Unilever: Analysis on Royalties
Tanggal
12-12-12 kemarin mungkin merupakan tanggal cantik dan juga bermakna
keberuntungan bagi sebagian orang, namun tidak demikian halnya bagi investor
yang memegang saham Unilever Indonesia (UNVR). Pada hari
tersebut UNVR tiba-tiba saja anjlok dari posisi 25,950 hingga 23,150. Di hari
berikutnya, penurunan tersebut terus berlanjut hingga posisi 20,350, sehingga
secara keseluruhan, UNVR telah terkoreksi 27.5% hanya dalam dua hari. Itu
adalah sebuah angka penurunan yang sangat besar dan juga tidak wajar, tentu
saja, mengingat UNVR ini bukan saham gorengan melainkan saham super-blue-chip,
dengan statusnya sebagai perusahaan terbesar ketiga di BEI dari sisi market cap
(sebelum harganya turun, kalau sekarang mungkin terbesar kedelapan, setelah
BBRI). Bloomberg menyebut penurunan UNVR tersebut merupakan yang terburuk dalam
dua belas tahun terakhir.
Produk-produk Unilever Indonesia |
Penurunan
saham UNVR bukan tanpa sebab. Pada tanggal 12 Desember, UNVR mengumumkan
transaksi afiliasi dengan perusahaan induknya, Unilever BV
(UBV), sebuah perusahaan asal negeri Belanda.
Dalam transaksi tersebut, perusahaan berencana untuk meningkatkan pembayaran
royalti atas merk dagang, lisensi teknologi, dan jasa manajemen kepada UBV,
dari sebelumnya 3.5% dari total nilai omset (pendapatan) per tahun, menjadi 5.0%
mulai tahun 2013 mendatang, dan akan kembali meningkat hingga maksimal 8.0%
pada tahun 2015.
Karena UNVR
akan membayar royalti yang lebih tinggi kepada perusahaan induknya, maka secara
sederhana bisa disimpulkan bahwa laba bersih UNVR mulai tahun 2013 ini akan
tertekan, karena beban royalti perusahaan akan meningkat. Itu sebabnya beberapa
analis kemudian memberikan rekomendasi negatif terhadap UNVR, dan alhasil
sahamnya turun. Dalam keterbukaan informasinya sendiri, manajemen UNVR tidak
memperinci manfaat dari transaksi afiliasi ini bagi perusahaan, kecuali
disebutkan bahwa UNVR berpeluang untuk memasarkan produk-produk baru yang akan
dikembangkan oleh UBV di masa depan, sehingga portofolio bisnis perusahaan akan
lebih terdiversifikasi. Namun sebagian besar analis tidak menganggap bahwa itu
merupakan alasan yang cukup kuat untuk membenarkan transaksi afiliasi ini, dan
lebih menganggap bahwa transaksi ini merupakan bentuk profit
transfer dari UNVR ke perusahaan induknya di Belanda.
Jadi
pertanyaan besarnya sekarang, bagaimana kira-kira dampak dari peningkatan
pembayaran royalti ini terhadap kinerja perusahaan kedepannya? Okay, mari kita
cek.
Pada Sembilan
Bulan 2012 (9M12), UNVR membayar royalti sebesar Rp690 milyar, atau setara 3.4%
pendapatan perusahaan sebesar Rp20.3 trilyun. Namun, catat sebelumnya bahwa
royalti yang harus dibayarkan UNVR kepada UBV adalah sebesar 3.5% dari
pendapatan perusahaan diluar pendapatan dari pihak berelasi. Pada 9M12,
pendapatan UNVR dari pihak berelasi adalah Rp915 milyar (setara 4.5% dari total
pendapatan perusahaan), sehingga pendapatan UNVR setelah dikurangi pendapatan
dari pihak berelasi tersebut adalah Rp19.4 trilyun. Angka pendapatan Rp19.4
trilyun inilah yang dijadikan dasar perhitungan pembayaran royalti, dimana royalti
sebesar Rp690 milyar tadi memang setara dengan 3.5% dari Rp19.4 trilyun
(tepatnya 3.55%, kelebihan sebesar 0.05% tersebut merupakan biaya jasa terkait
royaltinya).
Kembali ke
soal pendapatan UNVR. Dalam empat tahun terakhir (2007 – 2001), pendapatan
perusahaan senantiasa meningkat sebesar rata-rata 17.0% per tahun.
Asumsikan bahwa kedepannya pendapatan UNVR akan meningkat sebesar angka yang
sama, dan 4.5% dari pendapatan UNVR berasal dari pihak berelasi. Maka, berikut ini adalah
proyeksi pendapatan UNVR, dan pendapatan setelah dikurangi pendapatan dari
pihak berelasi, dari tahun penuh (full year) 2012 hingga 2015. Angka dalam
milyaran Rupiah.
Year
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Revenue
|
27,125
|
31,736
|
37,131
|
43,444
|
Revenue after Related Parties
|
25,905
|
30,308
|
35,460
|
41,489
|
Kemudian,
ingat bahwa royalti yang dibayarkan UNVR terhadap UBV akan naik secara
bertahap, dari 3.5% pada tahun 2012, menjadi 5.0% pada tahun 2013, 6.5% pada
tahun 2014, dan 8.0% pada tahun 2015 (catat bahwa angka 8.0% untuk tahun 2015
itu sebenarnya maksimalnya, sehingga realisasinya bisa lebih rendah. Tapi kita
pakai saja angka tersebut). Karena itu, berikut adalah besaran royalti yang
dibayarkan UNVR kepada UBV, hingga tahun 2015 mendatang:
Year
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Royalties (after increase)
|
907
|
1,515
|
2,305
|
3,319
|
Sementara
jika royalti yang dibayarkan UNVR hingga tahun 2015 tetap berada di level 3.5%,
maka berikut adalah besaran royalti tersebut:
Year
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Royalties (before increase)
|
907
|
1,061
|
1,241
|
1,452
|
Dengan
demikian, berikut adalah nilai tambahan royalti yang harus dibayarkan oleh
UNVR, setelah terjadinya transaksi peningkatan pembayaran royalti kepada UBV:
Year
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Royalties (after increase)
|
907
|
1,515
|
2,305
|
3,319
|
Royalties (before increase)
|
907
|
1,061
|
1,241
|
1,452
|
Difference
|
0
|
455
|
1,064
|
1,867
|
Kesimpulannya,
besarnya tambahan biaya yang harus dibayarkan oleh UNVR karena adanya transaksi
peningkatan royalti ini kemungkinan mencapai Rp455 milyar di tahun 2013, Rp1.1
trilyun di tahun 2014, dan Rp1.9 trilyun di tahun 2015.
Oke, sekarang
kita ke proyeksi laba operasional dan laba bersih perusahaan. Dalam lima tahun
terakhir, operating profit margin (OPM) UNVR selalu terjaga di level 22.5%, sehingga berikut adalah proyeksi
laba operasional UNVR hingga tahun 2015 mendatang.
Year
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Operating Profit
|
6,103
|
7,141
|
8,355
|
9,775
|
Proyeksi
diatas adalah jika royalti yang dibayarkan UNVR kepada UVB tetap berada di
level 3.5%. Sementara jika royalti tersebut naik secara bertahap seperti yang
sudah disebutkan diatas, maka proyeksi atas laba operasional ini harus
dikurangi oleh tambahan biaya yang timbul karena peningkatan royalti tadi. Dan
berikut hasilnya.
Year
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Op. Profit (before added
royalties)
|
6,103
|
7,141
|
8,355
|
9,775
|
Added royalties
|
0
|
455
|
1,064
|
1,867
|
Op. Profit (after added
royalties)
|
6,103
|
6,686
|
7,291
|
7,908
|
Terakhir,
tarif Pajak Penghasilan (PPh) yang harus dibayarkan UNVR adalah sekitar 25%
dari laba sebelum pajak (atau dalam hal ini laba operasional, karena UNVR
hampir tidak memiliki beban atau pendapatan non operasional selain pajak).
Dengan demikian, berikut adalah proyeksi laba bersih UNVR jika royalti tidak
dinaikkan, dibandingkan dengan proyeksi jika royalti dinaikkan.
Year
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Net Profit (before added royalties)
|
4,577
|
5,355
|
6,266
|
7,331
|
Net Profit (after added royalties)
|
4,577
|
5,015
|
5,468
|
5,931
|
Difference
|
0
|
341
|
798
|
1,400
|
Nah, dari
tabel terakhir diatas, tampak cukup jelas bahwa pasca transaksi peningkatan
pembayaran royalti, maka potensi perolehan laba bersih UNVR di tahun 2013 akan
berkurang sekitar Rp341 milyar, dan pengurangan tersebut akan meningkat menjadi
sekitar Rp1.4 trilyun di tahun 2015. Akibatnya, proyeksi CAGR UNVR dari sisi
laba bersih juga akan turun dari 17.0% (jika diasumsikan bahwa CAGR laba bersih
UNVR sama dengan CAGR pendapatannya) menjadi hanya 9.0%. Kalau dilihat dari
sini, maka tindakan para analis yang men-downgrade UNVR cukup beralasan. Kalau
peningkatan royalti tadi hanya dari 3.5% ke 5.0%, maka mungkin efeknya tidak
akan terlalu terasa. Tapi sayangnya, peningkatannya mencapai 8.0%.
Meski
demikian, seperti yang bisa anda lihat diatas, UNVR akan tetap mencatat
pertumbuhan laba bersih yang cukup baik meski lebih lambat dari proyeksi
sebelumnya. Penulis katakan cukup baik, karena proyeksi pertumbuhan sebesar
9.0% tadi bisa dicapai disaat UNVR secara rutin membagikan seluruh laba
bersihnya sebagai dividen setiap tahun. Yup, sejatinya UNVR ini sudah mature
dan juga sudah tidak punya rencana pengembangan usaha apapun, tapi toh dia
masih tumbuh juga. Dan jika mempertimbangkan bahwa CAGR laba bersih UNVR
sepanjang 2007 – 2011 mencapai 28.4% dan bukannya 17.0%, maka pertumbuhan laba
bersih UNVR pada periode 2012 – 2015 bisa lebih tinggi dari 9.0% tadi.
Sementara
terkait sahamnya, jika mempertimbangkan bahwa UNVR selama ini merupakan
perusahaan yang sangat-sangat bagus dengan ROE mencapai 90 – 100%, maka
sahamnya tetap layak untuk dilirik, hanya saja penilaian atas harga wajar
sahamnya perlu sedikit diturunkan karena proyeksi pertumbuhan perusahaan
menjadi lebih terbatas pasca rencana peningkatan pembayaran royaltinya. Jika
sebelumnya UNVR ini layak dihargai pada PER diatas 30 kali, yang itu berarti
20,000 keatas, maka sekarang ini posisi masuk yang ideal untuk UNVR adalah
sekitar 16,000, dimana posisi tersebut mencerminkan PER 25 kali.
Kesimpulannya,
kemungkinan akan ada koreksi lanjutan pasca penurunan dua hari berturut-turut
kemarin, karena memang biasanya kalau sebuah saham sudah anjlok begini, selanjutnya
dia butuh waktu untuk pulih kembali. Dalam waktu dekat ini, UNVR mungkin akan
sekali-kali naik karena technical rebound, namun trend-nya kemungkinan akan
tetap bergerak kebawah. Tapi jika nanti sudah ketemu bottom-nya (mungkin di
kisaran 16,000-an tadi), maka selanjutnya perlahan tapi pasti UNVR akan naik
kembali.
Jadi kalau
bagi anda investor yang belum sempat memegang UNVR ini, maka ini justru
merupakan kesempatan yang sangat baik, tinggal tunggu saja masuknya di harga berapa. Karena jika
anda masih ingat, dulupun saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) sempat
tiba-tiba saja jeblok dari 4,000 ke 3,200 hanya dalam dua hari, dan selanjutnya
dia terus turun sampai mentok di 2,200. Tapi sekarang? PGAS sudah kokoh di
4,500-an kembali. Sekedar info, PGAS juga merupakan perusahaan dengan
fundamental yang sangat baik, meski belum sebaik UNVR.
Dan karena
UNVR ini merupakan saham bluchip dengan likuiditas yang sangat encer, maka anda
para investor/trader dengan jumlah dana diatas rata-rata bisa ikut membeli
saham ini, tanpa perlu merasa khawatir bakalan susah untuk keluarnya nanti.
PT Unilever
Indonesia, Tbk
Rating
kinerja pada 9M12: S
Rating saham
pada 20,350: BBB
NB: Bagi anda
yang tertarik untuk invest di UNVR ini selama satu tahun, I
have the strategy for a potential profit of 20 - 40% or more, with a relatively low
risk. Keterangan lebih lanjut, kirim email
ke teguh.idx@gmail.com dengan subjek ‘Unilever’.
Penulis membuat buku kumpulan analisis dan strategi dari 30 saham di BEI yang sudah diseleksi/dipilih secara fundamental. Anda bisa memperolehnya disini.
Penulis membuat buku kumpulan analisis dan strategi dari 30 saham di BEI yang sudah diseleksi/dipilih secara fundamental. Anda bisa memperolehnya disini.
Komentar
Gampang aja pak teguh, tunggu aja unvr nya di 16k, trus hold, jual di 22,4k, profit 40% toh? gitu aja kok repot hehehehehehehehe
Saya ada pertanyaan nih.
- Seberapa besar pengaruh asing dengan UNVR?
Menurut saya kalau asing emang "waktu" nya lagi mau beli/masuk dalam jumlah byk, saya rasa masalah royalti ini tak ada hubungannya. Benar nggak?
Apakah faktor asing bergerak masuk dan keluar ini sudah diperhitungkan dalam analisa mas Teguh untuk UNVR ke depannya?