Presiden Trump Dilantik, Saham Ini Berpotensi Terbang
Beberapa waktu lalu ramai pernyataan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang menyebut bahwa BPJS Kesehatan tidak dapat meng-cover semua jenis penyakit, sehingga ia menyarankan masyarakat yang sudah terdaftar BPJS untuk juga mengambil asuransi dari perusahaan swasta. Dan meski pernyataan tersebut terdengar kontroversial, namun itu selaras dengan apa yang penulis pikirkan tentang BPJS Kesehatan: Niat awalnya memang mulia yakni agar semua orang yang sakit, tak peduli kaya ataupun miskin, bisa berobat sampai sembuh. Namun pada praktiknya maka tidak realistis jika berharap bahwa negara bisa menyediakan asuransi yang menanggung segala jenis penyakit dari sekian puluh juta penduduk di Indonesia, karena beda penyakit maka beda pula biaya penanganannya, apalagi tidak semua penduduk pengguna BPJS diwajibkan untuk membayar iuran BPJS itu sendiri.
***
Mulai tahun 2025 Avere Investama meluncurkan program US Stocks Copytrade di mana anda bisa mengikuti saham-saham US apa saja yang kami beli, hold, dan jual, lengkap dengan analisa serta strateginya. Info lengkap baca disini.
***
Nah, tapi dalam kesempatan kali ini kita bukan membahas soal BPJS melainkan tentang layanan asuransi kesehatan di Amerika Serikat (US), yang menurut penulis berjalan secara lebih realistis di mana meski Pemerintah disana juga menyediakan program healthcare gratis atau hampir gratis untuk lansia, penyandang disabilitas, dan masyarakat berpenghasilan rendah, namun untuk selebihnya maka disarankan (atau untuk warga dengan kriteria tertentu, diwajibkan) untuk mengambil asuransi kesehatan dari perusahaan swasta. Dan karena itulah di US ada banyak perusahaan besar serta profitable di bidang ini, seperti UnitedHealth Group Inc (UNH), Elevance Health Inc (ELV), dst. Kemudian seiring perkembangan teknologi maka juga muncul banyak startups di bidang healthcare yang sahamnya menawarkan peluang investasi jangka panjang, salah satunya yang akan kita bahas disini, Oscar Health Inc (OSCR). Dan berikut analisanya.
Oscar Health Inc berdiri pada tahun 2012 di New York, US, sebagai platform asuransi kesehatan online dengan nama aplikasi +Oscar, kemungkinan karena sang founder, Joshua Kushner, melihat adanya peluang dari rencana Pemerintah US untuk memberlakukan Undang-Undang The Affordable Care Act atau ACA, yang salah satu isinya mewajibkan warga negara US dengan kriteria tertentu untuk memiliki asuransi kesehatan. Dan kemudian UU ACA tersebut benar-benar diteken pada tahun 2014 oleh Presiden Obama (karena itu disebut juga Obamacare), sehingga pada tahun 2014 inilah perusahaan mulai beroperasi. Lalu berbeda dengan perusahaan asuransi tradisional seperti UnitedHealth Group, maka Oscar Health fokus di bidang teknologi dengan membangun aplikasi yang simpel dan easy-to-use, yang menyediakan konsultasi kesehatan 24/7 dengan dokter baik itu via telepon atau bertemu langsung, serta memanfaatkan data analytics untuk menawarkan produk asuransi yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan member, sekaligus menawarkan insurance plan yang disederhanakan sehingga mudah dipahami oleh orang yang awam asuransi sekalipun.
Dan hasilnya, di tahun pertamanya Oscar Health sukses menjual asuransi kesehatan ke 16,000 member, yang bertambah menjadi 45,000 member di tahun 2015, dan bertambah lagi menjadi 145,000 member di tahun 2016, yang tersebar di negara bagian New York, New Jersey, California, dan Texas.
Hingga ketika perusahaan akan IPO pada bulan Maret 2021 pada harga perdana $36 dengan ticker OSCR, maka Oscar Health sudah memiliki 529,000 member yang tersebar di delapan belas negara bagian di US, serta pendapatan $590 juta untuk tahun penuh 2020. Namun demikian seperti startup teknologi lain pada umumnya, maka sampai dengan tahun 2020 tersebut OSCR masih merugi tepatnya sebesar $407 juta, dan alhasil tak lama setelah IPO-nya sahamnya langsung turun, dan terus turun hingga mentok di $3 pada penghujung tahun 2022, selaras dengan koreksi pasar saham US ketika itu, dan juga karena sampai dengan tahun 2022 perusahaan masih kembali merugi. Memasuki tahun 2023 Indeks S&P 500 (SPX) berbalik naik, dan demikian pula OSCR turut naik hingga ditutup di posisi $8 pada akhir tahun. Dan ketika di tahun 2024 SPX kembali naik tinggi hingga 23.3%, maka demikian pula OSCR lanjut naik hingga ditutup di posisi $13.44, dan berada di posisi $15.90 ketika artikel ini ditulis.
Okay, lalu kenapa OSCR ini menarik? Well, alasannya sama seperti ketika beberapa waktu lalu kita bahas saham startup lainnya yakni SoFi Technologies, Inc (SOFI): Betul bahwa seperti disebut di atas, OSCR sampai dengan tahun 2022 masih merugi, dan bahkan di 2023 juga masih rugi tepatnya sebesar $271 juta. Namun seiring dengan terus bertambahnya jumlah member hingga terakhir mencapai 1.7 juta member per 30 September 2024, maka kinerja pendapatan OSCR juga terus naik dari $590 juta di 2020 menjadi $1.9 miliar di 2021, $4.1 miliar di 2022, $5.9 miliar di 2023, dan terakhir $6.8 miliar untuk periode Januari – September 2024. Dan kabar baiknya? Yep, seiring pendapatannya yang naik terus tersebut, maka di tahun 2024 ini OSCR akhirnya sukses mencetak laba bersih untuk pertama kalinya, tepatnya sebesar $179 juta untuk periode Jan – Sep 2024. Dalam jangka panjangnya hingga tahun 2027, maka OSCR menargetkan peningkatan jumlah member selaras dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang terdampak UU ACA, yang mana jika target tersebut tercapai maka tentu saja pendapatan serta laba bersihnya akan naik lebih tinggi lagi.
(Catatan: Hampir seluruh member OSCR adalah masyarakat yang oleh UU ACA diwajibkan untuk memiliki asuransi kesehatan, atau disebut juga ACA marketplace, yang per tahun 2021 jumlahnya mencapai 12 juta individu, dan lebih dari 500 ribu di antaranya merupakan member OSCR, setara pangsa pasar 4%. Lalu pada tahun 2024, volume ACA marketplace diperkirakan mencapai 21 juta dan 1.7 juta diantaranya member OSCR, setara pangsa pasar 7%, yang menjadikannya salah satu healthcare startups terbesar di US. Untuk kedepannya, ACA marketplace diperkirakan akan kembali tumbuh menjadi 31 juta individu di tahun 2027, sehingga jika OSCR bisa mempertahankan pangsa pasarnya di 7%, maka perusahaan pada tahun 2027 tersebut akan memiliki 2.2 juta member.)
Presiden Trump Is Back = Good News!
Kemudian jika anda kritis maka anda akan bertanya satu hal: Meski betul bahwa OSCR ini berbeda dengan perusahaan asuransi tradisional seperti UNH dst, tapi startup healthcare sejenis juga ada banyak bukan? Jadi sama seperti kalau di Indonesia ada Halodoc, Alodokter dst, maka di US juga ada beberapa perusahaan sejenis Oscar Health ini, seperti Clover Health (CLOV), dan Lemonade (LMND). Jadi apa yang membuat OSCR ini berbeda?
Dan penulis kira jawabannya ada di sang owner yakni Joshua Kushner, yang merupakan venture capitalist pendiri Thrive Capital, sebuah perusahaan investasi dengan dana kelolaan $25 miliar per tahun 2024, yang ditempatkan di banyak startups yang di kemudian hari terbukti sukses besar seperti Instagram (sebelum kemudian dijual ke Facebook), Spotify, OpenAI (perusahaan pengembang ChatGPT), dan tentunya Oscar Health ini. Joshua sendiri mendirikan Thrive Capital bersama dengan kakaknya, Jared Kushner, yang merupakan suami dari Ivanka Trump, putri dari Donald Trump, sekaligus pernah menjabat Senior Advisor to the President untuk Presiden Trump di tahun 2017 – 2021. Sehingga tidak hanya Joshua memiliki latar belakang pendidikan serta keluarga yang sangat-sangat kuat (Joshua dan Jared keduanya alumni Harvard, serta merupakan anak dari Charles Kushner, seorang konglomerat real estate), namun ia juga memiliki koneksi politik yang sama kuatnya. Dan sebenarnya ketika Trump tidak lagi menjabat presiden di tahun 2020, maka OSCR tetap mampu untuk tumbuh pesat sampai hari ini. Sehingga dengan sekarang Trump resmi kembali menjabat sebagai Presiden maka menarik untuk melihat bagaimana dampaknya terhadap kinerja Thrive Capital, termasuk tentunya OSCR ini.
Nah, jadi sekarang kita ke valuasi sahamnya: Pada harga saham $15.90, PBV OSCR tercatat 3.4 kali, aka tidak cukup murah kalau pakai standar penulis yang lebih suka saham dengan PBV kurang dari 3 kali, namun angka segitu tetap lebih rendah dibanding PBV kompetitornya seperti LMND (4.0x), CLOV (6.0x), dan juga lebih rendah dibanding PBV UNH (4.8x) yang merupakan perusahaan asuransi kesehatan terbesar di US. Dan yang terpenting, berbeda dengan LMND dan CLOV yang sampai hari ini masih merugi, maka seperti disebut di atas, di tahun 2024 kemarin OSCR sudah cetak laba, dan bisa diharapkan akan terus cetak laba kedepannya. Sehingga, dengan asumsi perusahaan akan kembali cetak laba di tahun 2025 ini, dan ekuitasnya tumbuh menjadi $1.5 miliar (berbanding $1.1 miliar per September 2024), maka target harganya adalah PBV 5x, setara market cap $7.5 miliar atau harga saham $30, dalam satu atau dua tahun ke depan. Jadi, yep, kita punya satu lagi saham calon bagger disini.
Tinggal sekarang risikonya, di mana penulis
biar bagaimanapun masih kurang sreg dengan PBVnya saat ini yang mencapai 3 kali,
apalagi sahamnya memang sudah naik banyak dalam setahun terakhir, plus fakta
bahwa pertumbuhan OSCR bergantung pada UU ACA serta (mungkin) koneksi politik
owner-nya. Sehingga jika ada amandemen UU atau semacamnya yang berpotensi merugikan
perusahaan, atau jika perusahaan kembali merugi seperti tahun-tahun lalu, maka
sahamnya bisa anjlok dengan mudah, dan kita harus cut loss jika OSCR ini
turun sampai tembus di bawah support kuatnya secara teknikal di $13.44. Nah,
tapi dengan asumsi perusahaan kembali cetak laba di tahun 2025 ini, dan tidak terjadi
peristiwa penting tertentu yang kemudian menjadi sentimen negatif, maka seperti
disebut di atas, target untuk OSCR ini adalah di $30 dalam setahun kedepan. Jadi, tertarik untuk mencoba?
Disclosure: Ketika artikel ini diposting, Avere Investama sedang dalam posisi hold OSCR pada harga beli $16.09. Posisi ini bisa berubah setiap saat tanpa pemberitahuan sebelumnya. Info lengkap baca disini.
***
Live Webinar How to Invest in US Stocks, Sabtu 25 Januari 2025, pukul 08.00 – 10.00 WIB. Untuk mendaftar klik disini.
Komentar