Prospek Saham Clipan Finance (CFIN): Calon Multibagger?
PT Clipan Finance Indonesia, Tbk (CFIN) sudah
merilis laporan keuangan periode Kuartal I 2023 dan hasilnya sangat baik:
Laba bersihnya melejit menjadi Rp105 miliar dibanding Rp2 miliar di periode
yang sama tahun sebelumnya, dan ROE-nya disetahunkan mencapai 8.1%. Kemudian
prospeknya sebagai perusahaan pembiayaan otomotif juga tampak masih cerah
seiring dengan masih terus meningkatnya volume penjualan mobil dan sepeda motor.
Dan yang paling menarik adalah valuasinya, dimana dengan kinerja terbarunya
saat ini maka PER-nya disetahunkan hanya 3.5 kali pada harga Rp372 per saham. Calon saham multibagger?
***
Ebook Market Planning edisi Juli 2023 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info jual beli saham, dan update strategi investasi bulanan akan terbit 1 Juli mendatang. Anda bisa memperolehnya disini, gratis info jual beli saham, dan tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.
***
Sejarah CFIN dimulai pada tahun 1982, ketika Grup Panin melalui PT Bank Pan Indonesia, Tbk (PNBN) berekspansi ke sektor pembiayaan dengan mendirikan anak usaha dengan nama PT Clipan Leasing Corporation, yang awalnya hanya menjadi ‘kepanjangan tangan’ PNBN untuk menyalurkan kredit investasi, modal kerja, dan pembiayaan kendaraan bermotor, tapi dalam perkembangannya perusahaan kemudian bisa beroperasi dan meluncurkan produk-produknya sendiri secara independen (meski tetap dengan dukungan kredit dari PNBN sebagai induknya). Pada tahun 1990, nama perusahaan berubah menjadi PT Clipan Finance Indonesia, Tbk, dan listing di BEI dengan ticker CFIN, dan setelah itu perusahaan terus berkembang. Hingga pada akhir tahun 2021, CFIN memiliki 44 kantor cabang plus 77 kantor non cabang yang tersebar dari Medan hingga Manado, dan pada tahun 2019 menjadi salah satu dari hanya 13 perusahaan pembiayaan di Indonesia yang memiliki total aset lebih dari Rp10 triliun (meski sekarang turun lagi menjadi Rp8 triliun karena berkurangnya liabilitas, jadi ekuitasnya tetap naik).
Sehingga meski brand ‘Clipan’ kurang populer dibanding misalnya Adira (ADMF), WOM Finance (WOMF), atau Mandala Finance (MFIN), namun CFIN sejatinya merupakan salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia. Tapi memang berbeda dengan ADMF, WOMF, dan MFIN yang lebih banyak menawarkan produk pembiayaan sepeda motor sehingga jumlah pelanggannya sangat banyak (karena hari gini di Indonesia siapa yang gak punya motor?), maka CFIN lebih fokus ke pembiayaan mobil baru dan bekas, pembiayaan multiguna (untuk pernikahan, renovasi rumah, umroh dll), pembiayaan alat-alat berat, hingga pembiayaan armada (untuk perusahaan yang butuh mobil dalam jumlah banyak untuk operasionalnya, dll). Alhasil jumlah pelanggannya terbatas pada kalangan tertentu, dan karena itulah nama perusahaannya tidak begitu populer. Kemudian karena pangsa pasarnya yang terbatas itulah maka kinerja CFIN selama ini juga tidak begitu bagus, dimana di masa lalu ROE-nya tidak pernah lebih dari 10%. Dan ketika Indonesia dilanda resesi – pandemi pada tahun 2020 lalu, maka kinerja CFIN juga drop dan baru naik lagi pada tahun 2022 kemarin, ketika itu karena didorong oleh booming otomotif/meningkatnya penjualan mobil dan motor dimana anda juga bisa melihat sendiri sekarang ini jalanan macet dimana-mana, bahkan meski Pemerintah sudah membangun flyover, jalan tol dll. Data resmi dari Gaikindo juga menunjukkan bahwa volume penjualan mobil pada tahun 2022 tembus 1 juta unit, meningkat 15.3% dibanding tahun 2021. Dan khususnya untuk CFIN sendiri, maka pada tahun 2022 perusahaan membiayai pembelian 7,062 unit mobil baru dan bekas, naik signifikan dibanding tahun 2021 sebanyak 3,627 unit, dan dibanding tahun 2020 sebanyak 2,356 unit.
Kemudian karena kinerja ekonomi makro kita juga terbilang bagus dimana pertumbuhan ekonomi sudah diatas 5% lagi, inflasi stabil, dan nilai tukar Rupiah juga stabil, maka penulis perkirakan bahwa booming otomotif masih akan berlanjut di tahun 2023 ini. Karena memang ketika orang Indonesia memperoleh kenaikan gaji/pendapatan maka biasanya yang pertama kali terpikir adalah beli mobil baru, harus nyicil juga gak apa-apa asal keren buat dibawa mudik ke kampung. Jadi penulis perkirakan bahwa kinerja emiten-emiten pembiayaan termasuk CFIN masih akan bagus untuk tahun 2023 ini. Dan seperti disebut diatas, CFIN memang sukses mencetak rekor pendapatan serta laba bersih di awal tahun 2023, dimana penulis perkirakan bahwa kinerja apik tersebut masih akan bertahan hingga akhir tahun nanti. Kemudian dari pihak manajemen sendiri sudah ada sejumlah rencana ekspansi untuk mempertahankan momentum pertumbuhannya saat ini, seperti menambah kantor cabang, penetrasi pasar online/aplikasi, hingga kolaborasi dengan fintech.
Jadi sekarang kita ke valuasi sahamnya. Nah, diatas penulis katakan bahwa CFIN ini bisa multibagger karena memang kalau dari sisi valuasi, CFIN ini super duper murah dengan PER hanya 3.5 dan PBV 0.3 kali pada harga saat ini yakni Rp372 per saham. Problemnya dari dulu valuasi saham-saham Grup Panin karena alasan tertentu selalu sangat murah, dan gak pernah naik hingga PBV-nya menjadi katakanlah 1.5 - 2.0 kali seperti saham-saham berfundamental bagus pada umumnya di BEI. Sehingga bahkan dengan kinerjanya saat ini yang sangat bagus serta prospeknya yang juga masih cerah, maka penulis tidak berani menerapkan target harga 1,000 (PER 8.0 dan PBV 1.9 kali), alias naik tiga kali lipat dibanding harga sahamnya saat ini, meski kalau pakai teknik valuasi standar maka memang segitulah target harganya.
Disisi lain seiring dengan perbaikan kinerjanya yang sudah terjadi sejak tahun 2022 lalu, maka saham CFIN tetap naik signifikan dalam setahunan terakhir (dari 246 hingga terakhir 372), jadi dia sama seperti saham-saham perusahaan pembiayaan lainnya yang juga naik banyak. Dan karena kinerjanya untuk tahun 2023 ini confirm masih bagus, maka harusnya kenaikan tersebut masih akan berlanjut. Thus, meski seperti disebut diatas penulis tidak melihat skenario bahwa CFIN bakal naik ke 1,000, tapi jika naik ke 600 – 700 maka itu masih mungkin, tentunya dengan asumsi kinerjanya tetap bagus sampai akhir tahun 2023 nanti.
Tinggal sekarang
soal risikonya: Bisnis pembiayaan otomotif termasuk rentan terhadap risiko
kenaikan suku bunga, dan kita tahu bahwa BI Rate sekarang sudah 5.75%, naik
signifikan dibanding setahun lalu yang hanya 3.50%, sehingga secara teori bunga
cicilan mobil juga bakal naik dan itu bisa menurunkan volume penjualan mobil
itu sendiri. Kemudian karena CFIN fokus ke pembiayaan mobil baru dan bekas yang
harga per unitnya tentu saja jauh lebih mahal dibanding sepeda motor, maka kinerja
pendapatan serta labanya juga lebih rentan terhadap risiko perlambatan pertumbuhan
ekonomi (kalau ekonomi lesu maka orang-orang tetap akan beli motor, tapi mereka
mungkin gak akan lagi kepikiran beli mobil). Menurut penulis sendiri kedua
risiko diatas terbilang rendah untuk saat ini, karena kalau saya lihat di
lapangan malah ada banyak orang yang sanggup beli mobil secara tunai. Sehingga
kalau ekonomi agak lesu maka para konsumen justru akan kembali beli mobil secara
nyicil. Namun hal ini tetap harus anda perhatikan sebelum memutuskan untuk
membeli sahamnya. Anyway the choice is yours.
Untuk minggu depan ada usul kita bahas saham apa yang kinerja laporan keuangannya juga bagus di tahun 2023 ini?
Catatan: Terdapat kekeliruan dari beberapa angka yang disajikan di artikel ini, dan sudah diperbaiki.
***
Ebook
Market Planning edisi Juli 2023 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info jual
beli saham, dan update strategi investasi bulanan akan terbit 1 Juli mendatang. Anda bisa memperolehnya disini, gratis info jual beli saham,
dan tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.
Komentar
Thanks