Aneka Tambang (Antam)

Aneka Tambang (ANTM), adalah salah satu emiten bluchip yang penulis pribadi nggak begitu suka. Masalahnya bukan terletak di fundamentalnya (karena fundamental ANTM cukup kuat), tapi di harga sahamnya yang kemahalan, terutama jika memperhatikan rasio profitabilitasnya yang kecil. Namun pagi ini, ANTM sudah merilis laporan keuangan full year 2010. Dan peningkatan laba bersihnya yang mencapai 175.1% sepertinya terlalu menarik untuk diabaikan. So, mari kita cek prospek ANTM ini sekali lagi.

Penjualan ANTM sebenarnya cuma naik 0.4%, dari Rp8,711 menjadi 8,745 milyar. Namun berkat berpindahnya fokus bisnis perusahaan dari jual beli logam mulia (emas) ke bisnis tambang nikel hasil galian sendiri, ditambah lagi dengan naiknya harga logam nikel dari US$ 21,000-an menjadi US$ 25,000-an sepanjang September – Desember 2010 lalu, maka margin keuntungan yang diperoleh perusahaan menjadi jauh lebih besar (menjual barang tambang hasil galian sendiri biar bagaimanapun lebih menguntungkan dari menjual barang milik perusahaan lain). Alhasil, laba operasionalnya naik tiga kali lipat, tepatnya 238.3%. Dan meskipun kenaikan laba bersih ANTM lebih kecil dari kenaikan laba operasionalnya, tapi itu disebabkan oleh naiknya pajak yang harus dibayar perusahaan, dari Rp189 menjadi 588 milyar, dan bukan dari beban bunga utang atau semacamnya (beban keuangan ANTM justru turun).


Diatas, penulis menyebutkan bahwa ANTM ini kurang bagus karena rasio profitabilitasnya yang kecil, namun sepertinya untuk saat ini ANTM sudah mulai menjadi perusahaan yang menguntungkan. Sepanjang 2010, ROE ANTM tercatat 17.4%, naik drastis dibanding 2009 yang hanya 7.4%. Persentase operating profit margin (OPM) dan net profit margin (NPM) juga semuanya naik rata-rata diatas dua kali lipat.

Satu-satunya masalah ANTM mungkin terletak di neracanya, dimana utang lancarnya naik sampai 159.6%. Alhasil, rasio utang terhadap modalnya jadi sedikit turun. Namun mengingat peningkatan tersebut berasal dari pinjaman investasi yang digunakan ANTM untuk membuka beberapa tambang emas dan nikel dan bukan untuk tujuan yang aneh-aneh, dan posisi ekuitas ANTM juga masih jauh lebih besar dari total utangnya, maka peningkatan tersebut tidak begitu menjadi masalah.

Dan yang menarik tentu harga sahamnya. Ketika artikel ini ditulis, ANTM berada di posisi 2,275, dimana harga tersebut mencetak PER dan PBV masing-masing 12.9 dan 2.2 kali. Berdasarkan kinerja ANTM pada saat ini, maka harga tersebut sudah tidak mahal lagi, tentu saja. Dan uniknya, harga ini hampir tidak berbeda dengan harga pada 1 Maret 2009 (setahun yang lalu), yaitu 2,100. Jadi ANTM ini memang gak naik-naik selama setahun terakhir, melainkan hanya naik dan turun (yang mungkin karena itu tadi, harga tersebut kemahalan kalau berdasarkan kinerja ANTM yang kemarin-kemarin). Namun disisi lain karena fundamentalnya cukup kuat, maka ANTM juga kecil kemungkinannya untuk turun dibawah 2,000. Kalaupun itu terjadi, maka seperti biasa, berikutnya dia pasti akan naik lagi.

Jika anda tertarik dengan ANTM ini, usahakan untuk masuk di posisi 2,100 – 2,200. Target harga? 2,600. Target tersebut sangat realistis mengingat pada saat ini harga nikel sudah menembus US$ 28,840 per ton, jadi terdapat peluang bahwa kinerja ANTM pada kuartal I 2011 nanti akan kembali meningkat.

Aneka Tambang (ANTM)
Rating kinerja pada FY10: AA
Rating saham pada 2,275: A

Komentar

Anonim mengatakan…
pak teguh, tolong diulas tentang ipo mitra bahtera

apakah bagus atau tidak?
thx u
AGUNGNC mengatakan…
kalo om teguh suka saham bluechps apa aja???tolong donk aku diberi bocorannya!!!hehehe
pokanjari mengatakan…
pak teguh,..

antara antm, inco dan tins,..
mana yg lebih baik secara fundamental ?
Anonim mengatakan…
tpia akan segera jadi saham new big cap. apa pendapatnya bosss ??
Unknown mengatakan…
pak teguh, boleh minta pandangan pak teguh untuk antam yang sekarang? terutama semenjak antam RI dan ditunjuk (katanya) pemerintah buat akuisisi freeport

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Penjelasan Lengkap Spin-Off Adaro Energy (ADRO) dan Anak Usahanya, Adaro Andalan Indonesia

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?

Saham BBRI Anjlok Lagi! Waktunya Buy? or Bye?