih dalam lagi? Nah lho.

Dayaindo Resources 2

Gambar
Wah, ga nyangka ternyata banyak juga respon atas artikel kali ini. Okay, kita akan membahasnya satu per satu.

Dayaindo Resources

Gambar
Menganalisis saham dari sisi fundamental memang susah-susah gampang. Kalau anda gak teliti, sebuah perusahaan yang kinerjanya jelek bisa jadi tampak bagus, dan perusahaan yang kinerjanya bagus bisa jadi tampak jelek (yang disebut terakhir jarang terjadi). Dayaindo Resources (KARK) boleh jadi merupakan contoh yang paling nyata mengenai saham yang fundamentalnya sekilas kelihatan bagus. Yup, kinerjanya memang bagus, tapi valuasi sahamnya mungkin gak semurah kelihatannya. Dan diluar itu terdapat beberapa hal yang juga perlu diperhatikan.

Bank Bukopin

Gambar
Beberapa waktu terakhir, penulis menerima cukup banyak email dari teman-teman investor yang menanyakan soal Bank Bukopin (BBKP). Dan setelah penulis cek, ketauan sebabnya. Sepertinya beberapa investor terjebak membeli BBKP ini di harga diatas 700 per saham, karena dipengaruhi kabar bahwa BBKP akan diakuisisi oleh, kalau bukan Bank BRI (BBRI) ya Jamsostek. Memang pada Agustus lalu saham BBKP melambung dari 640 hingga sempat menyentuh 760 karena kabar akuisisi ini. Belakangan, BBKP malah turun lagi dan kembali ke level 640.

Forbes Bloopers

Gambar
Kalau anda adalah seorang Aburizal Bakrie, apa reaksi anda ketika Forbes bilang kalau harta kekayaan anda ‘cuma’ US$ 2.1 milyar? Kalau saya sih akan senyum-senyum.. Masa sih gue ‘semiskin’ itu?

Mengenal Fundamental Perbankan

Gambar
Waktu kemarin saya bikin ebook tentang metode analisis fundamental, saya lupa bilang kalau ada beberapa emiten yang memiliki struktur laporan keuangan yang agak berbeda dari yang biasanya. Di ebook tersebut, contoh lap keu yang saya tampilkan adalah Unilever Indonesia (UNVR), dan memang seperti itulah lap keu emiten-emiten di BEI pada umumnya. Namun, khusus untuk emiten di bidang financial service (perbankan, jasa pembiayaan, asuransi, dll), struktur lap keu-nya tidak seperti itu (meski pada intinya sih sama saja), sehingga cara membaca/menganalisis fundamentalnya pun sedikit berbeda. Artikel ini akan membahas hal tersebut. Bank BJB, bank daerah pertama yang listing di BEI Karena emiten-emiten di sektor jasa pembiayaan (ADMF, WOMF, dll) dan asuransi (AMAG, ABDA, dll) tidak begitu populer di mata investor, maka yang akan kita bahas disini adalah fundamental perbankan (BMRI, BBRI, dll). Selain beberapa rasio fundamental yang sudah kita kenal (EAR, EDR, EER, ROA, dll), emiten pe

Ical for President

Gambar
Beberapa waktu lalu, tepatnya ketika saya menonton acara munas Golkar (munas atau apa ya?) di televisi dimana Aburizal Bakrie menjadi pembicara utamanya, ada kata-kata dari beliau yang mungkin temen-temen investor juga hafal. Yaitu, ‘Walau langit masih biru, namun padi mulai menguning.’ Secara simpelnya, statement ini menunjukkan bahwa Golkar menyatakan siap untuk bertarung dengan incumbent Partai Demokrat pada 2014, meski 2014 itu relatif masih lama. Saya kemudian menghubungi seorang teman yang ngerti politik (karena saya tentunya nggak ngerti masalah beginian), untuk menanyakan satu pertanyaan: Apakah Ical akan maju sebagai capres di 2014?

Krakatau Steel: The Story Continues

Gambar
Krakatau Steel (KRAS) mulai turun nih. Dan katanya para investor asing yang kemarin megang KRAS sekarang udah pada melepas sahamnya. Gimana nih? Saya udah terlanjur megang pada harga yang lumayan tinggi. Kira-kira kelanjutannya gimana ya?

Bumi Resources Minerals

Gambar
Beberapa waktu terakhir ini, seiring dengan masih kondusifnya kondisi market, sepertinya ada trend baru dikalangan pengusaha kelas kakap untuk menambah kekayaan mereka dengan cara yang sangat-sangat mudah. Apa itu? Dengan membentuk perusahaan baru, yang sebenarnya bukanlah perusahaan baru karena hanya merupakan anak usaha dari perusahaan yang sudah ada sebelumnya, lalu meng-IPO-kannya. Setelah Grup Salim mendirikan Indofood Consumer Brand Product (ICBP) yang merupakan anak usaha Indofood (INDF), lalu meng-IPO-kannya dan mendapat dana segar Rp 6.2 trilyun, kali ini giliran Grup Bakrie. Bumi Resources Minerals (BRM) adalah anak usaha dari Bumi Resources (BUMI), yang khusus bergerak di bidang usaha tambang non-batubara.