Martina Berto

Martina Berto (MBTO) sudah merilis LK FY10-nya beberapa waktu lalu. Dan kalau lihat kinerjanya sih, sepertinya bagus tuh. Lalu apa itu yang membuat sahamnya berhenti turun di posisi 500-an? Untuk kedepannya, apakah MBTO akan terus turun, atau mulai bergerak naik lagi? Mengingat sepertinya masih banyak temen-temen yang bingung sama MBTO ini, apakah mau hold, jual, atau average down, maka kita akan membahasnya sekali lagi.

Pada pembahasan sebelumnya di IPO Disaster, penulis mengatakan bahwa MBTO ini kinerjanya lumayan, sama seperti perusahaan consumer goods pada umumnya. Masalahnya terletak di harga sahamnya yang sedikit kemahalan. Sekarang kita pakai logikanya: Kalau ada sebuah barang bagus, tapi harganya mahal, maka orang akan menunggu harganya turun dulu bukan? Kemudian baru mereka membelinya. Lain ceritanya kalau barangnya emang jelek, mau dijual dengan harga obral sekalipun, orang tetep ga akan berminat.

Terus bagaimana kinerja MBTO pada FY10 lalu? Quite good. Laba bersihnya naik 65.4%. Dan ROE-nya yang mencapai 31.4% menunjukkan bahwa MBTO adalah perusahaan yang sangat menguntungkan. EPS-nya memang turun 77%, tapi itu karena perusahaan menambah jumlah sahamnya, dalam rangka menggelar IPO. Utang MBTO memang lebih besar dibanding ekuitasnya, yaitu 264 milyar berbanding 117 milyar. Namun ingat bahwa pada LK-nya tersebut, MBTO masih belum memasukkan modal 196 milyar yang diperoleh dari penyelenggaraan IPO-nya (pada IPO-nya kemarin, MBTO memperoleh dana total 263 milyar). MBTO kan baru listing di BEI pada tanggal 13 Januari 2011, alias sesudah tanggal neraca LK-nya (31 Desember 2010).


Nah, kalau duit 196 milyar tersebut dimasukkan, maka modal MBTO menjadi 313 milyar, atau sudah lebih besar dari utangnya. Selain itu, sisa dana hasil IPO-nya yaitu sebesar 54 milyar, akan digunakan untuk membayar utang perusahaan ke Bank CIMB Niaga, sehingga total utang perusahaan akan berkurang (dengan catatan perusahaan gak ngambil utang baru) menjadi 162 milyar. Alhasil, neraca MBTO pada LK berikutnya nanti hampir bisa dijamin akan jauh lebih baik.

Jadi? Yup. Dilihat dari kualitas ‘barangnya’, MBTO ini masih menarik untuk dikoleksi. Sekarang tinggal masalah harganya: Apakah harga 510 (harga MBTO ketika artikel ini ditulis) cukup wajar?

Anda mungkin penasaran sama PER MBTO, yang pada harga 510 cuma sebesar 10.0 kali. Harusnya MBTO sudah murah dong? Kalau mengingat rasio profitabilitasnya, memang murah, bahkan meskipun PBV-nya mencapai 3.1 kali. Tapi PER MBTO bukan 10.0 kali, melainkan 14.8 kali. Kenapa? Karena jumlah saham MBTO yang beredar di market pasca IPO adalah 1.07 milyar lembar, bukan lagi 715 juta lembar. Sementara kalau kita menggunakan jumlah saham terbarunya tersebut, PBV MBTO juga bukan 3.1 kali, melainkan 4.7 kali.

Tapi seperti yang sudah pernah kita bahas di artikel minggu lalu mengenai Chandra Asri Petrochemical, valuasi PER dan PBV diatas juga belum tepat, karena kita kan belum memasukkan nilai ekuitas terbaru dari MBTO, yang tentu saja akan meningkat pasca IPO. Selain itu, laba bersih MBTO juga kemungkinan besar akan meningkat pasca IPO tersebut, karena sebagian besar dana hasil IPO digunakan untuk ekspansi perusahaan (hanya sebagian kecil saja yang dipakai buat bayar utang). Diantaranya mendirikan pabrik baru di Cikarang, membeli mesin-mesin dan memodernisasi mesin-mesin yang sudah ada, hingga mengembangkan Martha Tilaar Shop sebagai customer service center. Kalau semua itu berjalan lancar, maka pendapatan dan laba bersih perusahaan dipastikan akan meningkat, yang itu berarti PER perusahaan akan lebih rendah dari proyeksi kasar diatas.

Sebenarnya, kalaupun PER MBTO mencapai 14.8 kali seperti yang sudah disebut diatas, maka itu tetap saja murah untuk ukuran perusahaan consumer goods. Kalau begitu, sekarang sudah saatnya MBTO kembali menguat dong? Belum tentu. Masalah utama saham MBTO adalah likuiditasnya yang rendah. Saham MBTO milik publik yang wara wiri di market cuma 355 juta lembar, sehingga jika MBTO diperdagangkan pada volume 3 juta lembar saja per harinya, maka itu sudah sangat bagus. Karena jumlah saham yang diperjual belikan nggak banyak, maka peluang MBTO untuk naik secara cepat dalam waktu dekat terbilang kecil, karena bagi trader saham (bukan investor) yang biasanya berperan cukup banyak dalam menaikkan atau menurunkan harga sebuah saham, likuiditas saham lebih penting daripada valuasi harganya.

Tapi kalau untuk jangka menengah, penulis merekomendasikan MBTO ini. Untuk sekarang ini MBTO kecil kemungkinannya untuk melemah hingga dibawah 500, karena memang tidak ada alasan untuk itu. Kalau anda nyangkut di harga IPO, boleh average down. Target harga? Kalau perusahaan bisa me-maintain kenaikan laba bersihnya sebesar minimal 60% per tahun, maka MBTO mungkin akan mencapai posisi 700 – 900 antara enam hingga dua belas bulan kedepan.

Sementara kalau untuk long term, misalnya 2 – 3 tahun, MBTO tidak direkomendasikan dengan alasan sederhana: Sektor kosmetik bukanlah sektor yang populer di BEI. Dan karena MBTO adalah perusahaan kecil (asetnya dibawah 1 trilyun), dengan likuiditas saham yang seret.

Martina Berto (MBTO)

Rating Kinerja pada FY10: AA

Rating saham pada 510: A

Update ebook analisis LQ45: Udah kelar 70 persen! Dan hari ini juga banyak LK yang keluar, jadi ebooknya akan terbit paling lambat 2 minggu dari sekarang, mudah-mudahan.

Komentar

Anonim mengatakan…
Terima kasih up date nya Pak Teguh, Pak dibahas donk mengenai analisa LK
Anonim mengatakan…
Keep update Pak....
Tolong DAVO yg akan diakusisi donk:P
Thanks..
Anonim mengatakan…
Pak Mohon CMNP dibahas dunk, kayaknya tuh saham murah banget deh PER cuman 4x bener atau enggaknya kurang tahu, klo emang segitu issue RI harusnya gak bikin gentar, mohon petunjuk lebih lanjut, nuhun
info_saham mengatakan…
ulasan yang mantap pak Teguh,memang saham produk kecantikan kurang dilirik oleh para trader,karena selain tidak likuid juga rawan akan isu isu yang miring terhadap produk yang dihasilkan.
Pak Teguh bagaimana menurut Bapak saham GZCO apakah saham perusahaan perkebunan tersebut layak dikoleksi untuk jangka panjang...karena menurut laporan perusahaan baru tahun 2012 semua kelapa sawit yang ditanam baru menghasilkan.kalau 2011 baru buah pasir..Pak Teguh adakah analisa tentang GZCO ...Terima kasih

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?