15 Prinsip Investasi ala Buffett
Pada bulan Juni 1996, chairman Berkshire Hathaway, Warren Buffett, merilis
sebuah buku kecil berjudul ‘An Owner’s Manual’, yakni semacam buku panduan bagi
investor pemegang saham Berkshire. Buku tersebut berisi 13 plus 2 prinsip Berkshire
dalam berbisnis, atau dalam hal ini: Berinvestasi. Ketiga belas prinsip
tersebut sudah diciptakan oleh Buffett sejak tahun 1983, dan seluruhnya masih
relevan hingga saat ini, atau paling tidak seperti itulah yang dikatakan
Buffett di Annual Letter-nya yang terakhir, yakni edisi tahun 2013. Nah, disini
penulis akan mengajak anda untuk juga membaca prinsip-prinsip ala Buffett
tersebut, tentunya yang sudah saya terjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Okay,
kita langsung saja:
Kepada Yth., para pemegang saham di Berkshire Hathaway
1. Meskipun Berkshire Hathaway adalah
sebuah korporasi, namun kami tetap mengelolanya dengan gaya
partnership/kemitraan. Saya dan Charlie Munger menganggap bahwa para pemegang
saham Berkshire merupakan mitra dalam kapasitasnya sebagai pemilik perusahaan, sementara kami adalah mitra dalam kapasitas kami sebagai pengelola sekaligus juga
pemilik perusahaan (karena kami juga memegang saham Berkshire dalam jumlah
signifikan). Kami tidak memandang Berkshire sebagai pemilik akhir dari
aset-aset yang dipegang perusahaan, melainkan hanya sebagai penyalur/perantara antara
pemegang saham Berkshire dengan aset-aset tersebut. Intinya, aset-aset yang
dipegang oleh Berkshire adalah merupakan milik anda sekalian sebagai pemegang
saham Berkshire Hathaway.
Saya dan Charlie tidak ingin anda menganggap saham Berkshire sebagai
selembar kertas tanpa arti yang harganya naik turun setiap saat sesuai
mekanisme pasar, kemudian menjualnya hanya karena anda gugup ketika terjadi
peristiwa tertentu terkait ekonomi maupun politik. Kami berharap bahwa anda
bisa melihat diri anda sendiri sebagai salah seorang pemilik dari aset-aset bisnis yang anda miliki melalui Berkshire,
dan bahwa anda akan menjadi pemilik dari aset-aset tersebut tidak hanya untuk
saat ini saja, melainkan untuk seterusnya, sama seperti anda memiliki dan
tinggal rumah atau apartemen secara bersama-sama dengan seluruh anggota
keluarga anda.
Sementara kami sendiri tidak ingin melihat pemegang saham Berkshire sebagai
orang-orang yang hanya datang dan pergi hingga kami tidak pernah mengenal mereka itu siapa. Kami berharap bahwa kami bermitra dengan pemegang saham yang memiliki keyakinan bahwa partnership ini akan memberikan
keuntungan jangka panjang hingga akhir hayat.
Volume transaksi perdagangan saham Berkshire yang tidak likuid, sejauh ini
membuktikan bahwa sebagian besar pemegang saham Berkshire menyetujui konsep
kemitraan jangka panjang seperti yang sudah diuraikan diatas, dimana para
pemegang saham Berkshire tidak menjual sahamnya kembali.
Dan ketika seorang pemegang saham telah setuju untuk menjadi partner kami, maka mereka harus memandang saham
Berkshire dengan cara pandang yang sama seperti ketika Berkshire memegang
saham-saham perusahaan tertentu. Sebagai pemegang saham minoritas dari,
katakanlah, Coca Cola atau American Express, kami menganggap Berkshire adalah merupakan partner non pengendali di dua perusahaan yang luar biasa, dimana kami menilai
kesuksesan investasi kami (di dua perusahaan tersebut) bukan berdasarkan pergerakan harga sahamnya dari bulan ke bulan, melainkan berdasarkan perkembangan
fundamental perusahaan dalam jangka panjang. Bahkan, kami juga tidak peduli andaikata saham
Coca Cola dan American Express sama sekali tidak diperdagangkan di bursa selama
bertahun-tahun.
Karena kami memiliki ekspektasi jangka panjang terhadap kinerja perusahaan, maka perubahan harga saham dalam jangka pendek sama sekali tidak berarti apapun kecuali merupakan kesempatan untuk meningkatkan persentase kepemilikan kami terhadap dua saham diatas, jika kebetulan harganya atraktif alias murah.
Karena kami memiliki ekspektasi jangka panjang terhadap kinerja perusahaan, maka perubahan harga saham dalam jangka pendek sama sekali tidak berarti apapun kecuali merupakan kesempatan untuk meningkatkan persentase kepemilikan kami terhadap dua saham diatas, jika kebetulan harganya atraktif alias murah.
2. Sejalan dengan cara investasi
kami, yakni dengan memandang perusahaan sebagai milik kami sepenuhnya, maka
sebagian besar para direktur di Berkshire adalah juga merupakan pemegang saham
Berkshire, dimana mereka menempatkan sebagian besar dari harta kekayaan mereka
disini. Jadi yah, dalam berinvestasi, kami seperti menyantap masakan kami
sendiri.
Charlie dan keluarganya menempatkan lebih dari 80% harta kekayaan mereka di
saham Berkshire, sementara saya lebih dari 98%. Selain itu beberapa anggota
keluarga saya, seperti saudari dan sepupu, juga memegang saham Berkshire dalam
jumlah besar.
Saya dan Charlie merasa nyaman dengan kebijakan ‘menempatkan hampir seluruh
telur hanya dalam satu keranjang’, yakni saham Berkshire Hathaway, karena Berkshire
sendiri memiliki banyak perusahaan-perusahaan bagus yang bergerak di
berbagai sektor. Malah, kami percaya bahwa Berkshire Hathaway merupakan sebuah
bisnis yang unik karena mampu memegang banyak aset-aset/perusahaan
yang bagus secara terdiversifikasi, baik sebagai pemegang saham mayoritas maupun minoritas.
Saya dan Charlie tidak bisa menjanjikan
anda keuntungan. Namun, kami bisa menjamin bahwa pertumbuhan aset investasi
anda akan sejalan dengan pertumbuhan harta kekayaan kami sebagai sesama
pemegang saham Berkshire. Kami tidak tertarik dengan gaji besar, opsi saham,
atau apapun yang bisa menyebabkan kami memperoleh keuntungan lebih besar dari
yang anda terima. Lebih jauh, ketika saya melakukan sesuatu yang bodoh, maka
saya harap anda mengetahui secara persis bahwa kerugian finansial yang anda
derita adalah sama besarnya dengan kerugian finansial yang kami alami.
3. Visi Perusahaan: Dalam jangka
panjang, tujuan kami adalah untuk memaksimalkan angka pertumbuhan tahunan dari aset
bersih Berkshire Hathaway, berdasarkan pertumbuhan nilai intrinsik perusahaan. Kami tidak mengukur kinerja Berkshire berdasarkan pertumbuhan aset
perusahaan, melainkan hanya berdasarkan pertumbuhan nilai intrinsik dari
sahamnya. Kami akan kecewa jika rata-rata pertumbuhan kami dari tahun ke tahun lebih rendah dibanding rata-rata pertumbuhan perusahaan-perusahaan besar di Amerika.
4. Misi Perusahaan: Untuk mencapai
tujuan kami diatas, kami memiliki dua buah metode khusus. Yang pertama, kami
secara langsung membeli/memiliki perusahaan-perusahaan yang terdiversifikasi, yang mampu menghasilkan keuntungan tunai
dan secara konsisten mencatatkan nilai pengembalian modal (return of capital)
diatas rata-rata. Kedua, kami membeli perusahaan-perusahaan tadi melalui anak-anak
usaha kami di bidang asuransi. Jika
ada perusahaan bagus dan harganya cocok sehingga bisa dibeli, sementara unit
usaha asuransi kami juga sedang memegang uang cash, maka kami akan membeli
perusahaan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir kami telah mengakuisisi beberapa perusahaan
besar. Meskipun kedepannya mungkin akan ada tahun-tahun dimana akuisisi
tersebut belum akan menghasilkan apa-apa, namun kami berharap bahwa investasi
yang kami lakukan akan menghasilkan keuntungan yang signifikan dalam
satu atau dua dekade mendatang. Jika akuisisi-akuisisi yang kami lakukan memberikan hasil yang sama baiknya dengan apa yang telah kami lakukan
di masa lalu, maka pemegang saham Berkshire juga akan diuntungkan.
Tantangan terbesar bagi kami adalah bagaimana caranya agar kami mampu untuk
terus menghasilkan ide dalam hal mengakuisisi
perusahaan, sekaligus menghasilkan uang
tunai untuk keperluan akuisisi tersebut. Terkait hal ini, kondisi dimana pasar saham sedang turun akan
memberikan kami tiga keuntungan. Pertama, akan ada banyak saham-saham bagus
yang dijual pada harga rendah. Kedua, unit-unit asuransi kami juga akan dengan
mudah menemukan saham bagus yang dijual murah, atau menambah kepemilikan kami
atas saham-saham yang sudah kami pegang sebelumnya. Dan ketiga, beberapa
perusahaan yang sahamnya kami pegang secara minoritas, seperti Coca-Cola, adalah juga merupakan pembeli siaga dari
saham-saham mereka sendiri, dimana itu berarti mereka, dan juga kami, akan
diuntungkan dari meningkatnya persentase kepemilikan kami atas perusahaan, dimana kami
bisa melakukan itu (membeli saham Coca-Cola di pasar) pada harga rendah.
Secara umum, Berkshire dan juga para pemegang saham perusahaan akan
diuntungkan setiap kali terjadi penurunan indeks pasar saham, sama seperti
pelanggan toko sembako yang diuntungkan ketika harga beras turun. Jadi ketika
terjadi market crash, dan itu
memang akan terus terjadi dari waktu ke
waktu, maka jangan panik ataupun bersedih. Bagi Berkshire, itu adalah kabar
bagus!
5. Karena adanya
batasan-batasan akibat faktor akuntansi, maka laporan keuangan kami mungkin
hanya menampilkan sedikit saja dari kinerja kami yang sebenarnya. Karena
alasan itulah, saya dan Charlie, baik sebagai pemegang saham maupun fund
manager di Berkshire, hampir sepenuhnya mengabaikan angka-angka yang
ditampilkan di laporan keuangan Berkshire. Meski demikian kami juga melaporkan
kepada anda mengenai kinerja dan perolehan laba bersih dari perusahaan-perusahaan
yang kami miliki, dan kami berharap bahwa hal tersebut dapat membantu anda
dalam membuat penilaian terhadap kinerja investasi kami.
Singkatnya, melalui annual letter, kami setiap tahunnya akan selalu
memberi kabar kepada anda tentang angka-angka dan informasi lain yang kami anggap
penting. Saya dan Charlie sangat memperhatikan perkembangan bisnis dari
perusahaan-perusahaan yang kami miliki, termasuk memperhatikan lingkungan/sektor
dimana perusahaan kami beroperasi. Contohnya: Apakah perusahaan kami berada dalam posisi sebagai perintis di
industrinya, ataukah cuma ikut-ikutan perusahaan lain yang sudah lebih dulu
sukses? Saya dan Charlie perlu mengetahui dalam situasi yang mana
perusahaan kami berada, untuk kemudian menyesuaikan ekspektasi kami terhadap prospek perusahaan kedepannya. Dan ketika kami memperoleh kesimpulan terkait hal ini, maka kami akan
menyampaikannya kepada anda.
Sejauh ini, sebagian besar dari perusahaan-perusahaan yang kami beli telah
mencatat kinerja yang lebih baik dibanding ekspektasi. Tapi tentu, terkadang kami juga harus menghadapi kekecewaan. Dan kami berusaha untuk menyampaikan seluruh pengalaman
investasi kami kepada anda, baik pengalaman yang baik maupun buruk, secara
terbuka dan sejujur mungkin.
6. Faktor akuntansi tidak
berpengaruh terhadap kinerja operasional kami maupun jumlah alokasi dana dalam setiap pembelian saham. Untuk dua buah perusahaan yang dijual
pada harga yang sama, kami lebih suka mengakuisisi perusahaan yang melaporkan
laba US$ 2 per saham, meskipun laba tersebut
tidak atau belum tercermin di laporan keuangan, ketimbang perusahaan yang
melaporkan laba US$ 1 per saham di laporan keuangannya. Kami harus melakukan
ini karena seringkali sebuah perusahaan, meski pada harga yang
semurah-murahnya, namun tetap dijual pada harga dua kali lipat nilai aset
bersih perusahaannya (PBV-nya 2 kali).
Namun kami berharap bahwa setelah beberapa waktu tertentu, laba bersih
perusahaan yang belum terlapor dalam laporan keuangan perusahaan pada akhirnya
nanti akan terlapor juga, dan bahwa nilai aset bersih perusahaan akan terus meningkat
seiring dengan meningkatnya akumulasi laba perusahaan (dalam bentuk saldo laba).
Kami telah belajar dari pengalaman bahwa laba bersih yang belum tercermin
di laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang kami miliki, secara
keseluruhan, adalah sama menguntungkannya dengan laba bersih yang sudah
diterima perusahaan tersebut. Hal ini adalah karena perusahaan-perusahaan kami
bergerak di bidang usaha yang luar biasa
baik dan mudah dipahami, dimana mereka dapat memberdayakan modal yang
mereka miliki secara maksimal, entah itu dengan cara mendirikan pabrik dll,
atau untuk membeli kembali saham mereka di pasar (buy back).
Sudah tentu, tidak semua keputusan investasi yang kami lakukan sukses menghasilkan keuntungan, dimana ada juga perusahaan kami yang gagal mencetak laba, padahal kami membelinya pada harga yang lebih tinggi dari nilai buku perusahaan (PBV-nya lebih dari 1 kali). Namun secara keseluruhan kami memperoleh keuntungan lebih dari satu Dollar untuk setiap Dollar yang kami keluarkan (untuk membeli saham perusahaan).
Sudah tentu, tidak semua keputusan investasi yang kami lakukan sukses menghasilkan keuntungan, dimana ada juga perusahaan kami yang gagal mencetak laba, padahal kami membelinya pada harga yang lebih tinggi dari nilai buku perusahaan (PBV-nya lebih dari 1 kali). Namun secara keseluruhan kami memperoleh keuntungan lebih dari satu Dollar untuk setiap Dollar yang kami keluarkan (untuk membeli saham perusahaan).
7. Kami menggunakan hutang secara
hati-hati. Ketika kami meminjam sejumlah dana entah itu ke bank atau lainnya,
maka kami berusaha untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan tingkat
bunga yang tetap. Jika kami menemukan peluang investasi namun kami tidak
memiliki dana, maka kami akan memilih untuk mengabaikan peluang tersebut ketimbang
membuat neraca Berkshire menjadi dipenuhi oleh hutang. Metode konservatif ini
telah membatasi kinerja investasi kami selama ini, namun hanya dengan cara
inilah kami bisa tidur tenang di malam hari.
Metode investasi yang saya dan Charlie lakukan tidak memungkinkan kami untuk mencoba meraih keuntungan ekstra sebanyak sekian persen dari
investasi kami dalam waktu semalam. Saya
tidak mau mengambil risiko dan mempertaruhkan apa yang kami punya, untuk
mengejar sesuatu yang sejak awal tidak kami miliki dan juga tidak kami butuhkan.
Selain itu, Berkshire memiliki akses ke dua sumber dana murah, yang
memungkinkan kami untuk memiliki lebih banyak aset ketimbang modal yang
tersedia, yakni: pajak tangguhan, dan ‘float’, yaitu premi yang dibayarkan oleh para nasabah di perusahaan-perusahaan asuransi
kami, yang belum dibayarkan ke mereka kembali karena mereka belum
mengajukan klaim kerugian. Jumlah dana yang tersedia di dua sumber tersebut
terus meningkat tajam dari tahun ke tahun, dan saat ini nilainya sudah mencapai US$ 135 milyar.
Lebih baik lagi, dana yang berasal dari dua sumber tadi nyaris bebas biaya.
Pajak tangguhan tidak menanggung beban bunga, dan selama kami bisa menutup
beban underwriting dalam bisnis
asuransi kami, maka biaya untuk dana yang berasal dari ‘float’ juga nol. Sementara jika kami memiliki hutang, maka itu adalah hutang-hutang yang tanpa
syarat dan juga tanpa tanggal jatuh tempo. Alhasil, semua ini memberikan kami
peluang untuk membeli lebih banyak saham/perusahaan, sekaligus menawarkan
risiko yang sangat rendah jika ternyata kami keliru dalam membeli saham-saham
tertentu.
8. ‘Daftar keinginan’ para
direktur/manajer di Berkshire tidak akan menjadi bagian dari biaya perusahaan.
Saya dan Charlie hanya tertarik untuk mengakuisisi perusahaan, dan terus
meningkatkan nilai intrinsik dari saham Berkshire. Sementara bayaran yang kami
terima sebagai pengelola perusahaan, sampai kapanpun, tidak akan sampai menyebabkan
penurunan dari nilai aset bersih Berkshire.
9. Kami senantiasa mengecek hasil
kinerja investasi kami secara berkala dari waktu ke waktu. Kami terus menguji
hipotesa tentang apakah kami memperoleh aset senilai minimal US$ 1 untuk setiap US$ 1 yang kami keluarkan (untuk membeli
saham). Hingga saat ini, hipotesa tersebut masih berlaku.
10. Kami akan menerbitkan saham baru hanya jika kami bisa
memperoleh nilai dana yang setara dengan nilai saham yang kami berikan kepada pemegang
saham. Dan peraturan ini berlaku untuk semua kegiatan bisnis kami, tidak hanya
ketika kami melakukan merger, penawaran saham ke publik, tapi juga ketika kami
mengkonversi kewajiban menjadi saham, mengeksekusi opsi saham, dan seterusnya.
11. Terlepas dari kenaikan atau
penurunan harga sahamnya di pasar, kami sama sekali tidak pernah tertarik untuk
menjual perusahaan bagus yang dimiliki oleh Berkshire, bahkan meski ini berarti
bahwa kinerja keuangan kami bisa terganggu ketika harga-harga saham turun. Kami
juga tidak berminat untuk menjual anak-anak usaha yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan yang kami pegang, selama anak-anak usaha tersebut mampu
menghasilkan keuntungan tunai, dan selama para manajer serta pekerja disana
bekerja dengan baik.
Kami selalu menghindari metode investasi dengan cara berpindah-pindah dari memegang
satu perusahaan ke perusahaan lain. Memang, pada pertengahan tahun 1980-an lalu,
kami pada akhirnya menutup bisnis tekstil yang dimiliki oleh Berkshire setelah kami berjuang untuk membuatnya menguntungkan (dan akhirnya tetap gagal) selama 20
tahun. Namun kami lebih suka berupaya untuk membantu manajemen perusahaan jika
perusahaan itu tidak mampu menghasilkan keuntungan, ketimbang segera
menjualnya. Kebijakan ini, pada akhirnya dalam jangka panjang tetap
menguntungkan bagi Berkshire.
12. Kami akan senantiasa jujur dalam
setiap pelaporan tentang kinerja investasi kami. Kami juga percaya bahwa
keterus terangan akan menguntungkan kami sebagai pengelola perusahaan: Para CEO
yang mencoba menyesatkan seseorang dengan informasi yang keliru, pada akhirnya dia
akan menyesatkan dirinya sendiri.
13. Meski kami berusaha untuk jujur
dan terbuka, namun informasi mengenai kegiatan kami dalam membeli atau menjual saham-saham tertentu hanya akan disampaikan sebatas yang diperintahkan oleh hukum pasar modal Amerika (karena Berkshire adalah perusahaan publik). Sebab, ide investasi (ide untuk membeli saham/perusahaan
tertentu) merupakan sesuatu yang langka dan berharga. Karena itulah kami jarang
mau bicara soal saham-saham apa saja yang akan kami beli, meski pada
waktu-waktu tertentu kami terkadang bersedia untuk membicarakannya. Kebijakan ‘tutup
mulut’ ini juga berlaku untuk saham-saham yang akan kami jual (karena mungkin kami
akan membelinya kembali), atau saham-saham yang beredar rumor bahwa kami akan
membelinya. Jika beredar rumor bahwa kami akan membeli saham A, atau menjual
saham B, maka kami akan menjawabnya: ‘No comment!’, dan itu adalah jawaban
terakhir yang akan kami berikan.
Meski kami akan sebisa mungkin tutup mulut soal rencana kami untuk membeli atau
menjual saham tertentu, namun kami terbuka untuk berbicara soal metode dan
filosofi investasi kami. Selama ini saya telah sangat diuntungkan oleh kemurah
hatian Ben Graham, guru terbesar sepanjang sejarah dunia keuangan, yang telah mengajarkan kepada saya tentang value investing. Dan saya merasa bahwa tidak
ada ruginya jika saya menyampaikan kembali kepada orang-orang tentang apa yang
sudah saya pelajari dari beliau, bahkan jika itu menyebabkan munculnya
investor-investor handal yang bisa menjadi pesaing bagi Berkshire dimasa depan,
seperti yang memang pernah terjadi pada diri Ben Graham sendiri dimana seluruh
murid-muridnya (termasuk saya) mendirikan perusahaan investasi milik mereka masing-masing.
14. Sedapat mungkin, kami berharap bahwa setiap pemegang saham Berkshire menghasilkan keuntungan atau kerugian, terhitung sejak ia membeli saham perusahaan, yang sejalan dengan kenaikan atau penurunan nilai intrinsik perusahaan pada rentang waktu yang sama. Karena itulah, saya dan Charlie berharap bahwa harga saham Berkshire di market akan senantiasa setara atau mencerminkan nilai intrinsiknya, alias nilai wajarnya, tidak kurang (undervalue) dan tidak lebih (overvalue). Kami lebih suka melihat saham Berkshire berada pada level harga yang memang seharusnya, ketimbang pada level yang terlalu tinggi. Sudah tentu, saya dan Charlie tidak bisa mengendalikan pergerakan harga saham Berkshire di pasar. Namun melalui berbagai kebijakan serta komunikasi yang kami lakukan dengan para pemegang saham, kami berharap bahwa hal itu akan membuat harga saham Berkshire menjadi stabil di level wajarnya, dan tidak volatile.
Kebijakan kami ini mungkin terdengar tidak menyenangkan bagi sebagian pemegang saham Berkshire, terutama bagi mereka yang berharap bisa membeli saham Berkshire di harga rendah, kemudian menjualnya di harga tinggi. Namun kami berharap bahwa hal ini bisa menarik minat dari para investor untuk berinvestasi jangka panjang di saham Berkshire, dimana mereka akan diuntungkan dari perkembangan/pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, dan bukannya malah dirugikan gara-gara keliru membeli saham Berkshire pada harga yang terlalu tinggi.
14. Sedapat mungkin, kami berharap bahwa setiap pemegang saham Berkshire menghasilkan keuntungan atau kerugian, terhitung sejak ia membeli saham perusahaan, yang sejalan dengan kenaikan atau penurunan nilai intrinsik perusahaan pada rentang waktu yang sama. Karena itulah, saya dan Charlie berharap bahwa harga saham Berkshire di market akan senantiasa setara atau mencerminkan nilai intrinsiknya, alias nilai wajarnya, tidak kurang (undervalue) dan tidak lebih (overvalue). Kami lebih suka melihat saham Berkshire berada pada level harga yang memang seharusnya, ketimbang pada level yang terlalu tinggi. Sudah tentu, saya dan Charlie tidak bisa mengendalikan pergerakan harga saham Berkshire di pasar. Namun melalui berbagai kebijakan serta komunikasi yang kami lakukan dengan para pemegang saham, kami berharap bahwa hal itu akan membuat harga saham Berkshire menjadi stabil di level wajarnya, dan tidak volatile.
Kebijakan kami ini mungkin terdengar tidak menyenangkan bagi sebagian pemegang saham Berkshire, terutama bagi mereka yang berharap bisa membeli saham Berkshire di harga rendah, kemudian menjualnya di harga tinggi. Namun kami berharap bahwa hal ini bisa menarik minat dari para investor untuk berinvestasi jangka panjang di saham Berkshire, dimana mereka akan diuntungkan dari perkembangan/pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, dan bukannya malah dirugikan gara-gara keliru membeli saham Berkshire pada harga yang terlalu tinggi.
15. Kami secara rutin membandingkan kinerja investasi kami, yakni peningkatan nilai buku per saham Berkshire setiap tahunnya, dengan kenaikan/penurunan indeks S&P 500 di tahun yang sama. Setelah waktu tertentu, kami berharap bahwa rata-rata kinerja tahunan kami lebih baik dibanding rata-rata kinerja S&P 500. Jika tidak, lalu ngapain juga anda harus berinvestasi di Berkshire? Namun selama 49 tahun terakhir, kami memiliki tahun-tahun tertentu dimana kinerja kami lebih rendah dibanding kinerja indeks, dan itu tidak bisa dihindari. Hingga saat ini, kami masih terus berharap bahwa kinerja kami akan mengalahkan indeks pada tahun-tahun dimana pasar bergerak stagnan atau turun, dan akan tampak biasa-biasa saja atau bahkan underperform pada tahun-tahun dimana pasar bergerak naik secara signifikan.
Warren E. Buffett,
28 Februari 2014
Well, so what do you think? Kalau menurut penulis sendiri, beberapa prinsip
investasi Buffett diatas bisa kita tiru, namun beberapa lagi tidak. Contohnya,
penulis tidak akan bisa menggunakan uang ‘float’, karena saya nggak memiliki
perusahaan asuransi. However, mudah-mudahan ketiga belas prinsip diatas bisa
menjadi panduan anda dalam berinvestasi di pasar saham. Ingat sekali lagi bahwa
yang menulis prinsip-prinsip diatas adalah Warren Buffett sendiri, dan bukan
orang lain yang menulis buku berdasarkan ‘menurut Warren Buffett’ atau semacamnya.
Catatan: Penulis belum memperoleh izin dari manajemen Berkshire Hathaway
untuk meng-copy paste tulisan diatas ke dalam Bahasa Indonesia, karena bingung
juga bagaimana cara minta izinnya. Meski demikian penulis yakin bahwa mereka
tidak akan keberatan karena ini adalah untuk kepentingan bersama. Tapi jika
nanti terjadi sesuatu maka mungkin artikel ini akan dihapus.
Komentar
I guess those old Leviathan know about Law of Diminishing Return too....
1. Menurut Bapak pribadi,untuk memilih suatu saham, urutan kriteria yang penting (PER, PBV,DER, ROE dll) apa?
misalkan PBV rendah, PER rendah, tapi DER tinggi apa berani beli pak?
2. kalau saya baca diatas point 5, "ada keterbatasan faktor akuntansi...dst, sehingga penulis hampir sepenuhnya mengabaikan laporan keuangan"..apa itu berarti juga laporan dari perusahaan yg di BEI juga tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya karena 'batasan faktor akuntansi?' Bagaimana cara untuk mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari suatu perusahaan? terimakasih
Salam,
kalo boleh tolong dipostingkan juga dalam text aslinya ya pak?
apakah kita orang Indonesia juga bisa ada akses untuk membeli saham nya Berkshire Hathaway ini?
thx.
newbie coba bantu jawab yang nomor 2 : biasanya untuk sedikit mengetahui keadaan sesungguhnya saya lihat di laporan cashflow perusahaan tersebut,didalamnya dijelaskan aliran dana perusahaan yang masuk dari mana saja dan yang keluar kemana saja. kalau lebih niat lagi di laporan keuangan pasti ada notes notes penjelasan boleh dibaca baca untuk pengetahuan tambahan awalnya, jujur memang males karena banyaakk tapi lama lama terbiasa kok,hehe
tapi ada lagi IMHO saja ya : setau saya selama ini yang paling kecil kemungkinan permainan LK adalah emiten perbankan karena setiap laporan keuangan harus juga dilaporkan ke BI (CMIIW)
semoga membantu