Saham-Saham Pilihan di Sektor Asuransi
Industri apa yang belakangan ini berkembang pesat di Indonesia, namun agak
luput dari pengamatan para investor? Jawabannya mungkin, industri asuransi. Kalau
anda perhatikan, dalam beberapa tahun terakhir ini banyak sekali perusahaan
asuransi global yang buka ‘lapak’ di Indonesia, dan mereka cukup sukses disini.
Sebut saja Prudential (Inggris), AIA (Hongkong), Manulife (Kanada), Commlife
(Australia), AXA (Perancis), hingga Allianz (Jerman). Lalu bagaimana dengan perusahaan-perusahaan asuransi
yang terdaftar di BEI?
Industri asuransi memang menarik, karena disitu anda menjual suatu ‘barang’
yang boleh jadi tidak perlu anda berikan kepada pembelinya, yaitu: perlindungan
terhadap kerugian. Jadi jika si nasabah tidak mengalami kerugian, maka anda
juga tidak perlu memberikan atau membayar apapun, tapi anda akan tetap
memperoleh keuntungan dari premi yang dibayarkan si nasabah. Selain itu, uang
hasil premi yang dibayarkan nasabah bisa diputar ke instrumen-instrumen
investasi, termasuk saham (istilahnya di-float),
sehingga perusahaan asuransi bisa memperoleh pendapatan tambahan jika investasi
tersebut menghasilkan keuntungan berupa bunga, dividen, ataupun capital gain.
Dan tahukah anda, kalau Warren
Buffett juga menggunakan dana premi asuransi untuk membiayai sebagian besar
investasinya? Yup, mungkin belum banyak yang tahu kalau Berkshire Hathaway memiliki
saham di setidaknya sepuluh perusahaan asuransi Amerika, dimana yang terbesar
adalah GEICO dan General Re. Pada Kuartal I 2012, total aset Berkshire di
kesepuluh perusahaan asuransi tersebut mencapai US$ 266 milyar, atau lebih dari
separuh total aset Berkshire sebesar US$ 411 milyar (what a money!). Menurut
Buffett, daripada minjem duit ke bank untuk membiayai investasinya, mendingan
beli perusahaan asuransi. Nantinya premi yang dibayarkan para nasabah di
perusahaan asuransi tersebut bisa dipakai untuk beli saham dan.. dijamin bebas
debt collector!
Tapi, bukankah perusahaan asuransi bisa saja mengalami kerugian jika harus
membayar klaim nasabah? Benar, namun risiko tersebut bisa dihitung dan
diminimalisir melalui teknik aktuaria dan teknik-teknik manajemen risiko lainnya.
Contoh simpelnya, kalau anda pernah punya riwayat sakit diabetes, maka
perusahaan asuransi juga gak akan mau menerima anda sebagai nasabah asuransi
kesehatan untuk pengobatan diabetes. Demikian pula jika anda beli rumah di
lokasi yang rawan gempa, misalnya, maka perusahaan asuransi gak akan mau
menanggung risiko kerugian yang mungkin anda alami akibat gempa.
Tapi kalau saya gak pernah sakit diabetes, atau rumah saya hampir gak
mungkin rubuh terkena gempa, lalu ngapain juga saya harus ikut asuransi? Nah,
biasanya perusahan asuransi melalui para agennya menawarkan keuntungan lain bagi
si nasabah, diluar penggantian biaya rumah sakit atau perbaikan rumah yang
rusak. Misalnya keuntungan dari unit link
investasi, dimana premi yang anda bayarkan akan di-float di instrumen investasi
tertentu, kemudian anda akan turut memperoleh bagian keuntungannya. Kalau sudah
ditawari begitu, maka biasanya barulah para calon nasabah akan tertarik. Dengan
cara inilah para perusahaan asuransi kemudian bisa menjaga agar mereka hanya
membayar klaim yang sekecil-kecilnya, namun dengan tetap meraup premi yang
sebesar-besarnya.
Jadi bisa dibilang terdapat setidaknya tiga elemen yang menentukan
kesuksesan sebuah perusahaan asuransi, yaitu: 1. Manajemen risiko, 2. Kemampuan
untuk mem-float dana yang ada ke instrumen-instrumen investasi, 3. Para agen
asuransi yang telaten dalam mengajak nasabah untuk membuka rekening. Untuk poin
yang ketiga, boleh dibilang Prudential adalah juaranya. Miss Merry Riana, penulis buku ‘Mimpi Sejuta
Dollar’ yang terkenal itu, juga memperoleh kekayaannya dari menjadi agen
asuransi untuk Prudential. Dan di Indonesia sendiri, industri asuransi terus
berkembang dengan pesat seiring dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya berasuransi dan berinvestasi. Boleh jadi, para perusahaan asuransi
asing ramai-ramai menggelar lapak disini karena mereka menangkap peluang
tersebut.
Okay, kembali ke BEI. Di bursa saham kita tercinta ini, sebenarnya terdapat
cukup banyak emiten asuransi, yaitu berjumlah sebelas emiten. Namun sayangnya,
mayoritas merupakan perusahaan asuransi kecil atau menengah, yang namanya
kurang populer di masyarakat. Tidak ada satupun dari perusahaan-perusahaan
asuransi besar yang sudah disebutkan diatas, yang listing di bursa. Dan dari
perusahaan asuransi yang listing, rata-rata sahamnya tidak likuid, sehingga
pergerakan sahamnya sulit diprediksi secara teknikal.
Tapi kalau dilihat dari sisi fundamental, tetap terdapat peluang gain di
sektor ini, karena sebagian besar dari para emiten asuransi tersebut memiliki kinerja
yang cukup bagus. Berikut adalah perbandingan kinerja para perusahaan asuransi
di BEI, berdasarkan laporan keuangan mereka untuk periode kuartal I 2012.
Stocks
|
Price
|
ADTV
|
Net
Profit Growth
|
EAR
|
ROE
|
PBV
|
PER
|
EAR +
ROE
|
(Rp)
|
(billion
Rp)
|
(%)
|
(%)
|
(%)
|
(x)
|
(x)
|
(%)
|
|
PNLF
|
120
|
7.3
|
38.3
|
68.3
|
15.3
|
0.4
|
2.9
|
10.5
|
PNIN
|
495
|
0.4
|
26.1
|
69.5
|
15.5
|
0.2
|
2.5
|
10.8
|
ABDA
|
1,180
|
0.1
|
39.0
|
39.9
|
48.9
|
1.5
|
2.8
|
19.5
|
AMAG
|
155
|
0.9
|
(9.6)
|
59.5
|
11.8
|
0.7
|
5.7
|
7.0
|
LPGI
|
1,400
|
0.1
|
(69.4)
|
73.5
|
3.6
|
0.3
|
7.8
|
2.6
|
ASRM
|
1,030
|
0.0
|
4.5
|
23.8
|
20.8
|
1.0
|
4.6
|
5.0
|
MREI
|
1,620
|
0.0
|
174.7
|
42.2
|
25.8
|
2.5
|
9.6
|
10.9
|
ASBI
|
475
|
1.1
|
1,755.5
|
31.8
|
20.1
|
0.8
|
4.1
|
6.4
|
ASDM
|
800
|
0.0
|
71.0
|
49.3
|
16.1
|
1.0
|
6.3
|
8.0
|
ASJT
|
460
|
0.0
|
19.1
|
44.9
|
65.2
|
1.4
|
2.2
|
29.3
|
AHAP
|
200
|
0.0
|
26.8
|
50.7
|
15.3
|
1.4
|
8.9
|
7.7
|
Average
|
23.3
|
62.7
|
16.7
|
0.4
|
2.5
|
10.5
|
Catatan:
1. Data diurutkan berdasarkan ukuran aset perusahaan, dari yang terbesar
hingga terkecil. Harga saham adalah per tanggal 28 Juni 2012
2. ADTV = Average Daily Trading Value, alias rata-rata nilai transaksi
saham harian, dalam Milyar Rupiah. Semakin besar angkanya maka semakin likuid
saham yang bersangkutan
3. EAR = Equity to Asset Ratio, mirip dengan Debt to Equity Ratio, namun
lebih melihat dari sisi equity alias modal bersih, bukan utangnya. Penulis
lebih seneng pake EAR ini daripada DER, karena bisa di-combine dengan ROE (kolom paling kanan)
4. Net Profit Growth = Persentase kenaikan laba bersih, bukan laba bersih
komprehensif.
5. Lainnya anda tahu sendiri lah
Oke, sekarang kita analisis. Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan
asuransi di BEI mencatat ROE 16.7%, dengan pertumbuhan laba bersih 23.3%. Well,
tidak terlalu mengesankan memang, namun masih diatas standar minimum untuk bisa
disebut sebagai perusahaan dengan fundamental baik (ROE 15% dan net profit
growth 20%). Yang perlu dicatat disini adalah, para perusahaan asuransi diatas
boleh dikatakan hanya memperoleh ‘remah-remah’ dari industri asuransi di
Indonesia, mengingat industri ini dikuasai, atau bahkan nyaris dimonopoli, oleh
perusahaan-perusahaan asuransi raksasa macam Prudential dan kawan-kawan. But
still, para pejuang lokal ini tetap mampu memperoleh bagiannya, dan itu
menunjukkan bahwa industri asuransi di Indonesia tetap mampu memberikan
keuntungan bagi para pemain di dalamnya, baik besar maupun kecil.
Lalu perusahaan asuransi mana yang paling bagus? Berdasarkan ROE-nya,
perusahaan asuransi yang paling menguntungkan adalah Asuransi Jasa Tania
(ASJT), disusul kemudian oleh Asuransi
Bina Dana Arta (ABDA), dengan annualized
ROE masing-masing 65.2% dan 48.9%. Sementara berdasarkan EAR-nya, ASJT juga
lebih bagus ketimbang ABDA. Namun dari sisi likuiditas saham dan pertumbuhan
laba bersih, ABDA lebih unggul. Tapi sebenarnya, likuiditas transaksi saham
ABDA juga terbilang seret, yaitu rata-rata hanya senilai Rp100 juta per hari.
Saham yang likuiditasnya agak encer hanyalah Asuransi Bintang (ASBI), Asuransi
Multi Artha Guna (AMAG), dan Panin Insurance (PNIN). Namun ketiga saham
tersebut, seperti yang bisa anda lihat diatas, secara fundamental kurang menarik,
setidaknya untuk saat ini.
Logo asuransi ABDA |
Satu-satunya saham asuransi yang sahamnya sangat likuid, adalah Panin Financial (PNLF). Dan kinerjanya?
Well, cukup baik dengan ROE 15.3% dan EAR 68.3%. Tapi yang lebih menarik lagi
adalah valuasinya, yaitu PBV-nya yang cuma 0.4
kali. Apa nggak salah? Kok murah bener? Nggak, itu bener kok. Mungkin, PNLF
bisa dihargai murah oleh para investor, karena salah satu penempatan investasi
utama perusahaan ini adalah di saham Bank Panin (PNBN). Sementara kita tahu
bahwa saham PNBN telah turun banyak dalam dua tahun terakhir, yaitu dari
puncaknya 1,350 hingga sempat menyentuh 600 pada Oktober 2011 lalu, sebelum
sekarang cenderung stagnan di 700-an.
Tapi yang mungkin juga lupa diperhatikan investor adalah, PNLF tidak
men-trading-kan saham PNBN ini untuk memperoleh capital gain, melainkan
disimpan dalam jangka panjang untuk memperoleh keuntungan berupa bagian laba
bersih dari perusahaan asosiasinya tersebut. Dan sejauh ini bagian laba bersih
tersebut masih meningkat dengan stabil. Pada 1Q12, PNFL mencatat bagian laba
bersih dari PNBN sebesar Rp256 milyar, meningkat dibanding periode sebelumnya
sebesar Rp186 milyar.
So, pilihan yang bisa dipertimbangkan di sektor asuransi, berdasarkan versi
blog TeguhHidayat.com ini, adalah ABDA dan PNLF. ABDA mungkin lebih
cocok untuk investasi jangka panjang, mengingat sahamnya tidak likuid. Tapi
mengingat sahamnya tidak likuid pula, maka jika anda berminat, jangan gunakan
dana terlalu banyak. ABDA mungkin akan naik ke posisi 2,750 - 3,000 dalam
setahun ke depan, sementara target bagi PNLF adalah 160.
Lalu bagaimana kinerja para emiten asuransi ini dalam secara historis? Nah,
tabel berikut adalah data laba bersih sebelas emiten asuransi di bursa, dalam
kurun tahun 2007 - 2011, angka dalam milyar Rupiah.
Company
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
PNLF
|
503
|
351
|
488
|
745
|
925
|
PNIN
|
355
|
315
|
400
|
595
|
680
|
ABDA
|
13
|
14
|
26
|
45
|
88
|
AMAG
|
19
|
30
|
49
|
59
|
95
|
LPGI
|
15
|
12
|
23
|
54
|
42
|
ASRM
|
16
|
17
|
22
|
24
|
37
|
MREI
|
13
|
21
|
32
|
46
|
62
|
ASBI
|
(12)
|
7
|
4
|
3
|
9
|
ASDM
|
3
|
5
|
8
|
14
|
22
|
ASJT
|
(6)
|
4
|
9
|
12
|
12
|
AHAP
|
1
|
3
|
7
|
9
|
14
|
Total
|
921
|
778
|
1,068
|
1,607
|
1,986
|
Berdasarkan tabel diatas, maka akan kelihatan mengapa ABDA bisa
dipertimbangkan untuk investasi long term: Total pertumbuhan laba bersihnya
paling menonjol diantara semua perusahaan asuransi yang terdaftar di bursa, yaitu
577.1%, dengan kenaikan yang konsisten setiap tahunnya. Memang, masih ada dua
perusahaan yang mencatat total pertumbuhan yang lebih besar, yaitu Asuransi
Dayin Mitra (ASDM), dan Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP). Namun likuiditas
dari kedua saham tersebut yang nyaris nol menyebabkan keduanya tidak bisa
dipakai untuk investasi. Dan lagi, valuasi mereka juga jauh lebih mahal.
Akan tetapi kalau anda termasuk investor yang memiliki peraturan ketat soal
likuiditas, maka tetap saja satu-satunya saham yang bisa dilirik di sektor ini
hanya PNLF, dan itulah yang menyebabkan sektor asuransi di BEI sepi peminat. Sayang,
karena selain industri ini di Indonesia mulai berkembang pesat, peluang
pasarnya juga masih terbuka lebar mengingat tingkat penetrasi kepemilikan
asuransi di Indonesia baru sekitar 1 - 2% dari jumlah penduduk. Mau tahu apa
yang dikatakan Prudential tentang Indonesia? Here it is:
In South East Asia, our
‘sweet spot’, our growth has been largely led by the rising market of Indonesia as well as the more
developed economies of Hong Kong, Singapore and Malaysia. These operations are
generating sustainable growth and value, supporting our investments in more
emerging markets such as the Philippines, Vietnam and Thailand.
Prudential Indonesia
is now our largest business in Asia across virtually all metrics and is the
clear market leader in a country where the opportunities for continued growth
are significant. It is a market that has low insurance penetration, of just 1
per cent. It is the world’s fourth most populous country and a member of the
G20. Indonesia has the largest Muslim population in the world; in Syariah
products, which are compliant with Islamic law, we have a 54 per cent market
share. With 142,000 licensed agents, we have the largest agency network in the country. We
believe that the opportunities to further enhance our distribution scale there are
significant.
Yap, bahkan Prudential menyebut pasar Asia Tenggara sebagai ‘sweet spot’
mereka, dengan Indonesia sebagai pusatnya. So, see how big the cake is? But
unfortunately, this company doesn’t listed on BEI, which means you’ll never get
its slices. Begitu juga dengan banyak perusahaan asuransi asing lainnya, dimana
justru merekalah yang berukuran besar-besar. Tapi yah, sudahlah.. Bukankah itu
sudah biasa? Siapa bilang kita sudah merdeka?
Btw, anda bisa mendownload tabel diatas dalam bentuk file MS Excel disini,
gratis! Dengan file tersebut, anda bisa mengetahui PER dan PBV terbaru dari
tiap-tiap saham dengan cara memasukkan posisi harga terbaru dari saham yang
bersangkutan ke kolom yang disediakan.
Komentar
Makanya sampai PM-nya bela-belain datang ke kita ... he he he
Kenapa tdk listing di BEI, kadang saya berpikir begini: kalau perusahaan gue tdk ada masalah dan selalu untung, ngapain juga gue mesti share kepemilikan/profit nya ke org lain ? betul ? :)
Agen asuransi tidak akan mengatakan bahwa setiap tahun ada biaya provisi 3-5% dalam mengelola dana investasi unit link. Bayangkan saja, reksadana saja paling banter 1-1.5%. makanya agen asuransi kaya-kaya, bagi hasilnya kaya begitu...
Disamping itu, dengan piggybacking terhadap stock market, premi memang terlihat murah, tetapi bila pasar saham sedang stagnan (tidak usah ngomongin turun) pemegang asuransi akan rugi besar, mungkin mereka harus top-up premi lagi (lagi... Fakta ini tidak akan diungkapkan oleh penjual asuransi).
So... Mungkin masyarakat perlu melihat lebih dalam akan mekanisme investasi2 seperti ini...
Bukankah industri asuransi ini resikonya besar makanya PER nya kecil,jadi seperti industri kredit macam MFIN,BFIN,ADMF
saya ingin menanyakan mengenai artikel yang bapa buat iru sumbernya dari mana pa teguh.
mohon informasinya
terima kasih