Mengenal LQ45 Futures
Tanggal 1 Februari
kemarin, BEI bersama dengan KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia)
mengaktifkan kembali perdagangan LQ45 Futures. Perdagangan LQ45 Futures
sebenarnya sudah ada sejak tahun 2001 lalu, namun dihentikan pada tahun 2009
karena berbagai alasan, dan sekarang diaktifkan lagi dengan beberapa
penyempurnaan regulasi. Namun pertanyaannya, apa sih yang dimaksud dengan LQ45
Futures ini? Dan bagaimana pengaruhnya terhadap IHSG?
Sebelum kita membahas
LQ45 Futures secara spesifik, kita pelajari dulu, apa yang dimaksud dengan
‘futures’ dalam dunia keuangan. Futures, atau disebut juga kontrak
berjangka, adalah perjanjian yang dibuat oleh dua belah pihak dimana satu
pihak akan menjual suatu aset kepada pihak lainnya pada harga yang sudah
ditentukan, pada waktu mendatang. Misalnya, sekarang ini harga minyak adalah
US$ 30 per barel, dan A membuat perjanjian dengan B untuk membeli minyak dari B
pada harga US$ 30 per barel, dan minyak tersebut akan diserah terimakan
(termasuk uangnya akan dibayarkan) pada tiga bulan mendatang setelah
perjanjiannya dibuat. Maka tiga bulan kemudian, A tetap harus membayar US$ 30
per barel, tak peduli meski harga minyak setelah tiga bulan tersebut sudah naik
menjadi US$ 33, atau turun menjadi US$ 27 per barel.
Tujuan dari dibuatnya
kontrak futures adalah untuk melindungi si pembeli atau penjual dari
kemungkinan fluktuasi harga dari aset/komoditas yang diperjual belikan. Jadi
kalau anda bekerja di Pertamina dan
berencana untuk membeli minyak dalam jumlah besar, misalnya enam bulan dari
sekarang, maka berhubung kita tentu saja tidak tahu bagaimana perkembangan
harga minyak setelah enam bulan tersebut, anda bisa datang ke bursa
berjangka (futures exchange) untuk membuat perjanjian/kontrak dengan si
penjual minyak untuk membeli minyak tersebut enam bulan lagi, tapi pada harga
yang sudah ditentukan/disepakati pada saat ini.
Pada prakteknya, dalam
jual beli kontrak futures ini, terdapat peluang spekulasi bagi para
trader untuk meraup keuntungan, meski mereka sejatinya tidak berniat untuk membeli atau menjual minyak,, karena biasanya harga aset/komoditas di bursa futures
lebih rendah di pasar spot (bursa spot adalah pasar dimana kalau anda beli
minyak, maka anda akan menerima minyaknya saat itu juga). Misalnya anda membeli
minyak pada harga US$ 30 per barel untuk pengiriman tiga bulan dari sekarang,
dan harga tersebut lebih rendah dari harga di pasar spot yakni US$ 35 per
barel. Beberapa waktu kemudian, ketika mendekati deadline tiga bulan tadi, harga minyak di pasar spot tetap US$ 35
per barel, sehingga harga minyak di bursa futures tentunya naik (karena sudah
dekat waktu delivery-nya), katakanlah
menjadi US$ 33. Dengan demikian anda memperoleh keuntungan sebesar US$ 3 per
barel alias 10%, dalam jangka waktu yang relatif singkat.
However, kalau harga di
pasar spot turun, maka demikian pula harga di bursa futures akan ikut turun,
dan alhasil seorang trader (orang yang membeli kontrak berjangka untuk tujuan
dijual kembali) akan menderita kerugian. Dibanding dengan investasi di bursa
saham, risiko kerugian di bursa futures ini terbilang sangat besar. Karena
berbeda dengan harga saham yang, dalam jangka panjang, akan naik sesuai dengan
kualitas fundamental perusahaan, harga suatu komoditas atau apapun bisa naik
dan turun ke posisi berapa saja dan kapan saja tanpa benar-benar bisa
diprediksi, dan itulah kenapa dikatakan bahwa bursa berjangka menawarkan
peluang spekulasi (bukan investasi). Ketika harga minyak masih di level US$
100-an per barel, dua tahun lalu, tidak ada seorangpun yang berani membayangkan
bahwa harganya akan jeblok sampai dibawah level US$ 30 per barel seperti
sekarang.
Karena jual beli kontrak
futures ini tidak (atau belum) menyebabkan suatu aset benar-benar berpindah
tangan, maka dalam dunia keuangan, dia termasuk produk derivatif. Instrumen
derivatif lainnya yang mirip-mirip dengan futures ini adalah options, swaps,
dan forwards, tapi kita tidak akan membahas itu lebih lanjut.
Okay, lalu apa yang
dimaksud dengan LQ45 Futures?
Seperti halnya
komoditas, saham, obligasi dll, indeks saham seperti Indeks LQ45
juga bisa diperdagangkan di bursa berjangka, dimana kalau anda memperkirakan
bahwa LQ45 akan naik dalam beberapa waktu kedepan, maka anda bisa membeli ‘kontrak
LQ45’ pada harga berdasarkan nilainya pada hari ini, untuk nanti dijual ketika
nilainya sudah naik. Risikonya adalah jika indeks LQ45 malah turun, maka anda mungkin
harus menjual kontrak futures anda dalam posisi rugi.
Berdasarkan info dari BEI,
anda akan membayar Rp500 ribu untuk setiap poin indeks. Jadi kalau anda membeli
1 unit LQ45 futures pada harga 834 (posisi penutupan LQ45 futures pada
hari ini), maka anda akan keluar duit Rp417 juta. Tapi, seperti halnya perdagangan
futures lainnya, anda hanya perlu menyediakan modal sebesar 4% saja dari Rp417
juta tersebut, alias Rp17 juta, karena selebihnya merupakan dana margin yang
dibayarkan oleh sekuritas.
(catatan: untuk melihat posisi LQ45 futures, anda bisa buka www.idx.co.id, disebelah kiri klik ‘Informasi Pasar’,
klik lagi ‘Derivatif’, dan terakhir klik ‘Kontrak Berjangka Indeks Efek’. Sejauh
ini baru ada dua sekuritas yang sudah memperdagangkan kontrak indeks ini,
dengan nilai transaksi beberapa milyar Rupiah)
Faktor margin inilah
yang menyebabkan transaksi LQ45 futures menawarkan profit yang extraordinary, tapi
risikonya juga gila-gilaan. Jika nilai LQ45 futures yang anda beli hari ini
naik 10 poin menjadi 844 di keesokan harinya (naik 1.1%), maka profitnya adalah
10 dikali Rp500,000, sama dengan Rp5 juta, padahal modalnya cuma Rp17
juta (profitnya 30% dalam sehari, belum dipotong biaya margin). Sebaliknya, kalau futures nilainya turun
10 poin, maka modal Rp17 juta anda tinggal tersisa Rp12 juta. Kalau
penurunannya lebih besar lagi, maka modal anda bisa habis sama sekali.
Namun karena untuk
trading LQ45 futures ini sama sekali gak butuh modal besar, maka biasanya trader
yang membeli LQ45 futures ini bukan berniat mencari untung, melainkan untuk
melakukan perlindungan atau hedging terhadap
investasi mereka sendiri di pasar saham, dari risiko fluktuasi bursa global.
Dan itu karena, sesuai
namanya, LQ45 futures ini adalah seolah-olah merupakan posisi indeks LQ45 di
masa depan, dalam hal ini satu hari kedepan. Jadi kalau LQ45 futures naik dalam
satu hari tertentu, maka indeks LQ45 itu sendiri kemungkinan akan ikut naik
keesokan harinya (meski mungkin juga tidak). Keberadaan LQ45 futures ini
diharapkan bisa menjadi patokan baru bagi para trader dalam melihat bagaimana
kira-kira pergerakan indeks saham dalam satu hari tertentu, dalam hal ini indeks
LQ45 dan tentunya IHSG (karena pergerakan indeks LQ45 boleh dibilang 99.9%
identik dengan IHSG, selama bertahun-tahun saya gak pernah melihat indeks LQ45
naik tapi IHSG-nya malah turun), diluar patokan-patokan lain seperti Dow Jones,
EIDO, EEM, dll. Biasanya kan kalau EIDO semalem turun, maka investor
berpikir bahwa pada paginya IHSG bakal turun juga. Dan kalau semua orang
berpikir bahwa IHSG bakal turun, maka bisa jadi IHSG benar-benar akan turun.
Nah, dengan adanya LQ45
futures ini, maka perhatian orang-orang tidak hanya akan fokus pada EIDO dan
lainnya, tapi juga LQ45 futures tersebut, dimana kalau nilainya naik, maka
orang-orang mungkin tetap akan optimis dalam melihat IHSG, bahkan meski EIDO ditutup
turun pada malam harinya.
Hanya memang timbul pula
kekhawatiran bahwa LQ45 futures ini mungkin malah akan jadi ‘mainan’ para bandar
yang dengan sengaja menaikkan atau menurunkannya dengan mudah (karena memang
cuma perlu modal kecil), dan itu kemudian berpengaruh terhadap pergerakan IHSG
itu sendiri. Tapi penulis kira untuk saat ini kekhawatiran tersebut terlalu
berlebihan, karena nilai transaksi LQ45 futures masih sangat-sangat kecil, cuma
beberapa milyar Rupiah per hari (bandingkan dengan nilai transaksi seluruh saham
di BEI, yang mencapai Rp6 trilyun per hari), sehingga berapapun posisi LQ45
futures maka itu belum akan mempengaruhi IHSG secara signifikan. Selain itu kontrak
LQ45 futures ini gak cuma satu, tapi ada beberapa, dan nilai tiap-tiap kontrak
bisa berbeda-beda. Perdagangan LQ45 futures ini masih perlu waktu, mungkin
setidaknya satu tahun, agar nantinya mulai diperhatikan oleh para trader dan
turut mempengaruhi keputusan mereka dalam membeli atau menjual saham.
Tapi untuk mengetes ‘kekuatan’
LQ45 futures ini, maka anda bisa mengeceknya sendiri: Ketika artikel ini
ditulis, posisi penutupan LQ45 futures untuk hari Kamis, 11 Februari, adalah 834,
atau lebih rendah dibanding indeks LQ45 itu sendiri yakni 839. Ini
artinya para trader yang membeli LQ45 futures sepanjang Kamis siang tadi memperkirakan
bahwa indeks LQ45 mungkin akan turun. Nah, mari kita lihat, apakah besok Jumat
indeks LQ45, dan tentunya juga IHSG, akan benar-benar turun?
Ebook Analisis Kuartal IV 2015 sudah terbit! Anda bisa memperolehnya disini.
Jadwal
Seminar:
Tema Value Investing: Buy at Lowest Price, Sell at Highest. Hotel NEO Tendean, Jakarta
Selatan, Sabtu 20 Februari 2016. Untuk mendaftar klik
disini. Hingga Kamis, 11 Februari, masih tersedia kursi untuk 9 peserta lagi.
Komentar
Bedanya kontrak forward dengan kontrak futures minyak yang anda jelaskan apa ya pak?
Jadi gimana pak teguh, udah bisa dijadikan salah satu indikator??
Futures : terstandarisasi, diperdagangkan di bursa.
Forward : sangat customized antara pembeli dan penjual, jarang diperjualbelikan.
CMIIW
kalau boleh tau, untuk bertrading future bisa dimana? apakah broker saham juga menyediakan?
terima kasih