My Poor Airlines

Baca-baca berita terakhir soal IPO Garuda, banyak yang menyebutkan kalau IPO-nya ternyata akhirnya nggak laku. Lebih dari separuh saham yang dilepas hanya diserap oleh penjamin emisinya, alias gak diserap oleh investor publik. Padahal jumlahnya sudah dikurangi dari 9.4 milyar menjadi hanya 6.4 milyar lembar saham saja. Oversubscribe yang terjadi pun hanya 1.3 kali. Hmm, apakah karena harganya mahal? Mungkin nggak juga.

Harga saham Garuda memang mahal, terutama kalau dilihat dari sisi fundamental. Tapi kalau cuma itu masalahnya, seharusnya tidak sampai membuat masyarakat jadi nggak berminat terhadapnya. IPO-IPO sebelum Garuda juga ditetapkan pada harga mahal, namun minat masyarakat tetap saja tinggi. Martina Berto (MBTO) contohnya, oversubscribe yang terjadi (atau setidaknya yang diklaim penjamin emisinya) mencapai 11 kali.


Jadi apa masalahnya? Ada beberapa poin. Pertama, waktu penyelenggaraan IPO-nya. Seperti kita ketahui, Garuda menggelar IPO pada saat sekarang ini, dimana kondisi market mulai ‘istirahat’ setelah terus menerus menguat sejak September tahun lalu. Seharusnya, Garuda menggelar IPO-nya pada Oktober atau November lalu, yaitu ketika IHSG lagi tinggi-tingginya. Nyatanya pada periode tersebut, banyak sekali perusahaan yang menggelar IPO karena memanfaatkan momen pasar yang lagi bullish, dan mereka memang sukses menjaring dana sebesar-besarnya dari masyarakat. Sepanjang September – Desember 2010 lalu, gak pernah kedengaran ada kabar yang menyebutkan bahwa ada saham IPO yang gak laku.

Nah, para pihak-pihak yang berkepentingan dengan IPO Garuda ini seharusnya mengerti bahwa meski harga saham Garuda ditetapkan pada harga terendah sekalipun, harga tersebut akan tetap dinilai mahal, karena fundamental Garuda memang buruk. Jadi? Mereka seharusnya menjual Garuda ketika IHSG lagi dipuncak, sama seperti perusahaan-perusahaan swasta. Investor ketika itu sedang sangat bersemangat, sehingga mereka akan lebih fokus pada status BUMN-nya Garuda (sehingga secara spekulatif sahamnya mungkin masih bisa melejit, dan juga karena didukung kondisi market yang kondusif), daripada fundamentalnya. Alhasil, seperti IPO-IPO lainnya yang sukses, IPO Garuda kemungkinan besar juga akan diserap habis oleh publik.

Tapi sayangnya, IPO BUMN yang digelar ketika itu malah Krakatau Steel (KRAS), yang secara fundamental jauh lebih baik dari Garuda. Seharusnya, IPO Garuda-lah yang digelar ketika itu, dan IPO KRAS baru digelar sekarang. Memangnya kenapa? Karena yang namanya bullish di market itu gak pernah bertahan selamanya. Selalu akan ada masa dimana harga-harga saham akan kembali ke level normalnya masing-masing, sehingga indeks sahampun akan terkoreksi, juga untuk kembali ke level normalnya. Jadi jika Garuda baru menggelar IPO-nya sekarang ini, maka itu sudah sangat terlambat, karena bullish di market sudah keburu pergi. Kalau dilihat dari tindakan Kementerian BUMN yang mengurangi jumlah saham Garuda yang dilepas hanya karena faktor market yang lagi lesu, maka sepertinya mereka gak punya orang yang ngerti konsep sederhana soal bullish – bearish ini. Mungkin mereka pikir IHSG akan selalu berada diatas selamanya.

Dan masalah keterlambatan itu diperburuk dengan peristiwa dimana beberapa saham IPO sebelum Garuda yang dihargai kemahalan, mulai berjatuhan hingga dibawah harga IPO-nya karena IHSG mulai terkoreksi (atau bisa juga sebaliknya, turunnya saham-saham IPO itulah yang menyebabkan IHSG terkoreksi). Kalaupun ada seorang investor yang tadinya sangat berminat dengan Garuda ini, maka setelah melihat jatuhnya IPO-IPO sebelum Garuda tersebut, dia pasti akan terpengaruh, dan mulai berpikir bahwa Garuda pun mungkin akan mengalami hal yang sama, bahkan meskipun seandainya Garuda dijual murah.

Itu satu masalah, terkait waktu penyelenggaraan IPO yang kurang tepat. Masalah lainnya, berkaitan dengan Bank Mandiri. Tindakan BMRI yang langsung menjual sahamnya di Garuda (yang merupakan hasil konversi utang) pada saat IPO-nya, menyebabkan investor semakin tidak yakin dengan prospek dari Garuda ini.

Memangnya kenapa? Begini, ketika BMRI seperti tergesa-gesa untuk melepas sahamnya di Garuda, maka investor yang paling awam sekalipun akan langsung berpikir kalau saham Garuda ini nggak berharga sama sekali. Lha wong BMRI aja langsung menjualnya kok? Itu kan berarti bank terbesar di Indonesia ini juga nggak berminat sama saham Garuda. Kalau memang Garuda ini bagus, sehingga katakanlah harganya mungkin bisa naik ke setidaknya 1,000 setelah listing nanti, maka BMRI seharusnya tetap memegang sahamnya tersebut, dan baru menjualnya pada harga 1,000 tadi. Lumayan kan, gain lebih dari 30% lho itu. Eh, ini langsung dijualnya pada harga 750. Berarti BMRI juga gak percaya kalau saham Garuda akan sukses di market, dan kemungkinan akan turun.

Dan kalau institusi sebesar BMRI saja sudah tidak percaya, gimana investor publik mau percaya?

Berikutnya, pemerintah atau dalam hal ini manajemen Garuda, juga tidak melakukan hal yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yang akan IPO. Apa itu? Meningkatkan kinerja perusahaan, atau setidaknya mempercantik laporan keuangan terakhirnya, agar investor tertarik. Ibaratnya, sayap-sayap Garuda ini sudah patah (kinerjanya jelek) sejak dulu, jadi cobalah sekali ini diperbaiki agar nanti dia (sahamnya) bisa terbang. Kalau penulis baca-baca laporan keuangan terbaru perusahaan yang akan IPO, maka selalu saja kinerjanya yang terakhir sekilas tampak meningkat drastis dibanding periode sebelumnya, meski kadang-kadang kalau dianalisis lebih dalam lagi ternyata cuma kelihatannya saja. Sementara Garuda? Kinerjanya pada september 2010 malah turun dibanding periode sebelumnya, dan hal itu terlihat sangat jelas di laporan keuangannya.

Dan terakhir, berbagai informasi yang beredar terkait IPO Garuda, terkesan simpang siur, sehingga membuat investor mulai berpikir kalau pelaksanaan IPO Garuda ini nggak beres. Kementrian BUMN mengumumkan bahwa Garuda akan meraih dana 4.8 trilyun dari IPO. Tapi anehnya ada versi lain yang menyebutkan bahwa Garuda seharusnya hanya akan memperoleh dana 4.3 trilyun saja. Jadi mana yang benar? Terus, setelah sebelumnya disebutkan bahwa BMRI akan meraup 1.1 trilyun dari IPO Garuda ini, belakangan naik menjadi 1.4 trilyun. Dan lain sebagainya.

Kesimpulannya, IPO Garuda ini boleh dibilang digelar tanpa strategi sama sekali. Sepertinya tidak ada niatan dari Pemerintah untuk menjadikan go public-nya Garuda ini sebagai upaya untuk membuat Garuda menjadi lebih baik. Jadi wajar kalau IPO-nya akhirnya kurang sukses. Mungkin itu karena pemiliknya adalah negara (Angkasa Pura I dan II juga merupakan BUMN). Jadi meski proses IPO Garuda ini tidak berjalan dengan baik, namun sepertinya tidak akan ada pihak yang protes, sebab yang dirugikan adalah negara sebagai pemilik Garuda. Bukan Pemerintah, atau siapapun.

Kalaupun ada yang protes, paling-paling anggota DPR dari partai oposisi.

Komentar

Anonim mengatakan…
Meskipun harga IPO Garuda mahal secara fundamental, tidak ada yang bisa memprediksi apakah harga saham Garuda setelah IPO akan melejit atau malah anjlok seperti IPO-IPO terakhir sebelumnya, contoh kasus EMDE dan MBTO.

Berdasarkan sejarah IPO di Indonesia, at least saham Garuda akan melejit beberapa persen atau puluhan persen setelah beberapa jam perdagangan perdana, but my personal feeling... setelah itu hrgnya akan meluncur di bawah IPO.

Memang market ini sangat sulit diprediksi...even market experts cannot predict the market consistently in the long-run.
Anonim mengatakan…
dengan kondisi market yg masih sangat volatile begini. susah untuk menjaga harga IPOnya tetap kuat. apalgi melihat fundamental dan sektor usaha nya sendiri yg termasuk jelek.
masih banyak saham2 bc lain yg harganya skrg lebih menarik daripada ipo Garuda. CMIIW

Kaiser
Anonim mengatakan…
MBTO ga oversubcribe ampe 11 x( gw book 300, dapat 200).kl memang over ampe gt byk y cuma dpt ga ampe 30lot.mkny w lepas pada 790...puji syukur...amin.
Anonim mengatakan…
kalau model gini sih mending tunggu di 50 aja atau tidak sama sekali...
Anonim mengatakan…
sejelek apapun fundamentalnya Garuda, sya masih yakin tetep akan naik di hari pertamanya, alasanya ;
pertama ini BUMN dan bandarnya (penjamin emisinya) bukan bandar yang asal buang barang asal laku meski harga turun kayak bandarnya EMDE dan MBTO,klo Mansec Bahana sama Danareksa buang barang dibawah harga IPO jelas aja direksinya gak pakai lama ditendang ama Opa Mustafa Abubakar, sya yakin mereka pasti akan menjaga tetap diatas harga IPO, klopun setelah satu minggu harga turun mereka baru bisa ada alasan karena market yg bicara, klo hari pertama kedua jelas reputasi/jabatan mereka yg dipertaruhkan
alasan kedua melihat banyak sekali investor yg paham betul dgn kondisi fundamental garuda, investor yg di bidik garuda skg malahan nubie investor yg sya yakin malah long term invstor dan gak akan buang barang dgn harga dibawah IPO di hari2 pertama pasar(kasihan mereka)jadi yg jual rugi sepertinya gak ada
alasan ketiga sya prediksi pd tanggal IPO garuda itu kmngkinan akan berbarengan dengan IHSG reversal dari angka sktr 3200an (skg akan menuju ke 3200an kembali hanya tunggu momentum keluarnya bi rate)
Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan…
Kalo menurut saya, sulit buat memprediksi IPO ini.
-Yang pertama jika harga dibilang mahal, saya melihat IPO-IPO sebelumnya yg dicap "mahal" seperti ICBP, APLN, BRMS mampu mengalami upside di hari pertama. ICBP dianggap "sangat mahal" tp bs naik lebih dari 12 persen di hari pertama. Bahkan saham BUMN yg dianggap mahal saat IPO seperti ELSA, mampu naik dari 400 ke high 550 di hari pertama. Tapi selanjutnya angkat tangan.
-Yang kedua saya melihat adanya kekhawatiran investor untuk memesan IPO ini dikarenakan IHSG anjlok (dan sialnya pada masa Bookbuilding garuda), ditambah lagi kenangan "manis" EMDE dan MBTO. Namun IHSG sudah mulai beranjak pulih
-Yang ketiga saya setuju bahwa saham BUMN akan reatif lebih "dijaga", secara historis BBTN, PTPP, BJBR, KRAS bermain di atas harga ipo pada hari pertamanya.Ingat bahwa PTPP juga "hanya" oversubscribed sebanyak 1,7 kali.
-Oversubscribed bukan patokan kesuksesan kesuksesan IPO. EMDE, WINS, MBTO adalah contoh pahitnya saham IPO ber-oversubscribed selangit. Diklaim oversub lebih dari 20x, sahamnya terkapar lemas.
-Yang bermasalah adalah pada penjatahan dimana retail bisa mendapatkan 50% persen dari bookbuilding, apakah retail tersebut akan melakukan aksi jual masif meskipun saya "agak yakin" ada yang menampung dan menahan.

Bijaknya biarkan waktu yang menjawab, yang sudah membeli waktunya berdoa, dan yang belum membeli baiknya ikut juga mendoakan, karena Garuda juga merupakan produk dalam negri yg merupakan representative Indonesia di dunia luar.

Sekian
Anonim mengatakan…
oiya ada koreksi, EMDE WINS dan MBTO ga semuanya oversub diatas 20x yaa...

CMIIW
Anonim mengatakan…
Bantu koreksi WINS katanya oversubscribe 24 kali, EMDE 14 kali, MBTO 11 kali.
Buat mas-mas yang komen juga diatas tentang MBTO, saya juga ada MBTO minta di selling agent dapet banyak banget huhu
Anonim mengatakan…
setuju sama penulis. logikanya memang se simple itu .. klao pemegang saham besarnya aja udah buru2 mo lepas ... ngapain kita nadahin barang nya hehehe ...

murah ga berarti "murah" bisa jadi murah krn murahan ...

my poor airlines ...
Anonim mengatakan…
Kalau ada yg bilang semua IPO pasti untung, kita lihat saja 2 IPO bulan Januari 2011 ini.... pada naik ya ?
Chandra12 mengatakan…
Ipo yg sekarang udah ngak menarik lagi. Lebih baik garuda ngak usah ipo dan tunggu saat yg pass. time yg ngak bagus
Anonim mengatakan…
Kalo buat investor kan simpelnya beli di harga rendah, jual lagi di harga tinggi. Jadi kalo IPO harganya jatuh kenapa pada kayak kebakaran jenggot? harusnya senang toh? atau ini yang komen banyak bandar yang mau nurunin harganya lebih miring lagi yha? ^^. Soal kapan mau IPO itu sih urusan dari yang punya, sedangkan urusan investor adalah mengoleksi saham potensial untuk dijual lagi nantinya, keep it simple n stupid.
Unknown mengatakan…
Saya masih bingung dengan kepemilikan saham Bank Mandiri di Garuda. Setahu saya, peraturan BI melarang Bank2 di Indonesia untuk memiliki saham2 perusahaan lainnya. Yg boleh hanya membeli obligasi perusahaan lain ato beri utang kepada perusahaan lain. Mungkin itu sebabnya Bank Mandiri langsung jual saham Garuda pada IPO karena statusnya sebenarnya masih utang.

@anonim di atas

Ini kan blog pembelajaran. Investor tau dr mana kalo harga IPO Garuda itu murah? Apa hanya berdasar harga penawaran terendah 750? Bung Teguh kan ngasih pembelajaran cara menilai kinerja perusahaan. Kalo IPO harganya jatuh pada kebakaran jenggot itu berarti banyak yg beli saham tsb pada waktu penawaran dan blm mengerti cara menilai harga saham IPO perusahaan tsb. Lewat blog ini lagi2 Bung Teguh beri pembelajaran bahwa tidak selamanya IPO itu menguntungkan. Efeknya yg lain jelas bikin IHSG ikut turun kalo harga IPO nya turun melulu.
Anonim mengatakan…
Menurut saya Garuda mempunyai peluang bagus untuk maju...
Memang secara harga tiket Garuda relatif lebih mahal dibandingkan maskapai penerbangan lai di Indonesia, namun secara kualitas, Garuda memberikan pelayanan yang baik...kita diberikan makan dan minum dan pelayanan yang ramah dari pramugari Garuda, selain itu juga status Garuda sebagai satu-satunya BUMN di bidang transportasi udara juga perlu dipertimbangkan....
Garuda tidak akan mungkin dilikuidasi, karena Garuda merupakan satu-satunya BUMN di bidang transportasi udara.
Mungkin yang perlu diperbaiki oleh Garuda ialah manajemennya yang harus lebih profesional, apabila Garuda lebih profesional dalam manajemennya, misal: direkturnya dipilih yang profesional, bukan diangkat oleh mentri BUMN, pasti Gaurda lebih baik...juga Garuda tidak boleh memberikan kelonggaran2 kepada para pejabat negara...semoga saja pemerintah mau menyerahkan Garuda kepada pihak yang lebih profesional demi berkembangnya maskapai ini.
Anonim mengatakan…
Dengan adanya IPO, Garuda pasti bisa menjadi lebih baik...ayo mari kita dukung Garuda dengan percaya kepada BUMN...
Kepercayaan masyarakat memberikan dampak dan efek motivasi yang besar kepada bangsa ini, apabila bangsanya tidak percaya, bagaimana negara ini bisa berjalan dengan baik tanpa support dan dukungan masyarakat..
Saya yakin dengan IPO tersebut Garuda akan bisa menunjukkan performa yang baik.
Anonim mengatakan…
Barusan dapat email dari Danareksa, dapat fixed allotment saham Garuda 23 lot. Ordernya sih 75 lot.
Anonim mengatakan…
Garuda merupakan persh BUMN dan merupakan "market leader" di Indonesia, dengan underwriternya 3 persh BUMN. Jika harga saham garuda langsung terjun bebas, berarti BUMN Indonesia sdh tidak dipercaya oleh investor. Setuju???
Anonim mengatakan…
Garuda merupakan persh BUMN dan merupakan "market leader" di Indonesia, dengan underwriternya 3 persh BUMN. Jika harga saham garuda langsung terjun bebas, berarti BUMN Indonesia sdh tidak dipercaya oleh investor. Setuju???

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?