Dampak Kenaikan Cukai Terhadap Saham Rokok

Per awal November ini, dari empat emiten rokok di BEI, tiga diantaranya sudah merilis laporan keuangan, dan dua diantaranya masih membukukan kenaikan pendapatan. Mereka adalah PT Wismilak Inti Makmur (WIIM), dan PT Gudang Garam, Tbk (GGRM). Menariknya adalah, kedua perusahaan ini masih membukukan pertumbuhan kinerja (albeit laba GGRM turun) ketika iklim usahanya dikhawatirkan sudah memburuk bahkan sejak sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Yup, kalau anda masih ingat, pada September 2019 lalu, Pemerintah memutuskan kenaikan cukai hingga 23% untuk tahun fiskal 2020, atau lebih tinggi dibanding biasanya yakni 10% per tahun, yang seketika menyebabkan saham-saham rokok bertumbangan.

***

Ebook Market Planning edisi November 2020 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, dan update strategi investasi bulanan sudah terbit! Anda bisa memperolehnya disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.

***

Tapi seperti yang sudah penulis sampaikan disini, maka kalau kita telisik lebih dalam lagi, faktor cukai sebenarnya merupakan risiko No.4 yang bisa mempengaruhi kinerja sebuah perusahaan rokok, setelah: 1. Perkembangan ekonomi, yang berpengaruh pada daya beli masyarakat, 2. Ketersediaan bahan baku, 3. Persaingan antar sesama perusahaan rokok. Yup, jadi meski masalah cukai bukannya tidak berpengaruh ke kinerja perusahaan rokok, tapi dia bukanlah faktor terpenting, bukan juga faktor kedua terpenting, atau ketiga, melainkan nomor empat.

Dengan kata lain, ketika sejumlah perusahaan rokok terbesar di Indonesia membukukan penurunan laba bersih di tahun 2020 ini, maka penyebabnya bukan karena kenaikan cukai, melainkan karena resesi akibat pandemi. Pun demikian, kalau dibandingkan dengan kinerja emiten dari sektor-sektor lain yang juga terdampak resesi, dimana banyak juga perusahaan yang hampir bangkrut karena gak bisa membayar utang-utangnya yang jatuh tempo, maka kinerja GGRM dkk terbilang sangat baik di tahun 2020 ini. Dan pencapaian tersebut terjadi ketika, sekali lagi, industri rokok sudah dihantam oleh masalah cukai sejak sebelum terjadinya resesi.

Nah, berdasarkan pengalaman diatas, maka ketika beberapa waktu lalu ramai lagi berita rencana kenaikan cukai, yang bikin saham GGRM dkk turun lagi, maka meski seperti biasa cerita dan rumornya di media sosial bermacam-macam (dan semakin anda membacanya, semakin puyeng jadinya), tapi kepada temen-temen yang panik bertanya, penulis bilang begini: You see, bahkan pada kondisi resesi saja, plus cukai di tahun ini naik 23%, maka kinerja para emiten rokok relatif masih cukup baik, maka gimana nanti ketika resesinya sudah berlalu, dan kenaikan cukai juga tidak lagi sebesar sebelumnya? Oh ya, mungkin perlu juga dicatat bahwa selama sepuluh tahun terakhir atau lebih lama lagi, tarif cukai rokok rutin naik setiap tahun, biasanya sekitar 10 – 11%. Dan selama itu juga, kinerja emiten-emiten rokok tetap bertumbuh, jadi apa masalahnya??

Ilustrasi pekerja di pabrik rokok

Anyway, dari contoh kasus rokok ini maka penulis kembali menyampaikan: Seorang investor dituntut untuk memahami industri dari suatu perusahaan hingga detail-detailnya. Sehingga setiap kali muncul isu tertentu yang ditengarai berdampak ke kinerja perusahaan, maka kita kemudian bisa menilai apakah itu berarti terjadi perubahan fundamental di perusahaan yang bersangkutan, ataukah justru itu merupakan peluang? (yakni jika sahamnya turun, sehingga valuasinya menjadi murah) Dalam banyak kasus, munculnya isu/peristiwa terkait sektor/perusahaan tertentu seringkali tidak berdampak apapun terhadap kinerja perusahaan tersebut dalam jangka panjang, dimana jika kinerjanya sejak awal bagus, maka selanjutnya dia akan bagus terus, dan sebaliknya jika jelek, maka selanjutnya kinerjanya akan jelek terus.

Dan meski kedengarannya sulit untuk memahami suatu industri hingga detail, tapi sebenarnya nggak sesulit itu. Yang anda perlukan hanyalah laporan keuangan, materi public expose, laporan tahunan, dan waktu 2 jam saja perhari untuk baca-baca. Dan setelah anda punya itu semua, maka barulah anda bisa bilang ke diri sendiri: Wish me luck!

***

Ebook Market Planning edisi November 2020 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, dan update strategi investasi bulanan sudah terbit! Anda bisa memperolehnya disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.

Komentar

Anonim mengatakan…
Selamat atas WIIM nya Pak.Smoga HMSP bisa nyusul
David mengatakan…
Pak , dasarnya apa kenaikan cukai hanya no 4 sbg pengaruh kinerja ?
no name mengatakan…
Pak teguh tolong komentar tentang pembelian saham nobu oleh lppf.

terima kasih
Unknown mengatakan…
Thanks pak teguh. Wish me luck hehe
Unknown mengatakan…
kodenya wish me luck heheh

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?