Gading Development
Pasar boleh saja tidak bersahabat dengan saham-saham di sektor properti dan
konstruksi, beberapa bulan terakhir ini. Tapi apa yang dialami saham Gading
Development (GAMA) benar-benar merupakan special
case. Setelah pada Juni – Agustus lalu sama sekali tidak tersentuh oleh
koreksi IHSG maupun koreksi pada sektor properti itu sendiri, namun hanya dalam
hitungan dua minggu terakhir, saham ini langsung turun dari posisi 500.. sampai
posisi 90! Dengan demikian bagi siapapun yang memegang GAMA ini di harga 500
dan masih memegangnya sampai sekarang, maka dia sudah mengalami potential loss 81.2%.
Pergerakan GAMA yang tidak wajar ini jelas karena ulah bandar, sebab jika
sahamnya bergerak secara alamiah mengikuti gerak pasar, maka dari sisi valuasi
dia juga tidak mungkin bisa naik sampai 500 (kita akan membahasnya dibawah).
Anyway, mari kita cek GAMA ini dari awal.
Logo PT Gading Development, Tbk |
GAMA merupakan perusahaan properti kecil yang ketika pertama kali didirikan
pada tahun 2003 bergerak di bidang pembangunan apartemen dan perumahan jenis town house, yakni kompleks perumahan
kecil nan eksklusif dengan jumlah unit rumah yang tidak terlalu banyak. Namun
seiring berjalannya waktu perusahaan mulai masuk ke jenis properti yang lain.
Saat ini GAMA memiliki setidaknya tiga unit usaha, yakni pembangunan apartemen
dan perumahan town house, hotel dan resort, serta perumahan biasa dengan harga
jual yang lebih terjangkau dibanding perumahan jenis town house. Proyek-proyek
milik perusahaan tersebar di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Cianjur, Cirebon, hingga
Solo. Selain itu GAMA juga memiliki beberapa bidang tanah kosong (landbank) di
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dengan nilai Rp692
milyar, atau lebih dari separuh total aset perusahaan. Namun hingga saat ini
perusahaan sama sekali belum memperinci, akan diapakan tanah kosong tersebut.
Hingga Kuartal III 2013, GAMA hanya mampu mencatat laba bersih sebesar Rp16
milyar, yang setelah dibagi jumlah sahamnya maka EPS-nya hanya Rp1.55, alias
kecil sekali. Namun laba tersebut mungkin belum mencerminkan potensi kinerja
perusahaan yang sesungguhnya. Sepanjang tahun 2013, hanya ada satu proyek milik
GAMA yang menuai pendapatan, yakni apartemen Gading Green Hill di Kelapa Gading, Jakarta Utara, itupun belum
sepenuhnya terjual/selesai dibangun (baru sekitar 44%).
Sementara diluar apartemen Gading Green Hill tersebut, berikut adalah
beberapa proyek lainnya milik perusahaan, yang rata-rata merupakan proyek
perumahan atau townhouse, yang hingga laporan keuangan terbarunya terbit masih
dalam tahap pembangunan. Progress-nya adalah per tanggal 30 September 2013:
Nama Proyek
|
Progress (%)
|
Villa Permata Tambun, Bekasi
|
55
|
Grand Regency, Bekasi
|
47
|
Villa Permata Cikarang
|
38
|
Sindang Panon Regency,
Tangerang
|
44
|
Senopati Estate, Bekasi
|
26
|
Botanical City, Solo
|
0
|
Green Land Resort, Cianjur
|
0
|
The Dome, Jakarta Barat
|
0
|
Sayangnya selain Gading Green Hill yang disebut diatas dan juga Sindang
Panon Regency, rata-rata proyek diatas diperkirakan baru akan selesai/menuai
pendapatan pada tahun 2015, alias masih cukup lama. Malah untuk tiga proyek yang
disebut terakhir, yakni Botanical City, Green Land Resort, dan The Dome,
pembangunannya sama sekali belum dimulai alias masih sebatas perencanaan.
Sementara untuk recurring income alias
pendapatan berulang, pada tahun 2013 ini GAMA mulai membangun dua buah hotel (Zest
Hotel) masing-masing di Cirebon dan Solo, namun juga belum ada keterangan kapan
kira-kira hotel tersebut bakal selesai di bangun, mungkin tahun 2015 atau lebih
lama lagi.
Tapi intinya untuk tahun 2014 mendatang, perusahaan mungkin sepenuhnya hanya
bisa mengandalkan pendapatan dari apartemen Gading Green Hill dan juga
perumahan Sindang Panon, yang itu berarti labanya juga belum akan melonjak.
Jadi dengan catatan proyek-proyeknya diatas berjalan lancar, sehingga
pendapatannya pun melonjak, maka saham GAMA ini mungkin baru menarik untuk
dikoleksi tahun 2015 mendatang. Jika dibandingkan dengan banyak perusahaan
properti lainnya di bursa yang sudah menuai hasil dari proyek-proyek
propertinya sejak tahun 2011 lalu, dan juga beberapa lainnya yang berpeluang
untuk mulai panen laba pada tahun 2014 mendatang, maka GAMA ini boleh dibilang
ketinggalan start. Kita tidak tahu bagaimana kinerjanya di tahun 2015 nanti,
tapi yang jelas untuk tahun 2014 besok kinerja GAMA kemungkinan belum akan
jauh-jauh dari kinerjanya saat ini.
Dan satu hal yang mungkin perlu dicermati adalah, dari sekian banyak proyek
properti yang tengah dikerjakan perusahaan ataupun baru sebatas direncanakan, tidak ada satupun yang berlokasi di
Sukoharjo, tempat dimana landbank milik perusahaan berada. Jadi entah apa
yang akan dilakukan perusahaan dengan landbank-nya tersebut.
Kesimpulannya, kalau bicara prospek maka GAMA ini masih serba abu-abu.
However, perusahaan ini relatif bersih dari utang (hanya ada utang bank sebesar
Rp160 milyar), dan yang pasti posisi harganya pada saat ini mungkin mulai menarik bagi sebagian orang. Pada
harga saham 90, PBV GAMA adalah 0.9 kali. Valuasi ini mungkin belum bisa
dikatakan murah mengingat aset terbesar milik perusahaan, yakni landbank-nya di
Sukoharjo, kemungkinan belum akan jadi apa-apa dalam waktu satu dua tahun
mendatang mengingat perusahaan juga belum punya planning pengembangan apapun untuk landbank-nya tersebut. Jadi kecuali
jika nanti GAMA merilis pengumuman dengan judul ‘Perusahaan akan membangun
perumahan terintegrasi di Sukoharjo’, atau semacamnya, maka aset tanah kosong
tersebut tidak bermakna apapun, selain karena kalau dilihat sekilas, lokasinya masih
jauh dari mana-mana (Sukoharjo terletak di sisi selatan Kota Solo).
Terkait sahamnya, ketika saham GAMA ini naik sampai 500, sepertinya tidak
ada yang memperhatikan. Tapi begitu dia kemarin anjlok, mungkin ada diantara
anda yang ‘menangkap pisau jatuh’. Kalau dari sisi valuasi, saham GAMA sekarang
ini memang sudah nggak begitu mahal lagi, meski juga belum bisa dikatakan murah
karena alasan diatas. Sementara untuk bisa naik dalam jangka menengah,
katakanlah hingga tahun 2014 mendatang, peluangnya juga kecil mengingat kinerja
perusahaan, seperti yang sudah kita bahas, mungkin belum akan langsung melonjak
kecuali jika apartemen Gading Green Hill-nya langsung sold out.
Tapi jika melihat pergerakan sahamnya yang turun dengan sangat ekstrim,
maka biasanya nanti ada saja momentum dia untuk rebound, dan ketika itulah anda
mungkin bisa keluar.
PT Gading Development, Tbk
Rating Kinerja pada Q3 2013: BB
Rating Saham pada 90: BBB
Komentar