Harum Energy
Setahun lalu,
tepatnya pada bulan Juli 2015, penulis memperhatikan fakta bahwa ketika IHSG
mulai turun, tepatnya 7% secara year to date (YTD), ternyata
saham-saham pertambangan khususnya batubara turun lebih dalam lagi,
dimana indeks sektor tambang sudah anjlok 26.3%, terburuk dibanding sektor lain
manapun, dan itu semakin memperparah penurunan yang sudah terjadi sejak
tahun-tahun sebelumnya. Ketika itu penulis bertanya pada diri sendiri, ‘Apa
mungkin saham-saham batubara bakal jadi gocapan semua???’
Sebab meski harga
batubara turun terus ketika itu (dan itu menyebabkan perusahaan-perusahaan
batubara terus saja membukukan penurunan laba, atau bahkan kerugian), namun
faktanya batubara masih menjadi pilihan utama
untuk bahan bakar pembangkit listrik. Dan setelah penulis pelajari lagi,
penurunan harga batubara lebih disebabkan oleh ketidak seimbangan antara supply
and demand, dimana demand batubara dari China terus turun sejak tahun 2011
seiring dengan perlambatan ekonomi disana, namun supply batubara itu sendiri
justru terus naik, dimana Indonesia totalnya memproduksi 458 juta ton batubara pada
tahun 2014, atau naik signifikan dibanding tahun 2011 yang hanya 353 juta ton.
Ketika itulah penulis berkesimpulan bahwa ketika nanti harga batubara turun
hingga ke level dimana supply batubara match dengan demand-nya, maka saat itulah harga batubara akan berhenti
turun. Anda bisa baca lagi artikelnya
disini.
Tapi intinya ketika
balik lagi ke pertanyaan diatas, apakah saham-saham batubara bakal jadi gocapan
semua? Penulis bisa jawab, tidak! Kecuali untuk beberapa saham
dari perusahaan batubara tertentu yang memang bermasalah seperti Bumi Resources,
saham-saham batubara pada akhirnya akan mencapai titik terendah mereka
masing-masing, sebelum kemudian naik
lagi.
And indeed, memasuki tahun
2016 pasar mulai berbalik naik, dimana ketika artikel ini ditulis, IHSG sudah
naik 19% secara YTD. Sementara saham-saham batubara? Terbang hingga 47 persen! Para
perusahaan batubara juga mulai melakukan buy back terhadap saham mereka
masing-masing (perhatikan bahwa meski saham batubara turun terus dalam beberapa
tahun terakhir, namun baru sekarang para emiten ramai-ramai melakukan buyback). Dan
yang mungkin belum diperhatikan orang adalah, harga batubara belakangan ini juga
mulai naik signifikan, dimana harga batubara acuan di Newcastle Australia
terakhir sudah US$ 72 per ton, naik tajam dari titik terendahnya yakni US$ 53
per ton pada akhir tahun 2015 lalu.
Menyadari fakta diatas
penulis segera mengecek kembali laporan-laporan keuangan dari beberapa
perusahaan batubara aaaanndd.. gotcha! Ketemulah sama Harum Energy (HRUM). Hingga Kuartal II 2016, HRUM membukukan laba
US$ 4.4 juta, naik signifikan dari tahun sebelumnya US$ 2.8 juta, meski
pendapatan perusahaan sejatinya masih turun, thanks to penurunan harga minyak
diesel, yang membuat biaya produksi perusahan turut turun. Pada harga 1,050
(harga beli penulis), PBV HRUM hanya 0.8 kali, dimana meski valuasi segitu
tampak tidak terlalu murah karena profitabilitas HRUM masih sangat rendah,
namun di masa jayanya di tahun 2011, HRUM pernah membukukan ROE lebih dari 60%,
dan valuasinya pun ketika itu sangat tinggi pada PBV 5 kali.
Jadi pertanyaannya
sekarang adalah, apakah HRUM ini kedepannya bisa kembali membukukan ROE yang
besar, katakanlah 20 – 30%? Well, mari kita cek. Sejak perusahaan IPO pada
tahun 2010, pihak manajemen selalu mengelola perusahaan dengan cara ‘tradisional’,
yakni melakukan eksplorasi tambang, gali batubaranya, lalu jual, jadi gak pernah
macam-macam dengan akuisisi sana sini atau ngambil utang dalam jumlah besar,
dan alhasil HRUM sama sekali tidak memiliki beban bunga utang. HRUM juga
merupakan salah satu perusahaan batubara dengan biaya operasional produksi paling
efisien di tanah air, yakni hanya US$ 30 per ton. Dari sini bisa kita lihat
bahwa ketika nanti harga batubara mulai naik, maka margin laba HRUM akan
meningkat sangat signifikan, karena biaya produksi perusahaan baik dari sisi
operasional maupun finansial sama-sama rendah. Dan meski perusahaan dengan
sengaja menurunkan volume produksi batubaranya dalam beberapa
tahun terakhir, termasuk hingga tahun 2016 ini (dengan tujuan menurunkan supply
batubara di pasar, sehingga pada akhirnya menaikkan harga jual), namun HRUM
memiliki cukup infrastruktur dan sumber daya manusia untuk menaikkan kembali volume
produksi batubaranya kapan saja, dimana perusahaan memang akan melakukan itu
(menaikkan volume produksi) ketika nanti harga batubara sudah benar-benar pulih.
Kesimpulannya, ketika
nanti harga batubara sudah stabil (manajemen perusahaan lebih suka menggunakan
istilah ‘harga stabil’ ketimbang ‘naik’), maka laba HRUM akan meningkat signifikan
karena dua hal yaitu peningkatan margin laba, dan juga peningkatan dari nilai pendapatan
itu sendiri. All the company needs right now is a ‘stable coal price’, nothing
else.
Lalu bagaimana dengan
harga batubara itu sendiri? Diatas memang sudah disebutkan bahwa harga patokan
Newcastle sudah naik ke US$ 72 per ton, tapi bagaimana kedepannya? Apakah harga
batubara masih akan lanjut naik atau malah turun lagi? Ya mari kita lihat
fakta-faktanya. Pertama, pada bulan Juni 2016 kemarin, Pemerintah China
mengeluarkan peraturan agar perusahaan batubara disana mengurangi produksinya,
dan itu menyebabkan impor batubara dari negeri tirai bambu meningkat lagi
setelah sebelumnya turun terus. Kedua, kenaikan harga batubara tidaklah
sendirian, karena harga-harga komoditas secara umum memang naik semua, setelah hampir selama lima tahun sebelumnya turun terus. Ketiga,
supply batubara di kawasan Asia Pasifik telah turun dalam dua tiga tahun terakhir,
dan butuh waktu paling cepat 1 – 2 tahun kedepan untuk bisa berbalik naik lagi,
dimana ketatnya supply turut mendorong kenaikan harga batubara. Keempat, meski
di Amerika mulai ramai isu lingkungan dimana penggunaan batubara dikurangi karena dianggap ‘kotor’ (digantikan oleh gas), namun HRUM hanya menjual batubaranya ke kawasan Asia
(India, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang), dimana di negara-negara
tersebut tidak ada isu serupa. Dan kelima, jika sebelumnya HRUM, seperti juga
kebanyakan perusahaan batubara lainnya, hampir mengekspor seluruh produksi
batubara mereka karena tidak adanya pembeli di dalam negeri, namun saat ini
Pemerintah sedang gencar membangun pembangkit listrik 35,000 MW, dimana 45%
diantaranya menggunakan batubara. Jika pembangunannya lancar dan selesai tepat
waktu, maka permintaan batubara di dalam negeri akan meningkat tajam, sehingga harganya akan semakin 'stabil' lagi.
Kesimpulannya, meski
kita tentunya tidak bisa memprediksi harga batubara ini bakal naik atau malah turun lagi sampai level berapa, namun, kecuali terjadi peristiwa luar biasa, no way dia bakal balik
lagi ke level US$ 50-an per ton. Sementara jika rally kenaikan harga batubara
sejak beberapa bulan terakhir ini berlanjut, maka laba bersih HRUM bisa
dipastikan bakal naik signifikan hingga akhir tahun, dan demikian pula di tahun
2017 nanti. Sementara sahamnya? Well, menurut anda???
However, dalam value
investing, akan selalu lebih aman jika kita memastikan dulu bahwa perusahaan
memang sudah membukukan laba yang besar, kemudian baru kita beli sahamnya. Tapi
berhubung HRUM sendiri sudah naik banyak bahkan ketika perusahaan masih
membukukan kinerja yang kurang meyakinkan (dari posisi terendahnya yakni 600,
berarti dia sudah naik lebih dari 70%), dan demikian pula saham-saham batubara
lainnya juga sudah pada naik, maka mungkin kita harus berani ‘curi start’ disini,
meski tentunya dengan tetap menggunakan analisis yang hati-hati. Dan seperti
yang sudah dibahas diatas, untuk kedepannya HRUM jauh lebih berpeluang untuk
kembali membukukan laba bersih yang besar, ketimbang merugi lagi seperti tahun
2015 lalu. So this is what I call ‘fair
bet’, dimana peluang gain dari saham yang kita beli lebih besar (atau jauh
lebih besar) dibanding risiko kerugiannya. Anyway, whether you join the train
or not, it is your call.
PT Harum Energy, Tbk
Rating Kinerja pada Q2
2016: BBB
Rating Saham pada
1,080: A
Disclosure: Ketika artikel ini dipublikasikan,
Avere sedang dalam posisi memegang HRUM di average 1,050. Posisi ini bisa
berubah setiap saat tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Buletin Analisis IHSG & Stockpick Edisi Oktober
2016 sudah terbit! Anda bisa memperolehnya
disini, gratis konsultasi/tanya jawab saham langsung dengan penulis untuk
member.
Follow me on instagram to see my daily activities as a value investor, @teguhidx.
Follow me on instagram to see my daily activities as a value investor, @teguhidx.
Komentar
rentan drop.
Emiten perkebunan&perkapalan bagaimana pak?