Siapa Layak Jadi Presiden?
Cerita pendek dibawah ini sebenarnya nggak ada hubungannya sama sekali
dengan investasi saham dan segala tetek bengeknya, dan cerita ini juga bukan
karangan penulis, melainkan hasil nemu di internet. Namun berhubung cerita ini
sangat menarik sekaligus mungkin menuai kontroversi, maka penulis sengaja
menampilkannya disini. Here we go.
Suatu waktu, saya berkunjung ke rumah seorang teman, dan disana saya bertemu
anak laki-laki dari teman saya tersebut, yang masih berusia tujuh tahun.
Sekedar basa-basi, sayapun mengajak ngobrol si kecil ini, ‘Apa cita-citamu
kalau nanti udah gede?’
Dan ia menjawabnya dengan sangat bersemangat, ‘Ade mau jadi presiden!’
‘Wow, bagus itu.. Nanti apa yang akan kamu lakukan kalau kamu jadi
presiden?’
‘Ade akan kasih uang ke orang-orang miskin, biar mereka bisa punya rumah
dan membeli makanan.’
Tiba-tiba di kepala saya timbul ide, ‘Oh, itu mulia sekali.. Tapi ade kecil
tau nggak, kamu nggak perlu jadi presiden untuk melakukan itu. Gimana kalau om
minta kamu untuk mencuci mobil om, memotong rumput di halaman depan rumah, dan
membersihkan kaca jendela. Dan sebagai gantinya om akan kasih kamu seratus ribu.’
‘Kemudian’, saya melanjutkan, ‘Om akan ajak kamu ke sebuah perkampungan
kumuh dimana banyak orang miskin disana, dan kamu akan memberikan uang seratus
ribu tadi ke orang-orang miskin itu.’
Si kecil ini berpikir sejenak, kemudian menjawab, ‘Kenapa om gak minta
orang-orang miskin itu aja yang mencuci mobil om?’
Saya tersenyum, ‘Nah, apa kamu masih ingin jadi presiden?’
.
.
.
.
Komentar
2. Si Ade khilaf dan segera tersadar, bahwa ternyata duit negara (APBN) tidak serta merta dapat dibagi2 begitu saja kepada rakyat miskin (BLT/ Balsem).. Tetapi duit negara untuk membangun infrastruktur, mendistribusikan dokter dan guru ke daerah2 miskin sehingga rakyat miskin tetap sehat dan semakin pintar, dan tentu saja memperbanyak penyidik KPK sehingga korupsi musnah dari Nusantara..
Lalu apa yg harus dilakukan oleh Rakyat Miskin?
Si ade tentu berfikir alangkah baiknya rakyat miskin diberikan lahan tidur masing2 dua hektar, kemudian dilatih dan dibina oleh instruktur pertanian, diberikan modal, hasil panennya diekspor, neraca perdagangan pun kembali surplus karena sektor komoditas dan CPO menjadi kecil kontribusinya terhadap ekspor!
muak lihat partai koalisi