Playboy Saham

Kemarin sore, penulis ngobrol dengan seorang teman melalui Yahoo Messenger, sebut saja namanya Pak Budi, ‘Mas Teguh, apa pendapatnya tentang Resource Alam Indonesia (KKGI)?’ Lalu penulis jawab, ‘bla bla bla.. memangnya kenapa pak?’, ‘Oh nggak, saya ada pegangan KKGI. Cukup banyak, 70% dari porto. Saya megang udah lama, dari waktu harganya masih 1,700.’ ‘Wuahh, cuan gede dong pak? Selama itu KKGI gak pernah dijual?’ ‘Iya, saya kan investor long term mas. Tapi belakangan ini KKGI kok turun ya? Lumayan dalem lagi turunnya. Potensial gain saya jadi berkurang deh. Apa pendapat Mas Teguh soal pajak ekspor itu?’

Obrolan diatas masih cukup panjang. Namun intinya, Pak Budi menyatakan akan terus memegang KKGI hingga entah sampai kapan. Mau itu saham naik atau turun, toh dia sudah memegangnya sejak harganya masih sangat murah. Jadi kenapa repot? Nothing to lose here. Bahkan kalaupun IHSG jebol hingga berdarah-darah, nyaris tidak mungkin bagi KKGI untuk terjun bebas dan kembali ke posisi 1,700 lagi. Terbukti ketika September 2011 lalu IHSG pernah sempat anjlok sampai posisi 3,300-an, KKGI hanya turun dari 6,900 hingga 4,500, sebelum kemudian terus naik untuk kembali ke posisinya saat ini.

Tapi lebih dari itu, Pak Budi mengatakan bahwa dia sangat menyukai KKGI yang sudah memberinya gain hingga ratusan persen. Saham-saham lain yang dia pegang tidak ada yang memberinya gain sampai sebesar itu, sehingga KKGI ini cenderung di ‘anak emas’ kan untuk terus dipegang, bahkan dipegang dalam jumlah besar yaitu hingga 70% porto. Sementara pegangan saham yang lain cukup sering di-switch ke saham lainnya. Singkat kata, Pak Budi ‘jatuh cinta’ pada KKGI.

Pergerakan saham KKGI yang naik 1,400% dalam dua tahun terakhir. Klik untuk memperbesar

Nah, apakah anda juga pernah mengalami hal yang sama? Jatuh cinta pada saham tertentu?

Selama ini mungkin anda hanya mengenal dua masalah psikologis dalam berinvestasi di saham, yaitu perasaan serakah (greed), dan perasaan panik (fear). Namun berdasarkan pengalaman, ternyata ada satu lagi masalah psikologis yang mungkin pernah dialami oleh sebagian investor, yaitu terlalu menyukai saham tertentu, biasanya karena saham tersebut sudah memberinya keuntungan dalam jumlah yang besar. Berikut adalah sebagian tanda-tanda jika anda mulai terserang ‘virus cinta’.

  1. Menempatkan dana anda terlalu banyak pada satu saham, yaitu diatas 50% dari nilai portofolio, atau memegangnya senilai Rp10 juta misalnya, sementara saham-saham yang lainnya dipegang pada nilai kurang dari Rp1 juta (saham yang satu itu jumlah modalnya gede sendiri).
  2. Berkomitmen untuk terus memegangnya, kalau bisa selamanya, tak peduli kinerjanya naik turun, harganya masih wajar atau sudah kemahalan, atau bahkan meski Indonesia dilanda krisis moneter yang menyebabkan IHSG jatuh berantakan.
  3. Merasa sudah enjoy dengan total gain yang diperoleh saham kesayangan anda tersebut, sehingga tidak peduli lagi meski dia turun drastis. Toh, dia gak akan turun sampai ke harga waktu saya membelinya dulu, bukan begitu?
  4. Tidak lagi berusaha mencari peluang gain di saham lain. Pokoknya, semua perhatian hanya tertuju pada satu saham tersebut.

Nah, berdasarkan pengalaman penulis hasil dari ngobrol dengan banyak investor, rata-rata investor yang sudah berpengalaman sudah cukup kebal dari greed and fear. Namun ternyata ada sebagian dari mereka yang bermasalah dengan virus love ini. Mereka menggantungkan nasib porto mereka pada hanya satu atau dua saham, dan itu tentu saja tidak baik. Anda-lah yang mengendalikan portofolio kita dengan cara memilih saham-saham yang anda anggap akan memberikan gain, bukan si saham itu sendiri.

Virus love sebenarnya tidak se-berbahaya virus greed ataupun fear, dimana efeknya hanya terbatas pada mengurangi potensi perolehan gain, namun tidak sampai menyebabkan kerugian. Namun tetap saja sebagai salah satu masalah psikologis yang bisa merusak konsentrasi kita dalam berinvestasi, virus ini harus dibasmi. Bagaimana caranya? Here we go.

Pertama, sadarilah bahwa bukan saham yang memberi anda keuntungan, melainkan anda sendiri. Keuntungan yang anda peroleh adalah hasil dari kerja keras anda dalam memilih dan memilah saham. Dalam contoh kasus Pak Budi dan KKGI-nya diatas, bukan KKGI yang memberi dia keuntungan, melainkan keputusannya untuk membeli KKGI tersebut. Seandainya Pak Budi gak ngambil KKGI, maka tak peduli tuh saham terbang sampai ke level 10,000 sekalipun, beliau tetap nggak akan dapet apa-apa. Jadi sekali lagi, tidak ada alasan bagi Pak Budi untuk ‘memuja’ dan bergantung pada KKGI. Demikian pula, tidak ada alasan bagi anda untuk bergantung pada saham tertentu. It is you who make the gain, not your stock.

Sebaliknya, jika sewaktu-waktu anda mengalami kerugian, maka itu bukan salah si saham, melainkan kesalahan anda sendiri, kenapa juga anda membelinya? Btw jujur, kalau yang ini penulis pribadi juga pernah mengalaminya dulu (bukannya introspeksi tapi malah marah-marah, menyalahkan si tukang gorengan).

Dengat menyadari bahwa anda sendiri yang memberi anda keuntungan, bukan saham anda, maka anda tidak akan bergantung pada hanya satu atau dua saham. Anda akan dengan sendirinya men-diversifikasi-kan portofolio anda kedalam beberapa saham, dengan alokasi penempatan dana yang wajar. Nah, dari sini anda akan mulai menjadi seorang player. Kita akan membahasnya lebih lanjut, silahkan baca terus.

Kedua, terkadang kita memandang bahwa unrealized gain sebesar 20% atau 30% yang kita peroleh dari saham tertentu adalah sama saja. Kenapa? Karena di software online trading, kedua persentase gain tersebut sama-sama ditampilkan dalam warna hijau. Padahal dua persentase gain diatas jelas berbeda, dengan selisih mencapai 10%. Demikian pula dengan unrealized gain sebesar 50% dan 70%, itu selisihnya 20%.

Maksud penulis disini, tarohlah anda beli saham A pada harga 1,000. Setelah beberapa waktu, saham A tersebut naik sampai 2,000, itu berarti anda memperoleh gain 100%. Terkadang karena merasa sudah nyaman dengan perolehan gain tersebut, sebagian investor kemudian mendiamkan sahamnya, alias tidak menjualnya meski kenaikannya sudah maksimal dan kemungkinan besar si saham tersebut selanjutnya akan turun, dengan argumen seperti yang sudah disebut diatas, ‘Kalaupun saham A turun, dia gak akan turun sampai ke posisi sewaktu saya membelinya dulu’. Kecenderungan seperti ini biasa penulis temukan pada investor-investor kawakan yang sudah memegang saham-saham tertentu selama 2 – 3 tahun, dan mereka sudah memperoleh gain ratusan persen dari saham tersebut.

Padahal ketika saham A ternyata beneran turun dari 2,000 ke 1,800, misalnya, maka total equity anda akan ikut berkurang bukan? Misalnya ketika saham A berada di posisi 2,000, equity anda mencapai Rp100 juta, maka ketika saham A kemudian turun, equity anda kemudian ikut turun menjadi Rp99 juta. Kalau begitu apa bedanya dengan anda menderita loss? Jangan tertipu dengan warna hijau yang ditampilkan, karena gain 100% jelas berbeda dengan gain 80%.

Dalam banyak kesempatan, penulis selalu mengatakan bahwa lebih baik menjadi investor long term ketimbang daily trader. But, ‘long term’ disini berarti ‘as long as the stock keep rising’, yang itu berarti jika sewaktu-waktu saham yang anda pegang sudah tidak mampu lagi ‘melayani anda dengan baik’, maka ngapain anda terus mempertahankannya? Anda bisa langsung tinggalkan dia, terus cari lagi saham lain yang masih fresh, daun muda kalau perlu (saham-saham IPO maksudnya, kan banyak juga yang bagus tuh). Tidak ada seorangpun yang memaksa anda untuk tetap setia pada saham tertentu. Tidak ada cerita ‘happily ever after, baik susah maupun senang’ dalam berinvestasi di saham. You’re the man, you’re the player! Dan untuk menjadi player yang baik, anda gak boleh main pake perasaan!

Sebenarnya untuk urusan gonta ganti saham, gak perlu disuruh juga anda pasti cukup sering melakukannya, terutama jika anda adalah trader yang aktif. Namun jika anda adalah investor, terdapat pendekatan yang berbeda dalam memutuskan kapan anda harus memutus hubungan dengan saham yang anda pegang, tak peduli meski dia sudah memberi anda gain 1000% sekalipun. Kalau penulis pribadi terdapat dua hal yang harus diperhatikan disini, yaitu 1. Jika kinerja terbaru si emiten sudah tidak lagi sebagus sebelumnya, dan 2. Jika saham yang bersangkutan kenaikannya terlalu cepat, sehingga valuasinya menjadi mahal.

Dalam contoh kasus KKGI diatas, hingga FY11 kemarin, kinerjanya memang masih super, jadi poin no. 1 gak berlaku disini. Tapiii.. target harga 8,000 yang diperkirakan akan dicapai pada pertengahan 2012 nanti, ternyata sudah dicapai sejak akhir Februari kemarin. Dan itu terlalu cepat, tentu saja. Sebagus apapun kinerja KKGI, namun dia belum siap untuk dihargai pada harga semahal itu. Jadi tanpa pemberitaan soal pajak ekspor sekalipun, adalah wajar jika KKGI kemudian turun.

Sementara untuk poin no. 2, contoh kasusnya mungkin Bank Jabar Banten (BJBR). Saham yang satu ini mencatat kinerja yang begitu digdaya sepanjang tahun 2010 lalu, sehingga tak heran kalau sahamnya terus saja naik dari harga IPO-nya di 600, sampai menyentuh level 1,700 (pernah kita bahas juga di blog ini). Tapi sejak Q3, masih di tahun yang sama, perkembangan kinerjanya ternyata tidak seperti yang diharapkan, dan itu masih berlanjut sampai sekarang. Alhasil, hingga saat ini saham BJBR masih nggak kemana-mana. Dalam kasus BJBR ini, maka proses ‘pemutusan hubungan’ bisa dilakukan ketika laporan keuangan Q3 2010 keluar. Ga usah sedih, masih banyak saham cantik diluar sana.

Itu kedua, yaitu terkait memaksimalkan keuntungan, dan menerapkan prinsip ‘habis manis sepah dibuang’. Terakhir ketiga, ingat bahwa status ‘jomblo’ di market bukanlah aib, tapi juga jangan kelewatan dalam bergonta-ganti pasangan. Ingat, tidak ada seorangpun yang bisa memaksa anda untuk segera mendapatkan pasangan (baca: beli saham). Jadi jika sewaktu-waktu anda dalam posisi 100% cash, misalnya karena anda baru saja memutus smua pasangan anda (baca: jual habis semua saham), sementara setelah itu belum ada satu sahampun yang menarik perhatian anda, maka ngapain buru-buru? Kalau anda buru-buru maka bisa saja anda memilih pasangan yang salah, yang bisa menyeret anda kedalam jurang cut loss.

Disisi lain, kebalikan dari virus love terhadap saham tertentu, adalah virus yang menyebabkan anda gatel untuk segera segera menendang saham tertentu yang sedang anda pegang, hanya karena anda sudah memperoleh gain cukup banyak. Ini juga nggak bener. Sudah terlalu banyak kasus dimana seorang investor terlalu cepat menjual sahamnya, padahal saham tersebut belum berhenti naik. Alhasil, gain yang dia peroleh menjadi tidak maksimal. Dalam kasus ini maka si investor sudah berhasil menjadi player yang gak pake perasaan dalam bermain, namun player yang kegatelan seperti ini tentu saja tidak disukai oleh para gadis cantik (eh, ini fakta lho). Jadi untuk mencegah hal ini, maka patokannya balik lagi ke dua poin diatas, yaitu anda bisa jual saham anda jika terjadi salah satu dari dua hal berikut: 1. Kinerja terbaru si emiten tidak lagi sebagus sebelumnya, dan 2. Saham yang bersangkutan telah naik terlalu cepat, sehingga valuasinya menjadi mahal.

Sebenernya ada juga kasus dimana saham tertentu ternyata masih bisa terus naik padahal valuasinya sudah sangat mahal. Dalam kasus ini maka anda tidak perlu kecewa jika ternyata anda sudah menjualnya, karena cepat atau lambat, saham tersebut akan kembali ke harga wajarnya. Lagian kalau anda masih memegangnya maka anda malah akan jadi harap-harap cemas karena anda tahu bahwa saham anda tersebut bisa jatuh setiap saat, dan itu tentu gak bagus buat kondisi psikologis. Ingat ini: A real player never play with his heart, but with his logic.

Nah sekarang, sudah siapkah anda untuk menjadi playboy di pasar modal? Investing is fun, so keep it that way!

Komentar

Anonim mengatakan…
pembahasan yg menarik sekali pak :D
saya setuju sekali mengenai pendapat bapak ttg saham KKGI. sekedar info saja, kalau mengenai harga KKGI yg turun dari 8000 sampai jadi 7300 pd tgl 16 maret itu karena ada transaksi di pasar nego antara broker asing, mereka membeli di harga diskon jadinya turun ke 7300.
sumber : http://finance.detik.com/read/2012/03/16/135318/1869190/6/investor-asing-alihkan-saham-kkgi-rp-584-miliar


jadi fundamental perusahaan sama sekali tidak terganggu. hanya saja ada wacana pajak batubara jadi harganya terus tertekan, itupun tidak jadi diterapkan. saya percaya eps perusahaan akan naik 2 kali lipat tahun ini. skrg harganya 6400 lagi diskon 45% dari harga wajarnya. yg perlu diwaspadai adalah sentimen krisis eropa (spanyol), perlambatan ekonomi china, fenomena sell on may and go away, kenaikan bbm sehingga BI rate naik. faktor diatas dpt membuat diskonnya lebih besar lagi dalam 12 bulan kedepan.
Anonim mengatakan…
kkgi bulan mei nanti harganya bakal terbang, soalnya bakal keluar lapkeu kuartal 1, sama ada RPUS nya tgl 2 mei.
Anonim mengatakan…
Terimakasih P Teguh. Kesimpulan sy atas yg diulas P Teguh yakni realistislah dalam menjalani sesuatu dan segera sadar. Bila prospek perushaan yg Anda pegang sdh tidak sesuai analisa Anda (atau konsensus ahli) segera tinggalkan. Cara mengetahui saham2 mana yg bagus, ada kok di artikelnya P Teguh di awal2. Sekali lg thanks P Teguh atas sharing ilmunya :)
Anonim mengatakan…
bung Teguh, bagaimana dengan MNCN. apakah sudah masuk poin no2? naik terlalu cepat dan mahal... trims
Anonim mengatakan…
KKGI LK Q1 nya oke...kesempatan bagi yang masih pegang untuk exit semua posisi bagi yang sdh gain maupun loss..kedepan dengan pemberlakuan pajak hingga 50% tahun depan propek makin suram ditambah harga Coal juga dalam trend turun dan oil yang terus naik makin menekan kinerja emiten tambang...
Unknown mengatakan…
saya juga sempat mengalami kejadian serupa pak.
kasus saya pada saham MYOH.
saya kolek dulu dari harga 400.
setengah dana porto saya post kan di MYOH.
dalam waktu sekitar 3bulan, saya jual MYOh tersebut di harga 5100.
benar2 gain yg luar biasa yg saya dapatkan.

keputusan saya menjual lebih dikarenakan prinsip dimana saham yg cepat naik nya, akan cepat juga turun nya.

terbukti sekarang MYOH uda dikisaran 2000.

Nice post pak teguh
Anonim mengatakan…
Mas Teguh, berbeda jika investor tersebut benar2 longterm, asalkan investor dapat melihat kebijakan perusahaannya mampu mengcover kondisi eksternal, setidaknya investor get the yield dividen :)
Anonim mengatakan…
setiap kali ingat kkgi jatoh terus, selalu ingat cerita org yg curhat kkgi beli di harga 1700...penasaran apa yg langkah yg dia lakukan..:D
Anonim mengatakan…
KKGI terjun bebas nih ke 2200..cut loss itu perlu
Sanda Wibowo mengatakan…
Sekarang 700
initial S mengatakan…
udah ancur harga kkgi. Semoga tmn nya pak Teguh berhasil keluar in time

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?