Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)
Pak Teguh saya ada pegang saham PT Adaro Energy Indonesia, Tbk (ADRO) di harga modal 2,800, jadi sekarang posisinya profit. Lalu seperti yang kita ketahui ADRO akan bayar dividen Rp1,350 per saham, dan setelah itu perusahaan juga akan menyelenggarakan PUPS (penawaran umum pemegang saham) di mana investor publik pemegang saham ADRO akan diberikan hak untuk membeli saham PT Adaro Andalan Indonesia, Tbk (AADI), yang akan melantai di bursa tanggal 5 Desember ini. Nah jadi strateginya bagaimana pak? Apakah kita jual ADRO sekarang sehingga tidak ambil dividennya, atau tetap hold dan ambil dividennya lalu gunakan uangnya untuk tebus saham AADI, atau bagaimana?
***
Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi Q3 2024 sudah terbit! Dan sudah bisa dipesan disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.
***
Jawab:
Sebelum kita ke jawabannya, pertama-tama bapak baca dulu artikel ini yang menjelaskan detail spin-off AADI dari ADRO sebagai perusahaan induknya.
Oke, sudah? Kalau begitu sekarang kita jawab. Pada hari ini, Senin 18 November 2024, ADRO resmi menggelar RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa) dengan inti keputusan sebagai berikut. Pertama, nama perusahaan berubah menjadi PT Alamtri Resources Indonesia, Tbk (ADRO) dengan bidang usaha di energi terbarukan dan batubara metalurgi, jadi sudah tidak lagi memegang usaha batubara termal (yang ditempatkan di AADI). Kedua, ADRO membayar dividen $2.6 miliar atau setara Rp41.7 triliun, setara Rp1,350 per saham, dan itu sedikit lebih besar dibanding usulan sebelumnya sebesar Rp1,340 per saham. Untuk tanggal cum dividennya belum diumumkan, tapi perkiraan penulis satu minggu dari sekarang, aka 25 November.
Kemudian pada artikel sebelumnya, penulis mengatakan bahwa ADRO ini menarik dengan PER 3.2 dan PBV 0.7 kali pada harga saham Rp2,700 (harga bulan Maret 2024). Namun ketika harganya naik sampai 4,000 karena didorong oleh aksi korporasi spin off AADI ini, maka ADRO tidak lagi menarik karena dengan PBV 1.1 kali maka valuasinya tidak lagi semurah sebelumnya, selain karena perusahaan sejatinya dirugikan karena melepas AADI yang notabene merupakan cash cow-nya. Sehingga, meskipun memang tetap ada kemungkinan ADRO naik lebih lanjut karena perusahaan akan bayar dividen jumbo (dan ternyata benar dividennya gede banget), dan setelah itu investor yang tetap memegang saham ADRO juga akan memperoleh right (hak) untuk membeli saham AADI, namun saya sarankan untuk jangan mengejar kereta. Sedangkan bagi anda yang sudah pegang ADRO sejak awal di harga bawah, maka boleh hold.
Okay Pak Teguh, kebetulan saya termasuk yang pegang ADRO di harga bawah, jadi sekarang bagaimana exit strategy-nya? Nah, dalam hal ini anda punya tiga opsi. Pertama, hold ADRO sampai lewat tanggal cum dividen sehingga dapat dividennya sebesar Rp1,350 per saham. Setelah itu anda lanjut hold ADRO sampai perusahaan menggelar PUPS pada tanggal 6 Desember, di mana pada PUPS tersebut juga akan ditetapkan tanggal cum right (hak) untuk membeli saham AADI, kemungkinan satu minggu setelah PUPS itu sendiri, alias tanggal 13 Desember. Anda lalu hold ADRO sampai lewat tanggal 13 Desember sehingga anda menerima right-nya, lalu gunakan right tersebut untuk menebus saham AADI. Setelah itu pada hari Senin 16 Desember, barulah anda bisa jual saham ADRO, karena pada titik ini sahamnya sudah tidak punya alasan untuk naik lagi melainkan akan langsung turun dengan cepat, karena sekarang dia sudah menjadi ‘perusahaan kosong’ yang tidak hanya tidak lagi memegang AADI sebagai anak usaha terbesarnya, tapi juga sudah tidak pegang aset uang tunai karena sudah habis dibayarkan sebagai dividen.
Kemudian jika anda ambil opsi ini, maka anda akan profit maksimal dengan asumsi, pertama, anda nanti jual ADRO pada harga 2,650 atau lebih tinggi, di mana setelah ditambah dividen sebesar Rp1,350 yang anda terima maka itu setara harga jual 4,000. Dan kedua, anda jual saham AADI pada harga yang lebih tinggi dibanding harga belinya. Harga tebus saham AADI untuk para pemegang saham ADRO ditetapkan setinggi-tingginya $0.38 atau setara Rp6,037 per saham (kurs Rp15,888 per Dollar), dan itu sedikit lebih tinggi dibanding harga maksimal dari IPO AADI itu sendiri, yakni Rp5,900 per saham. However karena valuasi AADI terhitung murah dengan PBV hanya 1.0 dan PER 2.5 kali pada harga 5,900 tersebut, maka terdapat kemungkinan sahamnya akan langsung naik tinggi tak lama setelah listing pada tanggal 5 Desember. Jadi jika anda menebus saham AADI pada harga 6,037 sedangkan harga AADI itu sendiri di pasar sudah naik ke katakanlah 8,000, maka dalam skenario inilah anda akan profit, sekali lagi.
Meski demikian, ada juga risikonya sebagai berikut. Pertama, saham ADRO hampir pasti akan langsung anjlok setelah tanggal cum dividennya, mungkin langsung ke harga 2,650 atau lebih rendah lagi. Dan meskipun setelah itu ada peluang dia naik lagi karena investor kembali membeli saham ADRO untuk memperoleh right untuk menebus saham AADI, tapi kita tentu tidak bisa menebak naiknya sampai berapa, dan bisa juga ADRO ini malah lanjut turun. Lalu kedua, jika anda memperoleh right dan menggunakannya untuk menebus saham AADI, maka ada juga kemungkinan saham AADI akan langsung jeblok tak lama setelah anda pegang saham AADI tersebut karena, coba pikir: Ketika ada ribuan investor publik pemegang saham ADRO yang sekarang mendadak jadi pemegang saham AADI, maka pasti ada sebagian diantara mereka yang langsung jualan di pasar bukan? Sehingga ada juga skenario di mana anda dapat saham AADI pada harga tebus Rp6,037, tapi di hari yang sama saham AADI langsung turun ke harga 5,500 atau lebih rendah lagi, sebelum anda sempat menjualnya.
Dan jika di sisi lain saham ADRO juga turun hingga lebih rendah dari
2,650, maka jangankan profit maksimal, anda justru akan rugi dua kali! Yakni
karena terpaksa menjual saham ADRO dan juga AADI pada harga yang lebih rendah
dari yang diharapkan.
Opsi Kedua dan Ketiga Yang Lebih Aman
Maka dari itu sekarang kita ke opsi kedua: Hold ADRO dan ambil dividennya, tapi ketika sahamnya naik lagi menjelang PUPS maka anda jual sehingga tidak ambil right untuk beli saham AADI, dan tentunya tidak membeli saham AADI itu sendiri. Jadi katakanlah anda jual ADRO di harga 3,000, maka setelah ditambah dividennya sebesar 1,350, maka itu sama seperti anda jual ADRO di harga 4,350, sehingga profitnya cukup besar. Dan bonusnya, anda tidak perlu pusing lagi soal apakah saham AADI nantinya akan naik atau turun. Namun dalam hal ini tetap ada risiko di mana saham ADRO tidak naik lagi setelah jeblok pasca cum dividennya, sehingga ada juga kemungkinan anda harus jual ADRO pada harga lebih rendah dari 3,000, atau bahkan lebih rendah dari 2,650.
Jadi karena itulah, masih ada opsi ketiga: Anda jual ADRO sekarang atau paling lambat di tanggal cum dividennya nanti, sehingga tidak ambil dividennya melainkan capital gain saja, dan memang untuk opsi ketiga ini maka profitnya jadi tidak maksimal. Tapi bonusnya adalah, tidak hanya anda tidak perlu pusing soal apakah saham AADI akan naik atau turun, tapi anda juga tidak akan bingung ketika nanti saham ADRO ini langsung jeblok setelah tanggal cum dividennya. So it’s stress-free money.
Nevertheless, opsi manapun yang anda pilih namun anda tetap harus sudah exit dari ADRO paling lambat sebelum akhir tahun 2024 ini. Dan jika anda memilih untuk menebus saham AADI lalu hold, maka sebenarnya itu boleh juga karena ada juga kemungkinan saham AADI ini akan naik banyak, bahkan setelah sebelumnya turun karena aksi jual investor ADRO yang memegang sahamnya. Jadi untuk ulasan minggu depan maka kita akan bahas prospek PT Adaro Andalan Indonesia, Tbk (AADI).
***
Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi Q3 2024 sudah terbit! Dan sudah bisa dipesan disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.
Komentar
beritanya sdh dibaca baik2 blm? apa cuman baca judul nya?
atau malah gak baca prospektus jg ya?