Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Saham Dyandra Media International (DYAN) Terbang 20%, Prospeknya?

Gambar
Perusahaan event organizer salah satu yang terbesar di Indonesia, PT Dyandra Media International, Tbk (DYAN) melaporkan laba bersih Rp86 miliar di Q2 2024, lompat 56.7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, serta mencerminkan ROE disetahunkan 26.4%, yang menjadikannya salah satu emiten dengan kinerja terbaik di BEI untuk periode Q1 2024 (karena mayoritas emiten lain kinerjanya turun, atau bahkan rugi). Karena di sisi lain valuasinya sangat rendah dengan PBV hanya 0.6 kali, maka tak lama setelah LKnya rilis sahamnya terbang lebih dari 20% ke posisi sekarang (108). Nah, tapi karena bahkan pada harga 108 tersebut, valuasi DYAN masih tampak murah dengan PER 2.7 dan PBV 0.7 kali, maka apakah sahamnya masih bisa dikejar? *** Hingga akhir Juli 2024, Avere Investama mencatat kinerja profit +9.0%  berbanding IHSG -0.2% , dihitung sejak awal tahun. Untuk melihat daftar saham yang kami pegang serta alokasi dananya, klik disini . *** DYAN, seperti disebut di atas, bergerak di bidang pe

Prospek Cerah Saham ESSA Terkait Rencana Pembangunan Pabrik Amoniak Baru

Gambar
PT Surya Eka Perkasa, atau yang sekarang berubah nama menjadi PT Essa Industries Indonesia, Tbk (ESSA) sudah merilis laporan keuangan untuk periode Q2 2024, dengan hasil yang cukup baik: Laba bersihnya tercatat $20.6 juta, lompat lebih dari 400% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dengan ROE disetahunkan 10.5%. Dan kalau melihat aktivitas perusahaan yang tengah membangun pabrik baru untuk menambah kapasitas produksinya, maka prospeknya juga cerah. Nah, jadi apakah sahamnya sudah boleh buy ? *** Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru  Q2 2024 akan terbit Kamis, 8 Agustus 2024, dan sudah bisa dipesan disini . Tersedia diskon preorder bagi yang memesan sebelum tanggal 8 Agustus, dan gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis. *** Sejarah ESSA dimulai pada tahun 2006 ketika founder perusahaan yakni Boy Garibaldi Thohir bersama sejumlah mitra kerjanya, memperoleh izin untuk membangun kilang liquefied petrole

Saham Semen Terbesar di Indonesia Ini Sudah Murah, Potensi IKN?

Gambar
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) melaporkan laba bersih Rp472 miliar di Q1 2024, turun 16.0% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dan jika kita lihat lebih jauh ke belakang maka sudah sejak tahun 2019 lalu kinerja SMGR cenderung stagnan dengan laba bersih mentok di angka Rp2.0 – 2.5 triliun per tahun. Di sisi lain berbeda dengan tahun 2019 lalu dimana harga sahamnya masih di 13,000-an, maka hari ini SMGR sudah turun hingga tinggal 4,000 saja (tepatnya 4,090 ketika artikel ini ditulis), dan dengan PBV hanya 0.6 kali. Nah, jadi apakah sahamnya sekarang sudah boleh buy ? Eh tapi bagaimana dengan prospek industri semen itu sendiri? *** Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru  Q2 2024 akan terbit Kamis, 8 Agustus 2024, dan sudah bisa dipesan disini .  Tersedia  diskon   bagi anda yang memesan sebelum tanggal 8 Agustus, serta g ratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis. *** Sejarah PT Semen Indonesia dim

Pendapat Saya Tentang IPO GoTo

Gambar
Suatu hari di tahun 2008. Harga batubara acuan Newcastle yang sebelumnya sudah cenderung naik sejak awal dekade 2000-an, di sepanjang tahun 2007 kembali naik dengan kencang dari posisi $50-an per ton hingga mencapai all time high $180 per ton pada bulan Juli tahun 2008. Sementara itu saham dari perusahaan batubara terbesar di Indonesia, Bumi Resources (BUMI) , juga melesat dari 900-an di awal tahun 2007 hingga tembus 8,000 pada Februari 2008. Karena disisi lain sahamnya sangat likuid, market cap-nya juga besar (Rp152 trilyun pada harga 8,000. Sebagai perbandingan pada waktu yang sama, market cap Bank BCA/BBCA hanya Rp90 trilyun), dan kinerja keuangannya pada saat itu sangat bagus (sepanjang tahun 2007, BUMI membukukan laba bersih $789 juta berbanding ekuitasnya yang hanya $1.1 milyar), maka jadilah semua orang mulai dari trader receh sampai fund manager besar membeli BUMI, dan BUMI kemudian memperoleh julukan legendaris: Saham sejuta umat . *** Live Webinar Value Investing Saham Indone

Selain JPFA, Saham Pakan Ayam Ini Juga Masih Undervalue

Gambar
Awal Mei 2024 kemarin kita sudah membahas PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk (JPFA ), yang merupakan perusahaan pakan ayam yang kinerjanya pada Q1 2024 sukses turnaround dengan membukukan laba Rp665 miliar, atau jauh lebih baik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang minus alias rugi Rp250 miliar. Dan sejauh ini saham JPFA memang sudah naik lumayan dari ketika itu di Rp1,215, hingga sekarang sudah Rp1,540. Nah, selain JPFA, sebenarnya penulis juga melirik satu lagi emiten pakan ayam lainnya, yang meski secara ukuran perusahaan lebih kecil dan kinerjanya secara historis juga tidak begitu bagus, namun di sisi lain valuasinya lebih murah. Yup, emiten itu adalah PT Malindo Feedmill, Tbk (MAIN), dan berikut ulasannya. *** Hingga akhir Juli 2024,  Avere Investama  mencatat kinerja profit  +9.0%  berbanding IHSG  -0.2% , dihitung sejak awal tahun. Untuk melihat daftar saham yang kami pegang serta alokasi dananya,  klik disini . *** PT Malindo Feedmill berdiri pada tahun 1997 sebagai

Prospek Saham Bank BTPN Syariah (BTPS): Waktunya Naik Lagi?

Gambar
Ketika penulis merekomendasikan saham Bank BTPN Syariah (BTPS) pada bulan Februari 2023 lalu (ini link artikelnya ), maka dasar analisanya adalah karena kinerja perusahaan sampai dengan tahun penuh 2022 terbilang sangat baik dengan ROE 21.2%, dan lebih baik dibanding sesama bank syariah seperti Bank BSI (BRIS), atau Bank Panin Dubai Syariah (PNBS). Sehingga meski valuasinya pada harga saham 2,400 tidak bisa disebut murah dengan PBV 2.2 dan PER 10.4 kali, tapi untuk saham sebagus BTPS ini kita memang tidak bisa membelinya pada harga yang benar-benar diskon, melainkan harga yang mencerminkan PER 10 kali juga sudah termasuk  bargain. *** Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru  Q1 2024 sudah terbit, dan sudah bisa dipesan disini . Gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis. *** Sayangnya memasuki tahun 2023, laba perusahaan pada Q1 hanya naik tipis 3.3% saja, jauh lebih rendah dibanding biasanya (laba BTPS hampir sel