Resource Alam Indonesia
Dalam beberapa kali kesempatan ngobrol santai dengan Bapak Lo Kheng Hong,
beliau menyampaikan bahwa terdapat setidaknya dua saham di sektor batubara yang
sangat menarik untuk investasi karena valuasinya yang rendah. Dua saham
tersebut adalah Bumi Resources (BUMI), dan Resource Alam Indonesia (KKGI).
Untuk BUMI, well, penulis pribadi punya pendapat yang sedikit berbeda. Namun
untuk KKGI, saham ini memang menarik, dan itu bukan karena ‘romantisme masa
lalu’ dimana KKGI ini sempat menghasilkan cuan besar ketika naik sampai
8,000-an di awal tahun 2012 lalu, melainkan karena valuasinya yang rendah,
prospeknya yang cerah, dan perusahaannya sendiri juga tidak bermasalah. Anyway,
kita langsung sajalah.
Ketika berdiri pada tahun 1981, KKGI aslinya merupakan perusahaan produsen
lem kayu dengan lokasi pabrik di Pontianak, Kalimantan Barat, dan Palembang,
Sumatera Selatan. Pada tahun 2006 KKGI banting setir ke sektor batubara dengan mengoperasikan
tambang batubara pertamanya yang berlokasi di Kalimantan Timur, melalui anak
usahanya yakni PT Insani Bara Perkasa (IBP). Setahun kemudian yakni pada tahun
2007, KKGI sukses mencatatkan produksi batubara perdana sebanyak 178 ribu ton.
Logo KKGI. 'RAIN' adalah kependekan dari Resource Alam Indonesia |
Kemudian seiring dengan kegiatan produksi dan eksplorasi yang dilakukan
secara terus menerus, volume produksi batubara KKGI terus meningkat hingga
mencapai puncaknya yakni 4.2 juta ton pada tahun 2011, sementara jumlah
cadangan batubara yang sudah berstatus terbukti tercatat 80 juta ton, alias
masih sangat cukup untuk belasan tahun kedepan.
Namun pada tahun 2012 industri batubara mulai lesu seiring dengan penurunan
harga jual batubara dari US$ 110 menjadi US$ 65 per ton, sehingga volume
produksi KKGI juga ikut turun, termasuk juga pendapatan dan labanya. Dan
kondisi itu kembali berlanjut hingga tahun 2013. However, selama periode 2012 –
2013 tersebut perusahaan tetap menjalani kegiatan usaha dan ekspansi seperti
biasa, seperti: 1. Membangun infrastuktur jalan raya dan pelabuhan untuk
transportasi batubara, termasuk mendirikan tiga anak usaha yang bergerak di bidang
infrastruktur tambang, 2. Melanjutkan eksplorasi, dan 3. Menambah portofolio
tambang dengan mengakuisisi tambang-tambang batubara diluar tambang yang sudah ada.
Khusus untuk poin yang ketiga, pada tahun 2013 KKGI mengakuisisi PT Kaltim Mineral dan PT Loa Haur, dua-duanya merupakan perusahaan
pemilik tambang batubara di Kalimantan Timur dan Tengah, sehingga KKGI kini
memiliki tiga tambang batubara di tiga lokasi yang terpisah. Sejauh ini baik
Kaltim Mineral maupun Loa Haur masih belum beroperasi karena masih menunggu
kenaikan harga batubara, namun dua tambang tersebut sudah
dieksplorasi dan memiliki cadangan total 40 juta ton, yang semestinya akan
kembali meningkat di masa yang akan datang (ketika eksplorasinya dilanjutkan).
Jika harga jual batubara pada tahun 2014 ini naik menjadi US$ 82 – 88 per ton
seperti yang diharapkan oleh manajemen KKGI, maka tambang Loa Haur akan segera
beroperasi dengan target produksi 1 – 1.5 juta ton untuk tahun 2014. Sebab berbeda dengan Kaltim
Mineral yang masih harus mengurus beberapa perizinan untuk bisa mulai menggali
batubara, Loa Haur sudah sepenuhnya siap berproduksi.
Jadi bisa dibilang bahwa kalau nanti harga batubara pada akhirnya pulih ke
US$ 82 per ton saja (gak perlu balik lagi ke US$ 110 seperti tahun 2011 lalu),
maka pendapatan serta laba KKGI akan melompat signifikan tidak hanya karena
meningkatnya margin laba, tetapi juga karena meningkatnya volume batubara yang
dijual. Pihak perusahaan sendiri mentargetkan volume produksi 5.7 juta ton
batubara untuk tahun 2014, dan itu hanya berasal dari tambang-tambang yang
sudah beroperasi milik Insani Bara Perkasa (belum termasuk tambahan volume produksi
dari tambang Loa Haur, jika tambang tersebut jadi beroperasi).
Nah, berdasarkan ulasan diatas kita bisa melihat bahwa KKGI ini menarik
karena menawarkan lompatan pertumbuhan ketika nanti harga batubara pulih. Tapi
kalau cuma itu sih, bukankah semua perusahaan batubara juga begitu? Yap, itu benar,
namun berikut ini adalah beberapa hal lain yang membuat KKGI ini menarik:
- Manajemennya tipe konservatif dimana
perusahaan tidak memiliki utang bank, obligasi, atau semacamnya, but still,
mereka mampu untuk mengakuisisi tambang baru menggunakan keuntungan yang
diperoleh dari operasional tambang yang sudah ada (Insani Bara Perkasa).
Posisi neraca KKGI yang sangat sehat secara otomatis menjamin bahwa jika
nanti harga batubara mulai pulih, maka laba bersih perusahaan akan melompat dengan mudah.
- Posisi aset perusahaan sangat bagus dengan
jumlah dana kas yang sedikit (yang itu artinya KKGI selalu memberdayakan
aset-asetnya, dan tidak membiarkan aset yang menganggur), posisi aset
lancar dan aset tidak lancarnya cenderung berimbang, dan tidak ada aset
yang tidak ada hubungannya dengan industri tambang.
- Bisnis perusahaan terkonsentrasi hanya di
menggali batubara, kemudian jual. Dan dibanding industri-industri lain
yang masih terkait seperti transportasi batubara, kontraktor, hingga
pembangkit listrik, maka tambang batubara menawarkan margin laba yang
terbesar bahkan meski sudah dikurangi royalti untuk pemerintah, yang terus
naik setiap tahunnya.
- Tidak seperti beberapa perusahaan yang murni
tambang batubara seperti Indo Tambangraya (ITMG), Harum Energy (HRUM), dan
Bukit Asam (PTBA) yang jor-joran dalam membagikan dividen setiap tahunnya
(yang itu berarti pihak manajemen sudah puas dengan bisnis batubara yang
ada dan tidak mengincar pertumbuhan yang lebih lanjut bagi perusahaan),
KKGI hanya membagikan dividen dalam jumlah
yang wajar, yakni sekitar setengah dari laba bersih perusahaan setiap
tahunnya, sementara selebihnya dipakai untuk mengembangkan perusahaan. Kalau
anda perhatikan perusahaan-perusahaan besar dan bagus seperti ASII, BBRI,
dan SMGR, mereka juga membagikan dividen dalam jumlah yang wajar
(rata-rata separuh laba perusahaan), sehingga bisa dikatakan bahwa mereka menghargai
investor dengan membayar sejumlah dividen, namun sekaligus tetap mengejar
peluang pertumbuhan dengan menginvestasikan kembali laba bersih
perusahaan.
Dan hal yang berbeda yang dilakukan oleh KKGI adalah, manajemen menyisihkan
sebagian dana kas-nya untuk membeli kembali saham perusahaan di pasar (buy
back), dan hal itu memang sudah dilakukan sehingga jumlah saham beredar KKGI
telah berkurang dari 1 milyar menjadi 969 juta lembar, karena perusahaan telah
mem-buy back 31 juta lembar saham KKGI dari pasar (KKGI maksimal boleh mem-buy back 100 juta lembar sahamnya di market). Secara teknis, buy back
saham yang dilakukan manajemen KKGI menyebabkan kenaikan persentase kepemilikan
investor atas perusahaan. Simpelnya, jika anda memegang 1 juta lembar saham
KKGI, maka sebelum dilakukan buy back, anda adalah pemegang 0.10% saham KKGI, karena
jumlah saham KKGI yang beredar adalah 1 milyar lembar. Namun setelah buy back,
maka jumlah saham anda tetap 1 juta lembar, namun persentase kepemilikan anda
atas perusahaan meningkat menjadi 0.11%, karena jumlah saham KKGI yang beredar
telah berkurang menjadi 900 juta lembar.
Kalau kita pakai contoh Warren Buffett, beliau sangat menyukai jika Coca
Cola atau American Express melakukan buy back terhadap saham mereka sendiri, sebab itu
akan membuat persentase kepemilikan Berkshire Hathaway atas dua perusahaan
tersebut menjadi meningkat dengan sendirinya tanpa perlu Buffett keluar dana
untuk membeli lagi saham mereka di pasar. Sementara meski posisi ekuitas Coca
Cola akan sedikit turun (karena perusahaan keluar duit untuk membeli sahamnya
kembali), namun itu nggak jadi soal karena pada akhirnya ekuitas Coca Cola akan
meningkat kembali seiring dengan perolehan laba perusahaan.
Kemudian bagaimana dengan sahamnya?
Dari sisi kualitas fundamentalnya secara keseluruhan, KKGI salah satu
perusahaan batubara terbaik di BEI, bersanding dengan PTBA, ITMG, dan HRUM, dan
sekaligus yang paling kecil diantara keempatnya sehingga lebih menawarkan prospek
pertumbuhan jangka panjang (dan itu pula sebabnya dividen KKGI nggak terlalu
besar). Ketika sektor batubara mengalami masa jayanya pada penghujung tahun
2011, kinerja KKGI bahkan merupakan yang terbaik diantara semuanya hingga
sahamnya pun sempat terus naik hingga berada di level yang amat sangat optimis,
yakni 8,000-an. Ketika itu penulis masih ingat, PBV KKGI ini bahkan sempat
menembus 10 kali.
Lalu bagaimana kalau di harga sekarang? Well, pada harga 1,570, PBV dan PER
KKGI tercatat masing-masing 7.6 dan 1.8 kali, dan dividend yield-nya 6.4%
(perusahaan membagikan dividen Rp100 per saham, tanggal cum-nya 26 Juni). Actually
harga ini belum terlalu ideal mengingat prospek kinerja KKGI kedepannya masih
bergantung pada perkembangan harga batubara, sementara pada Kuartal I 2014
kemarin pendapatan laba KKGI masih turun (jadi bisa saja dividen KKGI di tahun
depan juga turun).
Tapi ketika dulu penulis sempat menunggu saham ini di 1,100-an (PBV dibawah
1.5 kali), ternyata nggak dikasih juga, yang kemungkinan itu karena: 1.
Tindakan manajemen yang telah membeli saham KKGI dipasar otomatis membuat
jumlah saham yang tersedia untuk dijual menjadi lebih sedikit karena manajemen
tidak akan menjual kembali saham tersebut, dan alhasil permintaan (bid) akan saham KKGI lebih besar dari
penawarannya (offer), sehingga
harganya pun terjaga di level yang tidak terlalu rendah, dan 2. KKGI masih
merupakan perusahaan yang menguntungkan dengan tingkat return on equity (ROE) yang besar, yakni 24% di Kuartal I 2014 (padahal labanya masih turun).
Sementara pada tahun 2011, ROE KKGI bahkan tercatat 69%.
Intinya sih, KKGI mungkin nggak bisa dihargai terlalu rendah meski pada saat ini rata-rata saham batubara sudah cukup murah. Kalau anda tertarik dengan saham ini maka coba untuk
menunggunya di harga yang paling tidak lebih rendah dari harga buy back-nya,
alias dibawah 1,500. Tapi jika mau hajar di harga sekarang maka ada baiknya
menunggu pendapatan perusahaan tercatat naik kembali di Kuartal II nanti, atau
jika nanti perusahaan mengumumkan bahwa tambang Loa Haur-nya mulai berproduksi.
Target harganya? Konservatifnya sih 2,000 karena PER KKGI akan tercatat 9.7
kali di harga tersebut. Tapi jika nanti KKGI sukses mencatat kenaikan laba di
Kuartal II mendatang, maka tentu targetnya bisa kita naikkan.
PT. Resource Alam Indonesia, Tbk
Rating Kinerja pada Kuartal I 2014: A
Rating saham pada 1,570: A
Komentar
untuk jangka menengah 1-6bulan,nurut pak teguh ok mana ptba,itmg,adro, atau kkgi?
Salam sukses investasi :-)
http://www.platts.com/IM.Platts.Content/ProductsServices/ConferenceandEvents/2012/pc226/presentations/Eugene_Smit.pdf
bagusan mana secara KKGI dgn TOBA,.
saya melihatnya sbg perusahaan baru TOBA lebih prospektif dalam pertumbuhan,..
Namun aktual KKGI lebih memberi dalam dividen,..
Dan bagaimana dengan aturan baru pemabtasan Pelabuhan ekpsor (14 ea), apakah ada dampak signifikan buat KKGI?
Tujuan pembatasan pembangunan pelabuhan untuk ekspor batubara adalah untuk mencegah terjadinya ekspor batubara ilegal, yang selama ini memang sering terjadi. Tapi KKGI ini kan perusahaan batubara legal yang membayar royalti dan pajak, jadi nggak ada masalah lah.
"PBV dan PER KKGI tercatat masing-masing 7.6 dan 1.8 kali"
Harusnya "PBV dan PER KKGI tercatat masing-masing 1.8 dan 7.6 kali"
Terima kasih
(Tovan)
ada vitamin baru, ulasan pak Teguh, besok kolek lagi buat ngejar dividen, bukan utk investing, klo investing yang cakep KLBF, AISA dan elsa BASED ON CHART ONLY...
==> investing kok based on chart ??