Saya Masih Hold Saham ADRO, Sekarang Bagaimana??

Pada ulasan sebelumnya disini, penulis mengatakan bahwa jika anda sebagai pemegang saham PT Adaro Energy Indonesia, yang sekarang berubah nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia, Tbk (ADRO), memilih untuk tetap hold sahamnya, maka anda akan memperoleh dividen sebesar Rp1,358 per saham sekaligus right (hak) untuk membeli saham PT Adaro Andalan Indonesia, Tbk (AADI) pada harga beli yang akan ditentukan kemudian. Dan jika demikian maka terdapat peluang bahwa anda akan profit besar, tapi risikonya juga tidak kalah besarnya, karena di sisi lain hampir pasti saham ADRO itu sendiri akan langsung jatuh setelah tanggal cum-nya di 26 November. And indeed, tanpa ba bi bu saham ADRO langsung anjlok pada tanggal 28 dan 29 November kemarin hingga sempat menyentuh 2,070, sebelum sekarang naik lagi ke posisi 2,360, tapi tetap itu terhitung turun sangat jauh dibanding posisi harganya pada tanggal cum yakni 3,670.

***

Ebook Market Planning edisi Desember 2024 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info jual beli saham, dan update strategi investasi bulanan sudah terbit. Anda bisa memperolehnya disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.

***

Sehingga pertanyaannya sekarang, selanjutnya bagaimana? Apakah saya tetap hold ADRO ini tunggu sampai dia naik lagi, atau jual saja? Lalu bagaimana caranya kalau saya hendak menebus/membeli saham AADI menggunakan right yang saya miliki? Nah, mari kita jawab itu satu per satu.

Pertama-tama seperti disampaikan sebelumnya, pasca melepas AADI yang merupakan anak usaha terbesarnya dan sekaligus bayar dividen sangat besar senilai total Rp41.8 triliun, maka ADRO sekarang sudah menjadi ‘perusahaan kosong’, yang itu artinya sahamnya sudah tidak punya alasan lagi untuk naik, sehingga cepat atau lambat anda harus menjualnya. Well, sebenarnya kurang tepat jika disebut kosong karena masih ada ADMR disitu, tapi tetap saja ekuitas perusahaan anjlok signifikan karena pembayaran dividennya itu tadi.

Nah, tapi di sisi lain jangan lupa bahwa anda juga sudah fix terima dividen jumbo Rp1,358 per saham. Sehingga jika anda jual ADRO pada harganya saat ini yakni 2,360, maka itu sama seperti anda menjualnya pada harga 2,360 + 1,358 = 3,718. Therefore, kecuali jika anda kemarin membeli saham ADRO pada harga 3,700 atau lebih tinggi, maka jika anda jual saham ADRO pada harganya saat ini maka posisinya masih profit, dan itu bahkan belum memperhitungkan potensi profit tambahan dari kenaikan saham AADI, yang juga bisa anda beli nanti.

Di sisi lain jika benar saham AADI akan langsung naik ketika dia melantai pada tanggal 5 Desember nanti, maka secara psikologis itu bisa juga membuat saham ADRO ikut naik, mungkin sampai 2,400 atau lebih tinggi. Jadi anda boleh juga tidak buru-buru melepas ADRO, melainkan tunggu dulu barang beberapa hari. Just remember bahwa jika memperhitungkan dividennya, maka posisi anda saat ini sebenarnya masih profit kok.

Oke lanjut. Pada tanggal 29 November kemarin ADRO juga sudah merilis prospektus penawaran umum pemegang saham (PUPS) untuk saham AADI, dengan inti informasi sebagai berikut. Pertama, anda sebagai pemegang saham ADRO akan mendapatkan right atau hak untuk membeli saham AADI. Jadi sekarang coba cek lagi portofolio anda, maka disitu akan muncul ‘saham baru’ dengan kode AADI-R, yang bukan merupakan saham melainkan right itu tadi, yang bisa anda gunakan untuk membeli saham AADI itu sendiri.

Kedua, rasio right-nya adalah 4,389 banding 1,000, di mana jika anda pegang ADRO sebanyak 4,389 lot maka anda akan mendapatkan right untuk membeli saham AADI sebanyak 1,000 lot (kalau pegangnya cuma 439 lot maka dapat right-nya juga hanya 100 lot, demikian seterusnya). Ketiga, harga belinya ditetapkan maksimal Rp5,960, alias sedikit lebih rendah dibanding perkiraan sebelumnya di Rp6,037, tapi masih lebih tinggi dibanding harga IPO AADI itu sendiri di Rp5,550 per saham, dengan selisih yang cukup jauh yakni 7.4%. Keempat, anda bisa menggunakan right yang anda pegang untuk menebus saham AADI mulai hari Jumat, 6 Desember 2024, hingga paling lambat hari Selasa, 10 Desember 2024. Jadi anda hanya punya waktu tiga hari (Jumat, Senin, Selasa), di mana jika anda tidak menebus saham AADI maka right yang anda pegang akan hangus/hilang dengan sendirinya dari rekening anda pada hari Rabu, 11 Desember. Dan kelima, right yang anda miliki tidak dapat dijual. Jadi anda hanya bisa menggunakannya untuk menebus saham AADI, entah itu sebagian atau seluruhnya (jika anda mendapat 1,000 lembar right maka bukan berarti anda harus beli 1,000 lembar saham AADI, melainkan belinya kurang dari itu juga boleh), atau jika seluruh right tersebut dibiarkan hangus maka itu juga boleh.

Jadi pertanyaannya sekarang, lebih baik saya tebus saham AADI, atau gak usah? Nah, kabar baiknya AADI itu sendiri akan melantai di BEI pada tanggal 5 Desember pada harga perdana 5,550, jadi anda tinggal lihat apakah pada hari itu harga sahamnya ditutup naik atau turun? Jika saham AADI ternyata naik ke katakanlah 6,000 – 6,500, maka besoknya pada tanggal 6 Desember anda bisa langsung tebus sahamnya di harga 5,960 (kalau bingung cara tebusnya maka boleh telpon pihak sekuritas dan nanti mereka akan bantu, tapi seharusnya caranya sama saja seperti kalau anda mau beli saham biasa), lalu kemudian jual di harga 6,000 – 6,500 tersebut, sehingga anda akan profit. Atau kalau mau tetap hold juga boleh, siapa tahu harganya akan lanjut naik. Di sisi lain jika saham AADI ternyata turun atau tidak banyak berubah dari harga perdananya di 5,550 pada tanggal 5 Desember tersebut, maka ya sudah anda tidak perlu tebus sahamnya dan biarkan saja right yang anda pegang itu hangus, toh anda sejak awal sudah profit dari dividen yang diterima sebelumnya.

Tinggal satu hal: Jika anda memilih untuk menebus saham AADI, maka anda akan menerima saham AADI tersebut di rekening sekuritas anda pada tanggal 9 – 11 Desember. Dan penulis sudah baca prospektusnya, ternyata tidak ada skema lock up bagi investor publik yang membeli saham AADI melalui mekanisme PUPS ini. Atau dengan kata lain, anda bisa langsung jual lagi saham AADI itu segera setelah anda menerimanya. Yang itu artinya? Yup, saham AADI berisiko untuk langsung turun pada tanggal 9 – 11 Desember tersebut, tak peduli berapapun posisi harganya saat itu, yakni karena ada banyak investor publik yang langsung menjual saham AADI yang mereka pegang.

Sehingga, meskipun anda bisa profit besar jika memilih untuk menebus AADI, dalam hal ini jika harga sahamnya langsung naik tinggi setelah IPO-nya pada tanggal 5 Desember, tapi tetap terdapat risiko bahwa anda justru akan merugi, yakni jika saham AADI langsung turun lagi pada tanggal 9 – 11 Desember, dan belum tentu setelah itu dia akan naik lagi karena, seperti yang kita bahas kemarin, kinerja laba bersih AADI hampir pasti akan turun dalam di tahun 2025 nanti.

Nah, jadi bagaimana? Anda bakal tebus atau tidak?

***

Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi Q3 2024 sudah terbit! Dan sudah bisa dipesan disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.

Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe

Komentar

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?