Katalis Saham

Kalau anda lagi baca-baca berita atau analisis tentang pergerakan IHSG, seringkali anda menemukan kalimat seperti berikut: ‘IHSG hari ini ditutup menguat sekian persen. Sektor properti menjadi katalisnya, dimana A, B, dan C yang merupakan saham-saham properti masing-masing telah menguat sekian dan sekian persen.’ Apa itu yang dimaksud dengan katalis?

Dalam kalimat diatas, katalis adalah kata yang terdengar lebih keren untuk menggantikan kata penyebab, pendorong, atau pemicu. Namun dalam penggunaannya secara umum, kata ‘katalis’ lebih bermakna sebagai 'sesuatu yang mempercepat', bukan 'sesuatu yang menyebabkan.'

Katalis berasal dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu catalyst, yang merupakan istilah bagi zat atau unsur kimia tertentu yang jika ditambahkan pada suatu reaksi kimia, maka zat tersebut akan mempercepat proses terjadinya reaksi kimia tersebut. Itu definisi katalis dalam ilmu kimia. Sedangkan definisi katalis secara umum, adalah kondisi atau keadaan tertentu yang dapat mempercepat proses terjadinya sesuatu (jadi intinya sama-sama mempercepat).

Contohnya, jika anda memasukkan satu sendok gula kedalam segelas air, kemudian air tersebut didiamkan, maka lambat laun gulanya akan larut. Mungkin proses larutnya gula tersebut akan membutuhkan waktu hingga satu atau dua hari. Tapi jika air tersebut diaduk, maka hanya dalam hitungan detik gula itu akan larut. Kondisi air yang bergerak karena diaduk itulah yang disebut dengan katalis, karena dia menyebabkan proses larutnya gula menjadi jauh lebih cepat. Jika air didalam gelas tersebut tidak diaduk, maka gula didalamnya akan tetap larut, namun prosesnya bakalan lama.

Dalam dunia keuangan, istilah katalis diberikan kepada hal-hal yang dapat menyebabkan bisnis sebuah perusahaan tumbuh dengan lebih cepat. Contohnya jika terdapat dua perusahaan atau dua individu melakukan kerja sama dalam rangka ekspansi usaha. Anda tentu hafal dengan Indomaret dan Alfamart. Kedua perusahaan jaringan minimarket tersebut biasanya mengadakan kerjasama franchise dengan pemilik tempat untuk membuka gerai baru, sehingga mereka gak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli atau menyewa ruang toko. Sementara si pemilik tempat diuntungkan karena dia memperoleh hak untuk menggunakan brand Indomaret atau Alfamart. Dengan sistem ini, baik Indomaret maupun Alfamart kemudian bisa tumbuh dengan lebih cepat. Hampir setiap saat mereka bisa membuka gerai baru di lokasi yang juga baru. Dalam hal ini, sistem kerjasama franchise tadi bisa disebut sebagai katalis bagi Indomaret maupun Alfamart, karena sistem tersebut mempercepat pertumbuhan bisnis mereka.


Sementara dalam dunia investasi pasar modal, katalis merupakan istilah untuk hal-hal atau peristiwa tertentu yang dapat mempercepat kenaikan dari harga sebuah saham. Katalis disini bisa kita bedakan menjadi dua macam, yaitu yang sifatnya tetap, dan yang sifatnya temporer alias sementara. Katalis tetap adalah yang berkaitan dengan faktor-faktor fundamental. Contohnya jika LK terbaru dari perusahaan A menunjukkan bahwa kinerjanya melejit sekian kali lipat, maka biasanya sahamnya akan naik dengan cepat, tanpa turun kembali (kenaikannya bersifat tetap). Sementara katalis sementara adalah yang berkaitan dengan faktor-faktor non fundamental. Contohnya jika beredar rumor bahwa perusahaan A akan mengakuisisi, maka biasanya sahamnya akan melonjak dengan cepat. Tapi seiring dengan menguapnya rumor tersebut, maka saham A akan turun kembali ke posisinya semula, sehingga kita bisa mengatakan bahwa kenaikannya hanya bersifat sementara.

Oke, dari sekian banyak definisi dari kata ‘katalis’ diatas, intinya cuma satu yaitu ‘mempercepat’, dan bukannya mendorong, menyebabkan, atau memicu. Tanpa perlu diaduk, gula akan tetap larut, hanya membutuhkan waktu yang sangat lama. Tanpa perlu mengadakan sistem franchise, Alfamart dan Indomaret akan tetap bisa membuka gerai-gerai baru, tapi juga akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Demikian pula dengan saham. Tanpa terjadinya lonjakan sekian kali lipat dalam sekejap pada kinerjanya, maka dengan catatan kinerjanya tersebut setidaknya masih tetap tumbuh, saham A akan tetap naik, meski naiknya cuma pelan-pelan. Tanpa adanya rumor, saham A juga akan tetap naik (kalau fundamentalnya bagus), hanya saja naiknya pelan-pelan, dan gak pake acara melejit 25% hanya dalam sehari.

Mayoritas investor di pasar modal terkadang tidak cukup sabar untuk menunggu saham-sahamnya untuk naik secara perlahan. Karena itulah, katalis-katalis ini menjadi sangat menarik untuk dicermati, terutama katalis tetap, karena itu menjanjikan gain yang nyaris fixed. Masalahnya lonjakan kinerja sebuah perusahaan secara fundamental, terbilang jarang terjadi. Rata-rata perusahaan di BEI mencatat pertumbuhan kinerja yang datar-datar saja, tanpa gejolak lonjakan ataupun penurunan yang drastis. Misalnya kalau laba bersih A pada tahun ini meningkat cukup tinggi, katakanlah 40%, dan demikian pul pada tahun-tahun sebelumnya, maka biasanya pada tahun depan laba bersih A naiknya kira-kira ya segitu juga. Dari sekian banyak perusahaan di BEI, memang kadang-kadang ada saja satu atau dua perusahaan yang secara khusus mencatat lonjakan kinerja yang sangat menonjol pada satu kuartal tertentu. Namun anda harus mengecek LK satu per satu untuk menemukan perusahaan tersebut, dan itu tentu membutuhkan kerja keras (will you?)

Karena itulah, katalis yang kemudian lebih diminati oleh investor adalah katalis sementara, seperti rumor saham tadi. Karena katalis sementara ini ‘populasinya’ jauh lebih banyak dibanding katalis tetap tadi. Lihat saja di internet, tiap hari aadaaa aja rumor-rumor yang berseliweran. Dan tak jarang saham yang dirumorkan memang melejit naik, sehingga memberikan anda keuntungan instan. Sayangnya tak jarang pula, saham yang dirumorkan tersebut malah ambles mendadak, tanpa memberi kesempatan bagi para pemegangnya untuk keluar menyelamatkan diri. Kasus yang terakhir ini biasanya terjadi pada saham-saham yang entah kenapa sudah naik banyak hanya dalam beberapa hari, tapi rumor terkait saham ini baru beredar belakangan, justru ketika dia sudah siap untuk terjun bebas.

Banyak investor yang kemudian terjebak menjadi trader karena katalis model ini. Menjadi trader tentunya tidaklah buruk, tapi akan jadi buruk kalau itu disertai dengan spekulasi. Dan katalis-katalis seperti ini memang sangat rawan spekulasi, karena hanya menaikkan harga saham (jika harganya memang beneran naik) tanpa menaikkan value perusahaannya. Alhasil kenaikan yang terjadi hanya sementara, sebelum dia kemudian turun lagi (seperti yang sudah disebutkan diatas). Resikonya disini adalah, gimana kalau anda baru masuk pas harganya sudah berhenti naik?

Jadi apakah dengan demikian solusinya kita harus bersabaaar aja terus sampe tua, sambil ngeliatin saham-saham kita yang cuma bisa naik pelan-pelan kaya siput? Hehe.. ya nggak juga lah. Kalau penulis sih biasanya begini aja: Kalau perusahaan A secara konsisten mampu mencatat kenaikan laba bersih sebesar rata-rata 40% setiap tahunnya, maka sahamnya tentu lebih bagus dibandingkan saham perusahaan B yang bergerak di sektor yang sama, yang hanya mampu mencatat kenaikan laba bersih rata-rata 20% per tahun. Dalam hal ini, saham A bisa dikatakan lebih mengandung katalis dibanding saham B, terlihat dari pertumbuhan bisnisnya yang lebih cepat, sehingga sahamnya lebih layak koleksi. Disisi lain, resiko terjadinya kerugian tetap rendah, karena value perusahaan memang benar-benar naik.

That's why di BEI, saham-saham yang bagus buat long term jumlahnya memang lumayan banyak. Namun dari saham-saham yang bagus ini, ada yang naiknya cuma 20%, ada yang 50%, dan ada yang 100% per tahun. Tapi ada juga yang hanya dalam dua tahun, naiknya bisa sampai 1,000% alias 10 kali lipat! Atau bahkan lebih.. Jadi, pilih mana?

Komentar

Anonim mengatakan…
thx buat ulasannya. ijin buat nyedot filenya ya bos, buat bahan belajar. saya baru 2 bulan di dunia saham, jadi masih bodo banget. butuh wisdom dr mr. teguh. lanjut bro......
Anonim mengatakan…
Artike yang sangat bagus, benar-benar menambah pengetahuan.......
Kheri AS mengatakan…
Pak Teguh, Perlu Katalis apalagi yang bisa mendorong harga saham TLKM agar bisa naik setelah lebih dari 5 tahun stagnan disekitar angka 8000-an?
ttt mengatakan…
Terima kasih pak atas ulasannya.
Pak, saya penasaran kenapa saham PGAS turun sangat drastis. Dan kapankah saya boleh beli saham ini, sebab melihat saham ini sangat murah membuat saya tergiur, tapi kok sahamnya terus turun?

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?