Inspirasi Awal Tahun 2015

Beberapa waktu lalu penulis iseng-iseng membuka kembali arsip foto-foto jaman saya masih muda dulu, dan saya menemukan foto yang menarik. Nih, anda langsung lihat saja sendiri:


Foto diatas adalah foto penulis (Teguh Hidayat) pada tahun 2007, sorry for the duckface. Ketika itu saya, yang berusia 21 tahun dan masih kuliah di Bandung, sengaja datang ke Jakarta bersama beberapa orang teman untuk menonton langsung pertandingan sepakbola antara Indonesia vs Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Pada siang hari sebelum pertandingannya dimulai, kami jalan-jalan di sekitar stadion, dan saya mengambil foto ini dengan latar belakang Gedung BEJ dan Plaza Bapindo. Saya kemudian mengatakan kepada teman saya:

‘(sambil menunjuk ke Gedung BEJ) Suatu hari nanti, gue akan kerja disitu!’

Penampakan Gedung BEJ (sekarang BEI) di tahun 2007. Perhatikan logonya yang masih jadul

Sekedar catatan, ketika itu penulis sama sekali nggak ngerti dan nggak ada bayangan sedikitpun soal apa itu saham, apalagi value investing. Termasuk saya juga nggak tahu siapa itu Warren Buffett. Yang saya pikirkan saat itu hanyalah bahwa Gedung BEJ itu tampak bagus dan megah, jadi sepertinya akan keren sekali kalau saya bisa bekerja disitu.

Tidak mau kalah, salah seorang teman (kami jalan-jalan berempat) menunjuk Wisma GKBI di Semanggi yang juga kelihatan dari tempat kami berjalan, dan mengatakan, ‘Kalau gue Guh, gue akan kerja disitu.’ Kami berdua kemudian bertanya kepada dua teman lainnya soal mereka akan kerja dimana, namun mereka berdua menolak untuk ‘berkhayal’ seperti yang kami lakukan, dengan hanya menjawab, ‘Soal kerja, gimana nanti sajalah!’ Yap, bagi anak kuliahan yang biasa-biasa saja seperti kami, untuk memperoleh pekerjaan sebagai ‘eksekutif muda’ di lingkungan perkantoran yang elit seperti SCBD, Semanggi, atau Sudirman, adalah merupakan cita-cita yang sangat tinggi, dan beberapa dari kami tidak cukup berani untuk memimpikan hal tersebut.

However, berikut ini adalah foto penulis beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 2014 kemarin, ketika mengisi pelatihan analisis fundamental di salah satu ruang seminar di Gedung BEI. Klik gambar untuk memperbesar.


Sementara teman penulis yang mengatakan bahwa ia akan bekerja di Wisma GKBI, guess what? Dia benar-benar bekerja disitu! Setelah lulus kuliah pada tahun 2009, ia melamar kerja sebagai management trainee di Bank BRI dan diterima, menyisihkan ratusan kandidat lainnya (which surprises many of our fellow students because he was lazy, not-so-smart, video game and soccer enthusiast, and a little annoying, just like me). Ia kemudian ditempatkan di Wisma GKBI tersebut. Sementara dua orang kawan kami, mereka juga memperoleh pekerjaan namun bukan di Jakarta.

Jadi mungkin pesan yang terkandung dalam cerita ini adalah, ‘Berhati-hatilah dengan apa yang kamu katakan, karena bisa jadi itu akan menjadi kenyataan’.

Nah, di awal tahun 2015 ini, apa yang ingin anda katakan? :)

Saya, Teguh Hidayat, bersama para rekan kerja di Teguh Hidayat & Partners, dengan ini menyatakan turut berduka cita atas tragedi jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Semoga semua yang telah berpulang mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya, dan semoga anggota keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan. Postingan ini juga secara khusus ditujukan bagi Ibu Linawati Soetopo, salah seorang pembaca setia TeguhHidayat.com, dimana beliau adalah kerabat dari Kevin Alexander Soetjipto, salah satu korban dari Air Asia yang kemarin berhasil ditemukan dan diidentifikasi. Kevin tidak sendirian dalam penerbangan tersebut melainkan bersama ayah, ibu, dan adik perempuannya, namun sampai saat ini mereka semua masih belum ditemukan. Mohon doa dari teman-teman sekalian agar proses pencariannya dimudahkan, amiiin.

Komentar

Thomas mengatakan…
Mas Teguh,
Saya enga tau comment disini tepat atau tidak. Tapi kalau boleh tau, MYOR secara fundamental baik baik saja atau gmn? kmren saya beli di 31,000.. dia turun ke 26,000 saya senang sekali, brg bagus dpt diskon.. skrang dia meluncur ke 20,900. saya sudah kehabisan cash skrang. Dari 31,000 turun ke 20,900 sudah turun 32,58%. Dan seandainya dia lgsung naik lagi ke 31,000 lagi, perlu kenaikan 48,33% hanya untuk break-even. Tapi keliatannya dia masih mau turun bisa saja ke 15,000. Pertanyaannya, sepertinya strategi averaging down adalah strategi yg buruk?


Salam nyangkuters...
Teguh Hidayat mengatakan…
Di laporan keuangan terbarunya, laba MYOR anjlok drastis. Karena disisi lain valuasi sahamnya sudah sangat tinggi di harga 30,000 (PBV 7 kali), maka penurunan labanya tersebut menjadi sentimen fundamental yang menyebabkan penurunannya saat ini, jadi kasusnya sama seperti saham MAIN.

Tidak ada yang salah dengan strategi averaging down. Yang salah adalah pemilihan sahamnya sejak awal. Pak Thomas boleh coba baca-baca lagi artikel-artikel tentang menghitung valuasi saham dll yang sudah dibahas di website ini. Saya sudah sering mengatakan bahwa hanya karena sebuah saham sudah turun sekian puluh persen, maka itu bukan berarti kita bisa langsung menyimpulkan bahwa dia sudah murah.
Belajar Saham mengatakan…
Kalau saya hanya mau mengucapkan turut berduka juga buat para korban AirAsia....semoga para keluarga diberi ketabahan dan kesabaran..!

Semoga portofolio saham pak Teguh juga semakin meningkat.... sebagaimana harapan banyak 'Value Invester'...termasuk sya juga pak...ha ha!
Unknown mengatakan…
Pak Teguh, Perjuangan yang amat luar biasa sekali :) 2007-2014 hehehe...sangat menginspirasi..
Anonim mengatakan…
Mas Teguh saya mohon bantuan ulasan mengenai GMTD dong karena menurut catatan saya fundamentalnya sangaat baik tapi mungkin saja saya salah, terima kasih.
Thomas mengatakan…
kalau diliat-liat tahun 2007, mas Teguh masi cupu dan anak kuliahan yg biasanya bokek (kecuali punya orangtua yg kaya banyak asetnya). Bisa lalu di thn 2014 ini mas Teguh kerjaannya cuma santai aja. Urusin keluarga di rumah. Menurut saya, anda sudah financial freedom. Bisa diceritakan bagaimana caranya hanya dalam waktu 7 tahun bisa berkeluarga, punya uang untuk biaya menikah biaya sekolah anak yg selangit dsb? Sebab saya takut menikah karena biaya2 ini. Dan investasi saham pun perlu modal uang cash yg lumayan besar. Misalnya kebutuhan keluarga total 10 juta per bulan atau 120 juta per tahun. Asumsi retur saham adalah 20%. Berarti mas Teguh punya uang cash 600 juta untuk investasi saham diluar smua biaya menikah, anak, cicilan rumah dsb. Bisa di share dari anak kuliahan yg tidak berduit dlm waktu singkat bisa finanial freedom? Terima kasih.
Unknown mengatakan…
Mas Teguh tolong ulasannya mengenai TRAM
Anonim mengatakan…
Menjawab komen Thomas, karena beliau/mas Teguh kerjaan aslinya adalah trainer dan frelance analyst saham yang menjual buku analisa nya di blog ini. It's a low capital business = sewa kantor/dari rumah + social media campaign (contoh ulasan di blog ini) + bahan bacaan untuk melatih orang + fotokopi/scan + sewa tempat untuk seminar maupun training + printing bahan training + transportasi + dll). Mungkin dari hasil kerjaan tsb beliau baru bisa menginvestasikan ke pasar saham. Anyway tetap saja saya respek kepada beliau, yang penting halal dan giat, sukses terus!

Unknown mengatakan…
Kayaknya saya kenal sama tmn2 pak teguh itu

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Penjelasan Lengkap Spin-Off Adaro Energy (ADRO) dan Anak Usahanya, Adaro Andalan Indonesia

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?

Saham BBRI Anjlok Lagi! Waktunya Buy? or Bye?