Panic Selling!

Senin pagi ini, menyusul indeks Dow Jones yang ambles lebih dari 3% pada Jumat lalu, IHSG juga tanpa ampun langsung jeblok lagi ke posisi 4,100-an. Sekarang ini penulis lagi menulis artikel mingguan seperti biasanya, tapi bagi anda yang lagi mengamati pasar maka yuk, kita bikin acara nobar (nonton bareng) IHSG disini. And here’s the big question: IHSG bisa turun sampai berapa???

Jika anda punya komentar/pertanyaan tentang situasi pasar saat ini, boleh menyampaikannya melalui kolom komentar dibawah.

Update: IHSG Senin ditutup di posisi 4,164, turun 4.0%. Selasa besok apakah akan lanjut? Atau malah rebound?

Komentar

Teguh Hidayat mengatakan…
Update: IHSG barusan sudah 4%. ASII masih bertahan (cuma turun 3%)
ronni mengatakan…
pak teguh, kalau saya baca artikel bapak sebelumnya sepertinya bapak melihat penurunan indek saat ini statusnya koreksi mirip dengan 2013, bukan crash seperti 2008. mohon penjelasannya apa dasar optimisme tersebut
Taufiq mengatakan…
Dikuatirkan ini awal mula dari krisis. Masih segar dalam ingatan, krisis 1998 - 1999 bermula dari kejatuhan pasar saham pada bulan Juli 1997 (satu tahun sebelumnya). Saat itu Pemerintah Rezim Soeharto masih menyatakan fundamental ekonomi kita masih kuat.
Teguh Hidayat mengatakan…
4.7%, tapi masih belum ke 5%.
Muhammad Syafi'i mengatakan…
Mungkin ini akan seperti tahun 2008 pak, ya meski masih dini mengatakan hal demikian. Namun melihat berbagai sentimen dan kondisi global serta adanya currency war sepertinya tahun 2008 bisa kembali terjadi
Teguh Hidayat mengatakan…
@Roni: Soalnya kita melihat bahwa pemerintah sudah mulai merealisasikan pembangunan infrastruktur (bukan sekedar wacana), dimana itu akan bisa mem-boost perekonomian (tapi dampaknya mungkin baru akan terasa awal 2016 nanti), sementara
tahun 2008 lalu gak ada cerita infrastruktur apapun, termasuk 2013 juga nggak.

Tapi ingat di tahun 2013 IHSG turunnya sampe 3,900-an lho. Jadi kalo kita asumsikan bahwa tahun ini IHSG bakal seperti 2013, maka posisi sekarang ini masih juga masih belum cukup dalem.
Unknown mengatakan…
Pak Teguh, Kira-kira menurut Bapak IHSG baru dikatakan setara dengan krisis 2008 di level berapa ?
Unknown mengatakan…
sudah 5%
Troy Richardo Mulyono mengatakan…
Sama kayak 2013 pak!
Teguh Hidayat mengatakan…
Tahun 2008 IHSG pernah turun total 20% hanya dalam 3 hari perdagangan, dan IHSG sendiri totalnya sempat turun 60% dari puncaknya sebelum kemudian naik lagi pada bulan November (sehingga pada 2008 tersebut IHSG secara keseluruhan hanya turun 50.1%). BEI pernah sampai harus libur gara-gara orang panic selling terus.

Sejauh ini, IHSG baru turun 25% dari puncaknya.
Unknown mengatakan…
sejarah baru ekonomi....????
Pembaca setia mengatakan…
Jika nanti IHSG telah sampai pada bottom nya, perusahaan yg paling bagus di beli adalah emiten konstruksi dan consumer goods. Betul tidak Pak Teguh? *mhn koreksinya kalo salah.
Teguh Hidayat mengatakan…
@Kamal. Iya pilihan kita konstruksi, properti, dan consumer.

Saham2 Bakrie hebat tuh, gak tergoyahkan sedikitpun!
EFM mengatakan…
benar,,,saham bakrie tegak dilevel gocap an haha
pak..SRIL masih bisa entry gak? masak saya orang sukoharjo gakpunya saham SRIL :)
Anonim mengatakan…
sebenarnya bagi org2 yg berkecimpung di sektor real sdh bisa memprediksi hal spt ini akan terjadi jauh2 hari. ekonomi kita sama sekali tdk bergeming sejak sebelum pemilu dan merosot bulan demi bulan. hal ini berlaku bagi semua sektor dan nation wide.

jadi sebenarnya devaluasi yang di lakukan china itu hanya lah trigger point utk ekonomi kita yg mmg rapuh. terlebih lagi ekonomi dunia yang sy rasa sdg menjalani economic war through currency devaluation. yah kita tinggal nunggu aja, worse comes to worse it will trigger the next collapse of world economy karena tdk ada landasan yg concrete lagi. eg: euro is printing money in abundance but its value index is rising. where is the justification in that?

saat2 spt ini menurut sy paling baik wait and see because we never know how deep it will go. this is the moment where cash is king.

sy bisa saja salah but thats what i think..
GOLD FOR MONEY VALUES mengatakan…
@. salam kenal mas teguh. ini ihyaalbantani@gmail.com
seperti bener apa yg dibilang oleh EOWI di ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com/ bahwa turunnya rupiah bisa mencapai 23000 perdollar. juga pasar saham anjlok lebih parah dari 2008. Dikarenakan periode comodity secular bull market sudah selesai saat ini dunia sedang menuju ke comodity secular bear market. dan andalan indonesia adalah komodity.
menurut mas teguh dengan melemahnya nilai rupiah, emiten apa yg diuntungkan?
Anonim mengatakan…
Tapi kalo dilihat dari Debt to equity rationya Pak, saham kontruksi agak mengkhawatirkan. Dari Investor.com $ADHI 171%, $WSKT 65%, $WIKA 95%. Jika hutang mereka dalam $ kan takutnya default jika USD terus melambung. Apalagi alat berat, baja, besi dan bahan dasar lainnya yang dipakai sebagian masih import. Benteng terakhir memang di kontruksi, tapi kalo realisasinya memble ya wassalamlah IHSG
Unknown mengatakan…
sepertinya ini waktu yg tepat beli saham. (sepertinya,...)
Saya masih hold karena PBV sudah jauh dibawah 1 dan PER dibawah 10 dan hutang nya kecil-2.

jujur sekarang jadi galau mau ikut ikutan jual atau engga.

tapi meminjam kata Graham "kalau hanya karena harga turun kita menjual saham jauh lebih baik nga usah beli saham"

salam galau !!

Anonim mengatakan…
Banyak orang pintar yang tidak mau belajar , atau mungkin ia merasa pintar karena tidak belajar ?

Bahwa ekonomi dunia setelah Bretton Woods 1971 dibunuh oleh Nixon , yang kemudian dikenal dengan "Nixon shock" , secara singkat pengakhiran Bretton Woods dimaksudkan untuk menghentikan Convertibility fiat money Dollar ke Gold.

Mengapa ini penting ? Karena stabilitas moneter adalah fondasi dan Bretton Woods dimaksudkan untuk menghindari devaluasi uang oleh satu atau beberapa pihak , situasi yang bila terus-terusan berlangsung kita kenal dengan currency war. Ekspansi USA menjadi terbatas dengan belenggu convert Gold , karena ia dengan sendirinya tidak bisa terus-terusan mencetak uang untuk membiayai seluruh program kerja sebagai WORLD number 1 dan oleh karena itu pilihan yang terbaik adalah menendang GOLD sebagai Currency dunia dan menggantikannya dengan USD sebagai the one and only or as good as gold...namun tentu dunia, meski takut dengan bedil USA tidak sekonyong-konyong menerima oleh karena itu jalan lain harus ditempuh agar USD , ekspansi USA melalui produksi dollar bisa diterima dunia.

Setelah 1973 dengan ditambah bumbu perang timur tengah atau Yom Kippur , yang berakibat pada embargo minyak dari raja-raja minyak yang membuat inflasi USA meroket tajam , hanya sekali dari medio 1973-1982 inflasi dibawah 6% , bahkan '74 dan 79-81 double digit! Ekspansi ini adalah masa pembentukan , masa transisi , masa hegemoni yang harus dibayar demi ekspansi Dollar , yaitu melalui PETRODOLLAR , bahwa tanpa emas maka dollar adalah naked FIAT Money oleh karena itu mengingat bargaining position US sebagai konsumer Minyak terbesar di dunia sekaligus dengan militer terbesar sejagat maka melengganglah masa emas bagi moneter , bagi dunia perbankan , finansial dan turunannya karena USA setelah 70an komoditas utamanya adalah produksi UANG bukan lagi manufaktur dan industri.

Sejarah singkat yang tidak lengkap ini dimaksudkan untuk memberi gambaran bahwa wealth yang diimpikan banyak orang pada dasarnya lebih banyak ilusi-nya dibanding realitinya , benar bahwa taraf hidup orang banyak jauh lebih layak dibandingkan beberapa dekade lalu namun dengan bayaran apa ? instabiitas , crash after crash , manipulation after manipulation. orang-orang pintar cerdas pandai membanjiri pasar finansial , market , trade , banking ..suatu hal yang menurut Greenspan tidak terjadi di era 60-70 , mengapa ? karena memang sektor ini boring dan dunia akedemisi ataupun government lebih menarik , menantang dan menjanjikan bagi para ekonom handal. Sekarang ? its the only game in town , what kind of game ? game of money !

Part I (kalau rajin akan saya tambahkan nanti) saya tulis ini untuk menggambarkan pentingnya memahami Makro secara umum , karena sebelum bermain kita harus tahu aturan umumnya terlebih dahulu sehingga bisa memilah kemudian mana yang "essential" dan mana yang "noise"

salam,

e
Anonim mengatakan…
Pak, apa yang akan terjadi kalau nilai tukar rupiah terhadap USD menjadi IDR 15,000???
Teddy Pangestu mengatakan…
Saya baru cek historical IHSG di Yahoo Finance, tahun 98 dari 700-an ke 250-an, tahun 2008 dari 2700-an ke 1200-an, tahun 2015 dari 5500-an... sekarang baru 4100-an, feeling saya bottomnya masih jauh nih. Dan feeling saya ini lebih parah dari 2013 tapi ga separah 2008.
Anonim mengatakan…
Simulasi aja malam ini DOW dan EIDO pasti minus dalam, besok pagi sudah pasti minus lagi. Yg punya barang tapi sudah minus 30% bagaimana?
Anonim mengatakan…
PART II

Petrodollar , Currency War dan China

Setelah sejarah singkat di PART I mengenai lahir dan tumbuhnya Petrodollar , maka kemudian supply uang yang mengalir kepada net exporter (minyak dan energi dan komoditas) digunakan untuk belanja barang modal dan akuisisi aset berdenominasi Dollar baik itu Direct investment (FDI) atau pembelian aset ekuitas maupun surat utang. Dengan kata lain , serapan USD bagi para net exporter merupakan win-win solution bagi para pihak pemenang. USD untuk Amerika sebagai currency dunia , sebagai devisa internasional yang tidak terbantahkan dan bagi para net exporter adalah kekayaan dan keamanan karena kepentingannya adalah kepentingan USD juga, dengan kata lain tercipta simbiosis mutualisme terbatas (mengapa terbatas ? karena ada kepentingan lain-nya selain ekonomi , yaitu ideologi , politik , sosial juga tentunya ego pemimpin yang bisa mengganggu status quo)

Kondisi ini tentu bukan tanpa akibat negatif , bahwa tidak ada satu negarapun didunia yang bisa terus-terusan defisit dan tidak bangkrut selain USA. Sejak 1970 hingga saat ini atau 45 tahun , hanya 4 tahun USA tidak defisit atau surplus yaitu 1998-2002. Seperti yang saya sampaikan di atas , bahwa bisnis USA sejak Bretton Woods berakhir adalah uang dan bicara mengenai uang berarti bicara mengenai TRUST dan bicara mengenai TRUST berarti bicara mengenai ability atau kemampuan atau kekuatan dan disini berarti muscle power yaitu kekuatan militer atau bisa dikatakan menjadi polisi internasional. Seperti kita ketahui, bisnis keamanan tidaklah murah apalagi kalau setiap petak di pelosok dunia ini mau diawasi, dimonitor dan ditindak bila perlu. Namun selama para pihak menerima maka lingkaran setan atau vicious cycle terus berlanjut.

Ekspansi Dollar tentu berarti ekspansi currency lainnya , dan currency war semakin menjadi-jadi untuk menjaga daya saing karena tidak seperti Gold yang terbatas dan butuh modal besar untuk memperolehnya , Fiat money hanya butuh kalkulasi komputer dan Ctrl+P bila perlu uang kertas dan koin. Ekspansi dollar membuat pasar finansial bergairah karena uang yang diserap para net exporter sebagian besar masuk ke dalam institusi perbankan dan simpanan tersebut disalurkan sebagai kredit dan peningkatan likuiditas dengan sendirinya menekan interest rate dan sekali lagi ...vicious cycle finansial tercipta. Ekpansi Dolar -> Ekspansi Simpanan -> Ekspansi Kredit -> Ekspansi Spekulasi -> BUST ! and recycle so on and so on.

Lalu apa apa dengan China (AADC hehe)? mengapa sang naga penyelamat butuh mendevaluasi Yuan dengan sukarela ? Bila kita jeli dan memperhatikan perkembangan global sebenarnya hal ini tidaklah mengherankan dan mengejutkan sama sekali karena memang gejalanya sudah terlihat sejak beberapa tahun belakangan. China sudah menikmati rekor pertumbuhan double digit selama 2 dekade lebih dan tidak ada satupun negara di dunia ini pernah tumbuh semasif dan sehebat itu. Pertumbuhan sepanjang itu seolah-olah diyakini oleh banyak orang (dan banyak yang mengaku sebagai expert) akan terus berlangsung (selamanya?) seolah-olah lupa akan hukum alam , apa yang naik akan turun atau revert to the mean. Orang-orang lupa bahwa correction force adalah natural dan seharusnya diterima sebagai suatu hal yang natural , kondisi yang mengkoreksi misprice atas dan kemudian pada masa pembalikan mengkoreksi misprice bawah ke area yang sesuai dengan intrinsik value-nya.



part III lanjutan about China

Salam

e
Anonim mengatakan…
Dulu nya tahun 98 crash
kita bisa bangkit karena harga komoditas lagi naik
yang kemudian menjadi andalan export untuk indonesia
sekarang jika terjadi crisis

apakah negara kita ini sanggup untuk bangkit kembali lagi????
dan dengan kondisi seperti sekarang ini saya rasa batu bara, CPO dan komoditas lain tidak bisa diandalkan

mau tidak mau pemerintah harus cari solusi dan jalan baru untuk menaikkan export kita
Anonim mengatakan…
Part III

China berupaya menyelamatkan ekonominya dengan beralih pada mega proyek property , konstruksi dan sektor servis yang non-tradeable atau berupaya untuk mengalihkan ekspansi ekspor ke lokal , dari industri ke servis , karena mereka juga sadar bahwa mereka sudah overproduction , overlimit , seluruh dunia sudah kenyang dengan Cheap goods from China bahkan muak dan dengan sendirinya kapital harus dialihkan agar tidak lari dan menjadi bumerang bagi China yang tentunya berambisi menjadi pengganti USA sebagai the new master of universe.

Ekspansi kredit ke dalam masih ditopang oleh surplus perdagangan yang luar biasa besar dan dengan sendirinya likuiditas lancar dan pertumbuhan infrastruktur , mega proyek properti maupun servis tumbuh subur bagai cendawan di musim hujan. Namun dibalik pertumbuhan yang masif juga ada ancaman koreksi yang tidak kalah besarnya , stimulus pemerintah pada sektor tertentu yang bagi Austrian ekonom - Henry Hazlitt merupakan "Fallacy" karena menyokong satu sektor tertentu berarti mengalihkan kapital dari sektor lainnya atau dengan kata lain membunuh sektor yang lain demi sektor tertentu. Pada akhirnya , meski kontrol berita dipegang dan dikuasai penuh oleh petinggi Partai/Government namun kita tahu bahwa banyak proyek "potemkin village" yang tidak memberi nilai tambah karena memang tidak diserap atau sustainable, properti kosong melompong , kota mati dengan gedung tinggi , mall super raksasa yang kosong melompong dsb. Alhasil , pertumbuhan yang dirasa adalah semu dan sesaat yang pada akhirnya bermasalah pada kredit macet dan hal ini tentu berbahaya bagi kesinambungan ekonomi China, oleh karena itu dibutuhkan permainan lain beranama STOCK MARKET.

Pembukaan keran investasi ekuitas ke dalam tentu diharapkan mampu menjaga pembalikan arus uang sehingga mimpi untuk terus tumbuh tinggi tetap terjaga , namun seperti biasa yang menjadi korban adalah pasar ritel karena mereka memang selalu yang belakangan bereaksi dan bergerak sesuai dengan massa atau tren sementara smart money mulai memanfaatkan momentum untuk keluar dan menjual di harga tinggi , dan selama pasar terapresiasi maka semakin besar pula masyarakat yang ikutan opera saham. Kebijakan pemerintah dengan stimulus-stimulus bahkan kriminalisasi para Short Sellers di saat Indeks saham China mengalami aksi jual besar-besaran menandakan lemahnya fondasi dari pertumbuhan stock yang sudah melewati 150% setahun tersebut dan ini merupakan sinyal negatif bagi kepercayaan pasar karena intervensi adalah moral hazard dan bearti ada peluang untuk eksploitasi karena ada jaminan dari pemerintah. Alih-alih membiarkan koreksi terjadi untuk memukul mentalitas spekulasi malah memberikan angin segar untuk terus berspekulasi , adalah suatu hal yang lucu..boleh naik tidak boleh turun dan pada akhirnya ? .... arus keluar tidak bisa dihentikan oleh Super Government seperti China sekalipun

Selamat tinggal resesi - Selamat datang Krisis. Pertanyaannya setelah ZIRP (zero interest rate) dan NIRP (negative interest rate) senjata apa lagi yang dimiliki CENTRAL BANK dunia ?,2008 mereka masih punya ruang untuk men-slash interest , NOW ?

“The Chinese use two brush strokes to write the word 'crisis.' One brush stroke stands for danger; the other for opportunity. In a crisis, be aware of the danger but recognize the opportunity.”
― John F. Kennedy

Salam ,

e
mr.SIBALI mengatakan…
“Be Fearful When Others Are Greedy and Greedy When Others Are Fearful”. ― Warren Buffett. Saya ikut aja petuah sang opah... Udah lama menantikan saat ini datang mr MARKET KEMBALI IRASIONAL orang -orang jadi mabuk ikut jualan, SAHAM BAGUS/FUNDAMENTAL HEBAT di obral gila.... ya udah beli aja tutup mata telinga.... sambil berdoa lagi besok dan besok mr MARKET kembali GILA melakukan obral .... beli dan beli terus hingga cash habis....udah selesai....saham bagus digenggaman selanjutnya biarkan aja hingga orang-orang kembali waras.......: YANG GILA AKU ATAU SIAPA Ya.....?????
W mengatakan…
Sepertinya realisasi pembangunan belum ada, masih sebatas wacana saja. Demand dan penjualan semen dan alat berat selama semester I menurun, mengindikasikan BELUM ada kerja fisik nyata di lapangan saat ini.
Anonim mengatakan…
Opa warren jg jual kok, saat ini sdh terkumpul cash money terbesar sepanjang sejarah berkshire h.kalau bisa beli murah ngapain beli mahal....
pemulabiasa mengatakan…
heran deh pak,pak teguh bilang pembangunan sudah dimulai ,sudah dieksekusi sana sini.mana sih pak?yang ada juga proyek2 pemerintah periode sebelumnya yang masih stuck..
phatech mengatakan…
kalau di lihat cara keluar aseng... yg tiada henti IHSG di 3800 akan teknikal rebound..
rara mengatakan…
Dear p teguh, maaf kalo oot, sebagai investor kalau mau lihat chart pbv day to day kayak chart harga ato minimal monthly d mana yaa? Saya perhatikan bapak menilai harga saham d anggap murah selain melihat secara absolut (pbv d bawah 1), juga membandingkan range fluktuasi pbv historis, karena memang yang bagus2 biasanya pbvnya gk pernah d bawah 1
Pure` mengatakan…
@pemulabiasa:
mungkin di tempat anda belum dimulai proses pembangunannya, tapi di daerah saya, paling tidak saya sudah melihatnya. jalan2 dilebarkan, bukan cuma 1 tapi beberapa. jalan2 dilapisi lagi. nilainya juga menurut saya lumayan besar.
Anonim mengatakan…
ANONIM "e" EOWI bukan ya? hehe

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?