'Perkataan yang Baik Adalah Sedekah'
Suatu siang di Cimahi, Jawa Barat,
dimana penulis seperti biasa menjemput si kecil pulang dari taman kanak-kanak.
Biasanya saya menjemput pakai sepeda motor, namun karena ketika itu hujan maka
saya pakai mobil. Tak lama setelah kami berdua masuk mobil dan jalan lagi, si
kecil kemudian menurunkan kaca jendela dan menyapa teman-temannya sambil
melambaikan tangan, dadah dadah, seperti itu. Tapi saya kaget ketika tiba-tiba
dia ngomong begini ke salah seorang teman TK-nya (yang diantar oleh ibunya)
yang sedang berdiri di pinggir jalan menunggu angkutan umum, ‘Kenapa kamu naik
angkot? Gak punya mobil yaaa?’
***
Buku Analisa IHSG, Strategi
Investasi, dan Stockpick Saham (Ebook Market Planning) edisi Juni 2019 sudah terbit! Anda bisa memperolehnya
disini, gratis tanya jawab saham untuk subscriber selama 1 bulan penuh atau
lebih lama lagi.
***
Penulis segera menepikan
kendaraan, dan bergegas menuju si ibu dan anaknya, yang untungnya masih berada
di lokasi. Penulis kemudian minta maaf, sungguh-sungguh minta maaf atas ucapan
si kecil tadi, dan berjanji bahwa saya akan mengajari si kecil untuk tidak lagi
nyeletuk sembarangan. Sudah tentu, si
ibu memaklumi, karena anak berusia 5 tahun memang kebanyakan belum bisa membedakan
mana kata-kata yang baik dan yang tidak. Dan memang ketika penulis balik lagi
ke kursi kemudi, si ade masih cengar cengir saja di kursinya, tanpa merasa
bersalah sama sekali. Saya kemudian segera menasihati dengan baik-baik,
mengingatkan bahwa apa yang baru saja ia katakan bisa menyinggung perasaan
orang lain. Jadi lain kali kamu gak boleh ngomong seperti itu lagi.
Untungnya, si kecil bisa menerima
pelajarannya dengan baik, dan sampai sekarang ia belum pernah salah ngomong
lagi. Tapi balik lagi: Jika anak kecil mengatakan sesuatu yang tidak baik, yang
menyinggung perasaan orang lain, maka kita sebagai orang dewasa bisa memakluminya, dan bisa mengajarkan agar
dia tidak bicara seperti itu lagi.
Tapi bagaimana jika ada orang dewasa
yang seperti itu, yang tidak bisa menjaga lisannya sendiri??
Kenyataannya adalah, seiring
dengan meningkatnya penggunaan media sosial, ada banyak orang yang justru senang mengucapkan atau menuliskan kalimat-kalimat yang tidak baik, yang menyinggung perasaan, nyinyir, yang merendahkan atau menyerang pihak
tertentu, hingga menghakimi atau menggurui orang lain. Apakah mereka ini
sama seperti anak penulis tadi, yang belum bisa membedakan mana kalimat yang
baik dan yang buruk? Tidak, mereka 100% sadar soal itu, dan actually penulis
sendiri dulu juga pernah seperti itu. Kalau anda baca-baca lagi artikel lama di
blog ini sejak tahun 2010 lalu, maka ada banyak tulisan yang terkesan menyerang
emiten atau grup konglomerasi tertentu, dan para pembaca justru menyukainya.
Sehingga blog ini bahkan sudah langsung populer sejak tahun 2010 tersebut.
Dulu penulis sering cerita gak bagus tentang perusahaan ini. |
Namun seiring dengan berjalannya
waktu, penulis sadar bahwa mengkritik atau menjelek-jelekkan orang lain atau perusahaan
tertentu, itu tidak memberikan manfaat apa-apa, dan malah bisa bikin kita
jadi punya musuh. Dan yang paling penting, menjelek-jelekkan orang lain mungkin
bisa membuat kita untuk sesaat merasa hebat, tapi itu tidak menghasilkan cuan atau dividen sama sekali! Jadi ya buat
apa?? Mengkritik, menyerang, atau menghina, itu juga sangat berbeda dengan bersikap kritis, karena pilihan
kata-kata yang digunakan juga berbeda. Misalnya, anda bisa memilih untuk mengatakan
bahwa ‘Direktur PT A itu g*blok’, atau ‘Direktur PT A harusnya bisa bekerja lebih baik lagi’. Perhatikan
bahwa makna kedua kalimat itu sama saja, tapi nadanya jelas berbeda bukan?
Karena itulah, penulis selalu mengajarkan
kepada anggota tim, keluarga, dan juga diri penulis sendiri, untuk selalu menuliskan
kalimat-kalimat yang baik, yang bermanfaat bagi orang lain. Dan kalau kita
tidak bisa melakukannya, maka lebih baik
diam saja. Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Perkataan yang baik adalah
sedekah’. Jadi dengan kita menjaga lisan saja, maka balasannya adalah sama
dengan jika kita beramal sejumlah uang atau barang, atau bahkan balasannya lebih
besar lagi. Karena, coba pikir. Jika ada seorang pengemis yang datang menghampiri, maka apa yang anda lakukan? Memberikan sejumlah uang tapi sambil berkata
kasar, atau tidak memberikan apa-apa namun dengan mengucapkan maaf sembari
tersenyum tulus??
Nah, di buku ‘Value Investing:
Beat the Market in Five Minutes!’, penulis sudah menyampaikan bahwa salah satu
satu rahasia sukses investor adalah jika ia bisa rajin beramal dan berbuat baik,
bersedekah, dan melakukan kegiatan filantropi yang bermanfaat bagi orang lain,
dimana itu akan menekan sifat greedy yang
seringkali muncul pada diri investor pemula, dan pada akhirnya akan membuat
pekerjaan investasi itu menjadi lebih mudah dengan sendirinya. Namun mungkin
tidak banyak yang menyadari bahwa ‘beramal’ itu tidak melulu harus dengan memberikan
sebagian harta yang kita miliki. Karena dengan berkata baik saja, itu sudah
merupakan amal perbuatan yang Inshaa Allah bermanfaat tidak hanya bagi orang
lain, tapi juga bagi diri kita sendiri karena, boleh anda coba sendiri: Jika kita terbiasa berbicara dengan baik, maka bawaan kita akan terasa enak dengan sendirinya.
Anyway, sekeras apapun kita dalam
berusaha menjaga lisan dan perbuatan, namun tetap saja, penulis sendiri mungkin
pernah menulis atau mengatakan sesuatu yang membuat anda tidak berkenan. Karena
pada akhirnya saya hanya manusia biasa, tempatnya berbuat salah.
Jadi dengan ini izinkan penulis
dan team untuk mengucapkan, selamat hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan
batin. Terima kasih anda masih setia bersama dengan kami disini, dan semoga
kita bisa terus bersama-sama menghasilkan keuntungan yang konsisten dari pasar modal.
Aamiin.
Dan selamat buat yang baru saja terima THR dividen :)
Buku Kumpulan Analisis 30 Saham
Pilihan (Ebook Investment Planning) edisi Kuartal I 2019 sudah
terbit! Anda bisa langsung memperolehnya pada link
berikut.
Buku Analisa IHSG, Strategi
Investasi, dan Stockpick Saham (Ebook Market Planning) edisi Juni 2019 sudah terbit! Anda bisa memperolehnya
disini, gratis tanya jawab saham untuk subscriber selama 1 bulan penuh atau
lebih lama lagi.
TeguhHidayat.com
tetap online sepanjang libur lebaran, jadi email-email yang masuk tetap akan
dibalas secepatnya.
Follow/lihat foto-foto penulis di Instagram, klik 'View on Instagram' dibawah ini:
Komentar