Prospek IPO Sido Muncul
IPO dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (Sido Muncul) mungkin
menarik untuk diperhatikan tidak hanya karena nama besar perusahaannya, tapi
juga karena sektornya yang sangat menarik yakni sektor farmasi (obat-obatan) jenis
herbal, atau yang biasa disebut dengan jamu. Seperti yang kita ketahui, sektor farmasi
adalah salah satu sektor yang paling menguntungkan di Indonesia, dan Sido
Muncul sepertinya juga merupakan salah satu perusahaan terbaik di sektor ini. Pada
tahun penuh 2012, perusahaan mencatat laba bersih Rp388 milyar, yang
mencerminkan return on asset (ROA) 18.0%. Untuk perbandingan, pada periode yang
sama, Kalbe Farma (KLBF) yang notabene merupakan perusahaan farmasi terbaik di
BEI, juga mencatatkan ROA 18.8%.
Sementara jika kita memperhatikan data kinerja historis perusahaan setidaknya
hingga lima tahun kebelakang, maka Sido Muncul ini bahkan relatif lebih bagus
dibanding KLBF. Anyway, mari kita pelajari lagi Sido Muncul ini dari awal.
Sejarah Sido Muncul dimulai sejak tahun 1940 di Yogyakarta, dimana seorang
pengusaha bernama Ibu Rahkmat Sulistioningsih merintis usaha jamu tradisional
dari rumahnya, dengan dibantu oleh tiga orang karyawan. Usaha tersebut berjalan
sukses, dan pada tahun 1951 berdirilah perusahaan dengan nama ‘Sido Muncul’
yang bermakna ‘Impian yang Terwujud’. Pabrik pertama milik perusahaan berlokasi
di Semarang, dengan produk utamanya yakni jamu
Tolak Angin, yang kemudian menjadi produk andalan perusahaan hingga saat
ini.
Pada tahun 1972, tampuk kepemimpinan perusahaan diserahkan kepada Irwan
Hidayat, yang merupakan cucu dari Ibu Rahkmat. Tiga tahun kemudian yakni pada
tahun 1975, Sido Muncul resmi berbadan hukum (menjadi PT). Namun perkembangan
perusahaan selanjutnya terbilang lamban, dimana kegiatan ekspansi yang
dilakukan biasanya hanya berupa perluasan pabrik atau penggantian mesin-mesin
yang ada dengan mesin baru yang lebih modern. Sido Muncul baru memiliki pabrik
keduanya pada tahun 2000, berlokasi di Ungaran.
Logo Sido Muncul yang menggambarkan Ibu Rahkmat beserta cucunya yang ketika itu berusia 4 tahun, Pak Irwan Hidayat |
Perkembangan perusahaan yang lamban tersebut kemungkinan karena perusahaan
memang tidak memerlukan pengembangan apapun. Sebelum menjadi perusahaan yang bernilai
trilyunan Rupiah seperti sekarang ini, Sido Muncul sejak awal sudah merupakan
perusahaan yang menguntungkan karena fokus pada produk obat-obatan ringan dan
makananan/minuman bernutrisi, seperti obat masuk angin, obat panas dalam, hingga
minuman berenergi, dimana jenis produk tersebut dikonsumsi
oleh orang banyak secara terus menerus (berbeda dengan obat diabetes,
misalnya, yang tentunya hanya dikonsumsi oleh penderita diabetes). Selain itu karena
perusahaan mengambil bahan baku dari jenis-jenis tanaman yang mudah diperoleh dari
alam bumi nusantara, seperti kunyit, jahe, temu lawak, kayu manis, lengkuas,
dan pasak bumi (kalau anda pernah mampir ke pasar tradisional, anda bisa
melihat sendiri bahwa harga kunyit emang murah banget), maka biaya produksinya
menjadi rendah dan alhasil margin laba bersihnya menjadi besar.
Tapi faktor jenis produk dan murahnya harga bahan baku tentunya tidak bisa
menjadi jaminan kesuksesan sebuah perusahaan. Bagi Sido Muncul, kunci
kesuksesan perusahaan hingga menjadi besar seperti sekarang ini adalah berkat
dua merk produknya yang terkenal, yakni Jamu Tolak Angin dan Jamu Kuku Bima.
Berkat dua produk itu pula, Sido Muncul sejak dulu praktis merupakan pesaing
utama PT Bintang Toedjoe (anak usaha Kalbe Farma/KLBF) di industri
obatan-obatan herbal alias jamu. Jika diibaratkan PT Bintang Toedjoe ini adalah
Unilever, maka Sido Muncul adalah Grup Wings.
Tapi belakangan ini seperti halnya Grup Wings yang berekspansi dengan meluncurkan
mie dan kecap Sedaap, Sido Muncul juga mulai menggeliat dengan mengembangkan
produk-produk baru seperti Minuman Alang Sari, Kunyit Asam, Beras Kencur,
hingga Jahe Wangi. Dan sejauh ini produk-produk tersebut juga cukup sukses
dipasaran.
Sayangnya seperti yang sudah penulis duga sebelumnya, perusahaan bagus
model gini biasanya tidak akan dilepas begitu saja oleh pemiliknya, bahkan
meski melalui mekanisme IPO. Sebab dilihat dari sisi manapun, Sido Muncul sama
sekali tidak membutuhkan bantuan pendanaan bahkan jika mereka berniat untuk
mendirikan pabrik baru dll, karena posisi dana cash mereka yang sangat melimpah.
Jadi kecuali perusahaannya bisa di-IPO-kan dengan hanya melepas sedikit saham
pada harga jual yang premium, maka lebih baik tidak perlu IPO sama sekali.
Dan ternyata memang benar. Pada IPO-nya kali ini, hanya 10% saham Sido
Muncul yang dilepas ke publik, itupun 1% dialokasikan untuk karyawan perusahaan
(sehingga yang benar-benar dilempar ke investor publik hanya 9%). Harganya?
Yang jelas tidak murah. Saham Sido Muncul direncanakan akan dilepas pada harga
sekitar Rp600 per saham, sehingga mencerminkan kapitalisasi pasar (market cap)
Rp9 trilyun. Karena modal bersih perusahaan pasca IPO adalah sekitar Rp2.1
trilyun, maka itu berarti PBV-nya 4.2 kali. Mahal? Secara absolut, ya, karena
PBV yang wajar bagi saham perusahaan dengan kualitas fundamental seperti Sido
Muncul ini adalah 2 atau 3 kali (kalau Sido Muncul nanti masuk kelompok
bluchip, maka baru deh boleh lebih mahal dari itu).
Tapi secara relatif, mungkin tidak. Kalau kita pakai PBV KLBF yang saat ini
tercatat 8.1 kali pada harga 1,280 sebagai perbandingan, maka harga IPO Sido
Muncul terbilang masih wajar karena cuma setengahnya. Kalau kita bicara prospek jangka panjangnya pun,
boleh dibilang tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengingat tipikal bisnis
perusahaan yang tahan terhadap gejolak perekonomian. You know, kalau anda sakit
jantung dan harus segera dirawat, maka sebelum masuk ruang rumah sakit anda
akan dihadang oleh petugas administrasi. Tapi kalau anda sakit perut karena
masuk angin, maka anda bisa langsung ke warung kelontong terdekat untuk membeli
Tolak Angin seharga Rp1,500 saja per sachet-nya.
However, jika dua atau tiga tahun lalu saham-saham IPO senantiasa diburu
oleh investor karena biasanya harganya langsung melejit ketika listing perdana,
maka sekitar setahunan terakhir ini kondisinya berbalik, dimana terdapat banyak
saham IPO yang tidak hanya tidak naik di hari pertama dia listing, tapi malah
turun. Sementara yang naik malah justru saham-saham yang secara fundamental
nggak jelas, dan biasanya berakhir dengan penurunan gila-gilaan, seperti kasus Gading
Development (GAMA).
Karena itulah, meski Sido Muncul ini tidak diragukan lagi merupakan
perusahaan yang bagus dan seharusnya juga bisa dipilih untuk investasi jangka
panjang, namun sebaiknya kita lihat saja dulu, bagaimana movement-nya nanti di market (pengalaman di SMBR dan WIIM nih). Tapi yang bisa penulis katakan
adalah, jika nanti Sido Muncul ternyata benar-benar turun setelah listing, maka
penurunan tersebut akan berhenti pada batas tertentu, untuk selanjutnya dalam
jangka panjang dia akan naik lagi. Jadi anda bisa membelinya ketika dia turun
hingga mentok tersebut. Hal ini pernah terjadi pada saham
ICBP yang dulu sempat turun dari harga IPO-nya (5,350) hingga mentok di
4,000-an, tapi sekarang dia sudah berada di level 10,000-an.
Sementara jika dia malah sukses naik? Ya sudah biarin aja. Karena dalam
kondisi pasar yang masih linglung seperti sekarang, terdapat banyak saham-saham
lain yang lebih menarik karena lebih murah, baik secara relatif maupun absolut.
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk
Rating Kinerja per Juli 2013: AA
Rating Saham pada 600: A
Bagi anda yang membutuhkan prospektus Sido Muncul serta materi presentasi perusahaan, anda bisa mengirim email ke teguh.idx@gmail.com dengan subjek 'Sido Muncul', dan penulis akan mengirim file-filenya ke alamat email anda (dalam bentuk file PDF). Don't worry, it's free :)
Bagi anda yang membutuhkan prospektus Sido Muncul serta materi presentasi perusahaan, anda bisa mengirim email ke teguh.idx@gmail.com dengan subjek 'Sido Muncul', dan penulis akan mengirim file-filenya ke alamat email anda (dalam bentuk file PDF). Don't worry, it's free :)
Komentar
WIIM waktu saya bahas di blog tahun lalu memang belum memiliki fundamental yg begitu bagus, tapi perkembangan kinerjanya dalam setahun terakhir ini sangat memuaskan. Yap, dia udah ada kerja sama dengan Japan Tobacco dalam hal distribusi produknya, tapi tidak menutup kemungkinan dalam hal produksi juga. Itu bisa dibaca di materi public expose perusahaan.
Persis tulisan pak teguh
Sedikit out of Topic pertanyaan saya, kalau mau download prospektus perusahaan-perusahaan yang mau IPO darimana ya? Saya kok sering ketinggalan momen IPO.