Prospek PT Sarimelati Kencana, Tbk (PZZA)
PT Sarimelati Kencana, Tbk (PZZA), yang
merupakan pemegang lisensi waralaba Pizza Hut di Indonesia, melaporkan laba
bersih Rp6 milyar di Kuartal I 2020, turun signifikan dibanding Rp40 milyar di
periode yang sama tahun 2019, dan diperkirakan bahwa laba bersih ini masih akan turun
hingga akhir tahun nanti karena efek dari pandemi corona. Jadi bagaimana dengan
prospek sahamnya? Dan benarkah perusahaan pemilik merk Pizza Hut itu sendiri di
Amerika Serikat sana telah bangkrut? Simak ulasan lengkapnya disini, semoga bemanfaat.
Untuk analisa berikutnya, kita akan membahas salah satu dari Indah Kiat Pulp & Paper (INKP), atau Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM). Dan sedikit survey, anda lebih suka analisanya dalam bentuk video diatas, atau tulisan? Boleh sampaikan melalui kolom komentar dibawah.
***
Jadwal
Seminar Value Investing, Basic & Advanced, Jakarta, Sabtu – Minggu, 18 – 19
Juli 2020.
Info lengkap klik
disini, atau whatsapp 0813-1482-2827 (Yanti). Tersedia diskon early bird
bagi peserta yang mendaftar sebelum tanggal 10 Juli.
Ebook
Market Planning edisi Juli 2020 sudah terbit! Anda bisa memperolehnya
disini, tersedia diskon khusus selama IHSG dibawah 6,000, dan juga gratis
tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk subscriber.
Komentar
Perkenalkan nama saya Bryan.
Terima kasih pembahasannya, banyak sekali pembelajaran yang saya terima.
Pak Teguh, saya ingin bertanya, untuk emiten (termasuk ERAA, RALS, PZZA, ACES, dll) dengan skema bisnis seperti ini, seberapa penting kita memperhatikan SSSG (same store sales growth)?
Setahu saya tidak semua emiten memberikan SSSG mereka, contohnya ERAA.
Apakah ada cara yang baik untuk menghitung rasio tersebut apabila rasio tersebut penting?
Terima kasih
kalau lewat video lbh lama didengarin dan lbh ribet jika ada yg kelewatan.
Kalau berkenan mungkin bisa bahas INKP saja, karena menurut saya lebih menarik dan lebih potensi dibanding TKIM.
Dan saya pribadi lebih suka bahasan lewat tulisan, karena dengan membaca lebih masuk ke dalam ingatan dibanding mendengar ;)
Terima kasih,
Salam,
-Chris-
Untuk bentuk analisa sendiri, secara pribadi lebih senang dalam tulisan, bisa dibaca cepat tanpa harus nyari headset dll. Dan kalau mau ngecek isi tertentu juga bisa disearch lebih cepat, kalau video kan agak susah kalau nyari poin tertentu.
Dengan adanya blog bapak, kadang saya harus ulang lagi membaca dan itu sangat baik untuk meningkatkan literasi. Terimakasih pak Teguh.
Iya setuju. Balik ke tulisan dong Pak Teguh, kalau video susah nih akes di kantor