Daftar Saham/Perusahaan Yang Diuntungkan Pemerintahan Baru Prabowo Gibran

Hari ini, 20 Oktober 2024, seperti yang kita ketahui Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo – Gibran resmi dilantik. Dan dalam beberapa waktu terakhir penulis banyak ditanya teman-teman wartawan sesuai judul artikel di atas, karena kita tahu Pemerintahan yang baru ini punya banyak sekali program, salah satunya yang terkenal yakni program makan siang dan susu gratis. Nah, jadi apakah dalam hal ini perusahaan Tbk di bidang produksi susu seperti misalnya Ultrajaya (ULTJ) akan diuntungkan?

***

Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi Q3 2024 akan terbit tanggal 8 November, bisa dipesan disini. Tersedia diskon preorder bagi yang memesan sebelum 8 November, serta gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.

***

Dan penulis dalam hal ini bisa langsung jawab: Mungkin tidak. Perhatikan: Kita tahu bahwa Pemerintahan Pak Prabowo sedikit banyak akan melanjutkan program-program dari Pemerintahan sebelumnya (Pak Jokowi), karena mereka berada di kubu yang sama. Sehingga penulis perkirakan bahwa perusahaan-perusahaan yang akan dilibatkan juga sama. Nah, jadi sekarang kita lihat lagi selama Pak Jokowi menjabat Presiden antara tahun 2014 – 2024, di mana ketika beliau misalnya membangun infrastruktur besar-besaran, maka perusahaan mana yang ditunjuk? Jawabannya adalah BUMN konstruksi, dalam hal ini PT Waskita Karya, Tbk (WSKT), PT Pembangunan Perumahan, Tbk (PTPP), PT Adhi Karya, Tbk (ADHI), dan PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA). Dan memang imbasnya keempat perusahaan tersebut sukses membukukan kenaikan aset, ekuitas, pendapatan, serta laba bersih antara tahun 2014 s/d 2019 lalu, demikian pula sahamnya naik banyak. However sejak 2019 sampai sekarang entah bagaimana situasinya berubah total: WSKT dkk terus saja mengalami penurunan kinerja hingga merugi, bahkan sampai gagal membayar utang-utangnya hingga (hampir) bangkrut, dan tentu saja sahamnya ikut jeblok. Penulis katakan ‘entah bagaimana’, karena faktanya sejak tahun 2019 sampai sekarang WSKT dkk masih terus mengerjakan banyak proyek pembangunan jalan tol dll, sehingga secara teori harusnya kinerjanya akan sama bagusnya seperti periode 2014 – 2019. Namun sayangnya bukan itu yang terjadi.

BUMN konstruksi ini sempat untung besar antara tahun 2014 - 2019, tapi pasca pandemi dia justru terpuruk.

Nah, tapi intinya dalam sepuluh tahun terakhir maka Pemerintah hampir selalu mengikut sertakan BUMN dalam menjalankan program-programnya, sedangkan perusahaan swasta jarang ikut dilibatkan. Termasuk ketika terjadi pandemi Covid di tahun 2020 – 2021 lalu, maka untuk keperluan produksi dan distribusi vaksin serta obat-obatan Pemerintah menunjuk BUMN Biofarma, Kimia Farma (KAEF), dan juga Indofarma (INAF). Tapi sekali lagi apakah itu kemudian berdampak positif ke kinerja keuangan BUMN yang bersangkutan? Well, ternyata nggak juga, di mana KAEF dan INAF justru merugi, sampai sekarang.

Jadi kesimpulannya, untuk kedepannya perusahaan yang akan dilibatkan dalam program makan siang gratis dll kemungkinan BUMN juga, tapi itupun bukan berarti BUMN yang bersangkutan akan profit, malah bisa jadi kinerja keuangan mereka justru akan semakin terpuruk. Contohnya ya KAEF dan INAF itu tadi, di mana INAF yang notabene perusahaan besar dengan aset ratusan miliar Rupiah bahkan diduga sampai tidak membayar gaji karyawannya, serta terindikasi terlilit utang pinjol.

Okay Pak Teguh, berarti kalau balik lagi ke judul artikel di atas, maka sejatinya tidak ada saham atau perusahaan yang diuntungkan oleh program-program Pemerintahan baru Prabowo – Gibran? Well, sebenarnya ada. Perhatikan: Balik lagi ke misalnya program makan siang gratis, maka itu membutuhkan pos anggaran baru di RAPBN, dalam hal ini sebesar Rp71 triliun untuk tahun 2025. Dan demikian pula program-program lain seperti hilirisasi minerba, peningkatan pelayanan kesehatan, pembangunan 3 juta rumah, hingga food estate, maka semuanya butuh dana besar, dan memang di RAPBN tahun 2025 sudah disebut bahwa Pemerintahan Prabowo akan menambah utang Rp776 triliun. Namun yang penulis soroti disini bukan utang tersebut. Melainkan, dengan banyaknya program baru maka itu artinya belanja Pemerintah juga ikut meningkat, dalam hal ini (berdasarkan RAPBN 2025) menjadi Rp3,613 triliun, tumbuh signifikan dibanding outlook APBN 2024 sebesar Rp3,412 triliun, dan juga dibanding realisasi APBN 2023 sebesar Rp3,122 triliun. Nah, dengan meningkatnya belanja Pemerintah maka otomatis jumlah uang beredar juga akan meningkat. Dan itu artinya? Yup, terlepas dari uang itu akan masuk ke sektor apa saja, tapi yang jelas meningkatnya perputaran uang akan menguntungkan sektor perbankan, yang sebelumnya memang sudah diuntungkan oleh penurunan suku bunga BI Rate, dan juga sektor consumer goods. Karena dengan meningkatnya jumlah uang beredar maka otomatis konsumsi juga akan meningkat.

Sehingga kalau ada saham yang diuntungkan oleh Pemerintahan baru maka itu adalah perbankan dan consumer, tidak hanya BUMN tapi juga swasta, meski memang ini akan bergantung pada realisasi dari RAPBN itu tadi, yakni apakah Pemerintah kedepannya mampu untuk menyerap seluruh anggaran yang sudah dialokasikan, sehingga jumlah uang beredar benar-benar meningkat. Nevertheless, untuk lebih pastinya kita lihat saja emiten dari sektor apa saja yang kinerjanya benar-benar bagus, mulai tahun 2025 nanti. Dan sebelum itu maka mari kita kembali fokus ke kinerja laporan keuangan terbaru perusahaan per Q3 2024, yang akan dirilis akhir Oktober ini.

***

Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi Q3 2024 akan terbit tanggal 8 November, bisa dipesan disini. Tersedia diskon preorder bagi yang memesan sebelum 8 November, serta gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.

Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe

Komentar

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Prospek Saham Adaro Minerals Indonesia (ADMR): Better Than ADRO?