Dayaindo Resources

Menganalisis saham dari sisi fundamental memang susah-susah gampang. Kalau anda gak teliti, sebuah perusahaan yang kinerjanya jelek bisa jadi tampak bagus, dan perusahaan yang kinerjanya bagus bisa jadi tampak jelek (yang disebut terakhir jarang terjadi). Dayaindo Resources (KARK) boleh jadi merupakan contoh yang paling nyata mengenai saham yang fundamentalnya sekilas kelihatan bagus. Yup, kinerjanya memang bagus, tapi valuasi sahamnya mungkin gak semurah kelihatannya. Dan diluar itu terdapat beberapa hal yang juga perlu diperhatikan.

Jika anda termasuk yang nyangkut di KARK, maka berani taruhan anda pasti ngiler sama angka penjualannya pada kuartal III 2010 kemarin, yaitu sebesar 1.3 trilyun. Angka itu naik lebih dari 10 kali lipat dibanding periode sebelumnya, yang cuma 122 milyar. Laba bersihnya gimana? Naik 8 kali lipat! Dari 8 milyar menjadi 70 milyar. Dan yang lebih menarik lagi, ekuitas KARK juga naik 6 kali lipat, dari 368 milyar menjadi 2.3 trilyun. So, KARK ini kinerjanya kurang meningkat apa lagi? kenaikan yang terjadi bahkan sudah bukan dalam hitungan persen lagi, tapi berkali-kali lipat alias ratusan persen. Di BEI mungkin terdapat beberapa perusahaan yang mencatat kenaikan laba bersih hingga ratusan persen, tapi sepertinya cuma KARK yang mencatat kenaikan ratusan persen pada ekuitas, penjualan, dan laba bersihnya sekaligus.


Bagaimana dengan valuasi sahamnya? Dengan EPS sebesar Rp 22.4, maka annualized PER KARK pada harga 50 cuma 1.61 kali. Angka ini bukan cuma kecil, tapi kecil sekali! Dan PBV KARK juga cuma 0.42 kali. Praktis, kalau kita berpatokan pada PER dan PBV, harga KARK di 50 jelas sangat tidak masuk akal, apalagi IHSG lagi bullish seperti sekarang ini. Seharusnya KARK saat ini berada di paling tidak 200 – 300, dan bukannya mentok di 50.

Jadi kalau begitu apanya yang keliru? Apakah analisis fundamentalnya yang keliru? Well, mungkin nggak juga. Anda hanya perlu membaca laporan keuangan KARK secara lebih mendetail.

Yuk, kita baca laporan keuangan KARK
Pada komponen ekuitas, modal saham KARK naik dari 168 milyar menjadi 1.9 trilyun. Artinya? KARK kemungkinan besar baru saja melakukan right issue. Dan memang benar. Pada tanggal 12 Juli hingga 26 Agustus 2010 lalu, KARK menerbitkan saham baru sebanyak 18.9 milyar lembar pada harga Rp105 per saham. Dari jumlah tersebut, yang terserap hanya 17.6 milyar lembar. Setelah right issue ini, jumlah saham KARK di market bertambah menjadi 19.3 milyar lembar, dari sebelumnya hanya 1.7 milyar. Itu berarti, dilusi yang terjadi adalah 1,050% atau lebih dari 11 kali lipat! Itu adalah angka dilusi yang fantastis, bahkan jika dibandingkan dengan aksi right issue saham-saham B7 beberapa waktu terakhir. Ketika Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) melakukan right issue februari lalu, sahamnya ‘hanya’ terdilusi 3.5 kali. Sebenernya angka 3.5 kali tersebut sudah cukup buruk, tapi ternyata ada yang lebih buruk lagi.

Jadi kita bisa mengatakan bahwa pasca right issue, nilai saham KARK nilainya berkurang sebelas kali. Katakanlah kalau anda sebelumnya pegang KARK senilai 110 juta, maka sekarang duit anda menjadi hanya 10 juta saja. Dari sini sebenarnya sudah cukup menjelaskan mengapa selepas agustus lalu, KARK terus saja turun hingga akhirnya menyentuh posisi buncit saat ini yaitu 50.

Oke, tapi lalu bagaimana dengan PER dan PBV-nya?

Di laporan keuangannya, KARK mencantumkan bahwa EPS mereka adalah Rp 22.4 per saham. Berarti PER-nya 50 / (22.4 x 4 / 3) = 1.6 kali. Nah, kalau anda teliti, anda akan bertanya, kenapa sebuah perusahaan dengan jumlah saham 19.3 milyar lembar, dan laba bersihnya 70 milyar, bisa mencatat EPS 22.4? Kan rumus EPS itu laba bersih dibagi jumlah saham, sehingga EPS KARK seharusnya 70 / 19.3 = Rp 3.6 per saham. Karena itu, rumus PER-nya seharusnya 50 / (3.6 x 4 / 3) = 10.3 kali. See? Ternyata kalau dihitung lagi baru ketemu angka PER yang wajar.

Lantas kenapa KARK mencantumkan EPS 22.4 di laporan keuangan mereka? Karena jumlah saham yang mereka pakai sebagai dasar perhitungan EPS bukanlah jumlah saham yang terakhir, melainkan jumlah saham rata-rata selama satu tahun. Dan setelah dihitung berdasarkan jumlah saham pada awal periode dan akhir periode laporan keuangan (1 januari hingga 30 september 2010), diperoleh jumlah saham rata-rata KARK adalah 3.1 milyar (saya juga gak ngerti bagaimana persisnya angka 3.1 milyar ini diperoleh). Jadi rumus EPS-nya 70 / 3.1 = Rp 22.4 per saham. Entah apakah EPS 22.4 tersebut keliru atau benar secara pembukuan (kita harus minta pendapat ahli akuntansi), tapi yang jelas kalau kita menghitung EPS KARK berdasarkan jumlah sahamnya yang terakhir, maka hasilnya adalah Rp 3.6 tadi.

Itu PER, lalu bagaimana dengan PBV-nya? Rumus PBV adalah market cap dibagi nilai ekuitas. Market cap KARK adalah harga sahamnya dikali jumlah saham, alias 50 x 19.3 milyar = 966 milyar. Ekuitas KARK adalah 2.3 trilyun, sehingga PBV-nya 966 milyar / 2.3 trilyun = 0.4 kali. Yap, secara pembukuan gak ada yang keliru dengan PBV-nya.

Investasi jangka pendek?
Terkait PBV, masalahnya balik lagi ke right issue tadi. Berkat right issue tersebut, KARK meraih dana 1.85 trilyun, yang dicatat sebagai modal, sehingga ekuitasnya melejit 5 kali lipat. Tapi lalu duitnya dipake buat apa? Ternyata sebagian besar yaitu 1.4 trilyun tidak langsung digunakan sebagai modal untuk ekspansi usaha, melainkan ditempatkan sebagai investasi jangka pendek disebuah perusahaan investasi.

Lalu apa menariknya? Bagi penulis, investasi jangka pendek KARK ini mengingatkan penulis akan kasus Benakat Petroleum (BIPI) dengan Bank Capital (BACA) beberapa waktu lalu. Ketika itu BIPI mencatat di laporan keuangannya bahwa mereka menyimpan dana kas hasil IPO berupa deposito senilai 1.5 trilyun di BACA. Belakangan setelah deposito tersebut diragukan benar ada atau tidaknya, BIPI meralatnya dengan mengatakan bahwa dana 1.5 trilyun tersebut tidak ditempatkan di BACA, melainkan ditempatkan sebagai investasi jangka pendek disebuah perusahaan investasi bernama Wellington Ventures Ltd. Pembelaan yang gak berguna, dan investor tetap terlanjur nggak percaya lagi.

Kembali ke KARK. Pasca right issue, kas KARK bukannya bertambah, tapi malah berkurang dari 16 milyar menjadi 3 milyar. Apakah wajar sebuah perusahaan dengan aset 2.9 trilyun, kas-nya cuma 3 milyar? Apalagi KARK baru saja dapat dana segar 1.85 trilyun dari right issue-nya. Okelah mungkin perusahaan mengklaim bahwa dana hasil right issue-nya akan lebih menguntungkan jika ditempatkan sebagai investasi jangka pendek, daripada disimpan dalam bentuk kas (tabungan di bank). Namun suku bunga simpanan berbentuk kas maupun investasi jangka pendek itu sama saja, yaitu 6.5 – 8.75%. Jadi lebih menguntungkan dari sisi mana?

Pertanyaannya kemudian, dimana KARK menyimpan investasi jangka pendeknya tersebut? Di Culford Investment Pte Ltd., sebuah perusahaan investasi yang berasal dari British Virgin Island (BVI). Terdengar familiar? Betul sekali. BVI dari dulu sudah terkenal sebagai tempat bagi pengusaha Indonesia untuk mendirikan perusahaan-perusahaan investasi yang gak jelas. Sama saja seperti Seychelles, Liberia, Malta, dan negara-negara antah berantah lainnya.

Intinya, nasib dana senilai 1.4 trilyun itu gak jelas kemana rimbanya. Yang tahu persis ya hanya manajemen KARK sendiri. Jadi, jika kita anggap saja bahwa dana 1.4 trilyun tersebut tidak ada, maka ekuitas KARK yang sebenarnya hanyalah 881 milyar. Berarti PBV-nya? 996 milyar / 881 milyar = 1.1 kali. Inilah angka PBV yang lebih realistis, setelah mempertimbangkan kemungkinan bahwa dana 1.4 trilyun hasil right issue tersebut sebenarnya tidak ada.

Kalau kita liat lagi proses right issuenya, maka kemungkinan bahwa dana 1.4 trilyun tersebut memang tidak pernah ada cukup besar. Ketika right issue, pemegang saham KARK ‘diperbolehkan’ membeli saham baru dengan rasio 2 : 22, pada harga per lembarnya Rp 105. Jadi kalau anda ketika itu (Juli 2010) punya saham KARK sebanyak 20 lot senilai Rp 900 ribu (karena harga KARK ketika itu sekitar 90-an), maka anda bisa membeli saham baru KARK sebanyak 220 lot pada harga 105, sehingga anda harus mengeluarkan dana 220 x 500 x 105 = Rp 11.6 juta. Sekarang pake logika saja: modal awal anda di KARK cuma 900 ribu, terus anda disuruh ngeluarin duit lagi 11.6 juta, apa anda bersedia? Harga saham right issue-nya juga lebih mahal dari harga KARK ketika itu (105 versus 90), jadi kalau investor yang punya akal sehat sih jelas memilih cabut aja lah. Memang menjelang berakhirnya proses right issue pada 26 Agustus, KARK sempat melejit sebentar ke posisi 112. Tapi setelah itu dia langsung balik lagi ke posisi awalnya yaitu 90-an, sebelum kemudian terus turun hingga ke posisi sekarang.

Suspensi Saham
Oke, kita anggap saja bahwa PER dan PBV KARK masing-masing adalah 10.3 dan 1.1 kali. Well, masih murah dong? Biar bagaimanapun kinerja KARK pada kuartal III 2010 ini menguat banyak dibanding periode sebelumnya bukan? Okay, dari sisi fundamental ternyata KARK ini masih tampak bagus, tapi bagaimana kalau dari sisi lain?

Yup, selain menilai fundamentalnya, anda juga harus melihat KARK ini dari sisi psikologis. Dulu menjelang proses right issue-nya, KARK sempat tertimpa ‘musibah’ kecil. Pada April 2010, KARK tiba-tiba digugat pailit oleh PT Alam Baru Mandiri (ABM), sebuah perusahaan batubara. KARK dianggap belum melunasi sisa harga sebanyak 20% ketika membeli batubara dari ABM. Akibat gugatan ini, saham KARK disuspensi. Meski belakangan dikabarkan bahwa ABM mencabut gugatannya, namun investor jelas masih trauma dengan suspensi saham KARK tersebut. Eh, gak lama kemudian KARK menggelar right issue. Jumlah saham yang dilepas juga gila-gilaan banyaknya. Kalau saya pegang KARK ketika itu, maka jelas saya lebih memilih untuk segera keluar begitu suspensi sahamnya dicabut, daripada harus ngeluarin duit 11 kali lipat untuk beli saham right issue-nya (ini memperkuat spekulasi dana 1.4 trilyun yang disimpan di BVI itu). Masalahnya bukan di gugatan pailitnya, tapi suspensi sahamnya! Saya sebagai investor tentu jadi khawatir, gimana kalau nanti sewaktu-waktu saham KARK disuspensi lagi?

Suspensi saham adalah salah satu hal di stock market yang sangat tidak disukai oleh investor. Sebab kalaupun saham anda turun, maka setidaknya anda masih bisa cut loss dengan kerugian sekian persen. Tapi kalau sahamnya suspensi bagaimana? Ya anda sama sekali tidak bisa menjualnya, sehingga uang anda seperti habis tak bersisa, dan kerugian yang terjadi adalah 100%. Sayangnya kita sama sekali tidak bisa memprediksi apakah sebuah saham aman dari suspensi atau tidak, dan kapan suspensi itu bisa terjadi, karena peristiwa-peristiwa penting tertentu yang menyebabkan suspensi tersebut bisa saja terjadi sewaktu-waktu secara tiba-tiba. Misalnya suspensi KARK tadi, siapa yang menduga kalau KARK tiba-tiba digugat pailit?

Intiland Development (DILD) adalah contoh yang lain. Saham ini malah pernah direkomendasikan di blog ini pada 17 Agustus lalu karena kinerjanya di kuartal II 2010 terbilang bagus. Dan ketika itu sahamnya memang sempat naik sebentar dari 640 ke 700 (naik 9.4%). Tapi dipenghujung Agustus tiba-tiba saja ada peristiwa dimana tiga pemilik mayoritas DILD melepas sahamnya dalam jumlah besar. Karena transaksi ini, DILD disuspensi. Sebenarnya tidak ada yang luar biasa dari transaksi tersebut, karena hanya transaksi jual beli saham biasa, hanya dalam jumlah besar. Masalahnya, harga saham pada transaksi tersebut cuma 530, jauh lebih rendah dari harga DILD saat itu (700). Alhasil pasca suspensi, saham DILD langsung jeblok. Dan tampaknya penurunan tersebut masih terjadi hingga sekarang, padahal kinerja DILD pada kuartal III 2010 masih bagus. Investor mungkin masih khawatir kalau-kalau pemilik mayoritas DILD tiba-tiba menjual sahamnya pada harga murah lagi.

Selain DILD, beberapa saham ‘korban’ suspensi adalah CPRO dan APOL. Kedua saham tersebut sempat disuspensi karena masalah utang, dan setelah suspensi mereka terus saja turun. Kecuali penyebabnya adalah peningkatan harga saham yang luar biasa, saham yang kena suspensi biasanya akan bergerak turun setelah suspensinya dicabut.

Jadi bagaimana cara menghindari saham yang mungkin terkena suspensi? Karena setiap emiten bisa saja mengalami peristiwa tertentu yang menyebabkan sahamnya disuspensi setiap saat, maka kita sulit menghindarinya. Itu adalah salah satu resiko di pasar modal yang tidak terkait dengan analisis fundamental, teknikal, maupun psikologis, dan siapapun bisa mengalaminya. Tapi untuk mengurangi resiko tersebut, anda jangan mengambil saham-saham tidur atau likuiditasnya rendah, dan lebih memilih saham-saham yang likuiditasnya sangat baik (bluchip dan kawan-kawan). Contohnya BIPI (tapi ini bukan berarti penulis merekomendasikan BIPI yak, cuma ilustrasi terkait masalah suspensi saham ini aja). Bahkan ketika BIPI tersangkut kasus Bank Capital, ternyata BEI tidak men-suspensi-nya, melainkan hanya mengenakan denda. BIPI jelas tidak bisa disuspensi, karena jumlah sahamnya yang berpindah tangan di market mencapai lebih dari 30 juta lembar per hari. Kalau dia disuspensi, maka akan ada banyak broker saham yang kehilangan pendapatannya (fee atas transaksi jual beli saham).

Kesimpulan
Cukup soal suspensi. Kembali ke KARK. Jadi kesimpulannya, kalau dari sisi psikologis kira-kira tiga poin inilah yang menyebabkan saham KARK mandek di posisi 50:

1. Kasus gugatan pailit ABM, yang berakibat saham KARK sempat disuspensi, menyebabkan proses right issue KARK mau tak mau jadi gak semulus yang diharapkan.
2. Jumlah saham yang dilepas ketika right issue-nya gila-gilaan, masa rasionya sampai 2 : 22?
3. Sebagian besar dana hasil right issue-nya ternyata di taro di Culford Investment Pte Ltd., sebuah perusahaan investasi asal British Virgin Island, sebagai investasi jangka pendek, dan bukannya langsung digunakan sebagai modal ekspansi usaha. Ini agak meragukan.

After all, terlepas dari tiga poin diatas, penulis setuju bahwa kinerja KARK pada kuartal III 2010 ini secara umum meningkat signifikan dibanding periode sebelumnya. Hanya investor tentunya butuh waktu untuk memulihkan kembali kepercayaannya terhadap KARK ini. Dan KARK juga masih butuh waktu untuk terus meningkatkan kinerjanya untuk mengimbangi pengurangan nilai sahamnya yang mencapai 11 kali. Jadi di masa mendatang, dengan catatan kinerja KARK konsisten, maka pada akhirnya sahamnya akan bergerak naik juga. Yes, it’s just a matter of time. KARK tentunya kecil kemungkinannya untuk segera menguat dalam waktu dekat ini, meski memang bukan berarti gak mungkin sama sekali.

So, pesan penulis di artikel yang ternyata jadinya cukup panjang ini adalah, sebelum anda memutuskan untuk membeli saham tertentu, ada baiknya jika anda cari-cari tahu dulu tentang kabar-kabar penting dan terbaru seputar perusahaannya. Caranya gampang kok, tinggal ketik saja nama perusahaannya di Google. Jadi jika ada sesuatu yang nggak beres, maka anda akan mengetahuinya. Penulis juga gitu. Dalam menganalisis sebuah saham, terdapat setidaknya tiga plus satu hal yang penulis perhatikan yaitu laporan keuangan (fundamental), laporan operasional (kalau ada, fundamental juga), pola pergerakan sahamnya (teknikal), dan kabar-kabar terakhir seputar perusahaannya, termasuk harga komoditas tertentu jika saham tersebut adalah saham komoditas (psikologis). Yep, fundamental memang penting, sangat penting malah. Tapi itu saja belum cukup. Dengan melengkapinya dengan analisis teknikal dan psikologis, barulah akan diperoleh kesimpulan analisis dengan akurasi rekomendasi yang lumayan.

Komentar

GunawanWibisono mengatakan…
Luar Biasa ...pak Teguh,...ulasannya ...sangat bermanfaat ...makasih
tetus mengatakan…
Setelah Bapak menulis tentang BBKP, melejit harganya.. Mudah2n KARK demikian. ;)
Terimakasih ya Pak Teguh. Semoga selalu diberkahiNYA.
surzo mengatakan…
Pak Teguh, Mangstab abiss...Sukses buat pak Teguh,
bardac mengatakan…
benar2 mengagumkan,luar biasa....maju terus bro teguh...
Ruben T mengatakan…
bagaimana dengan berita ini pak teguh ? apakah ini hanya sebuah berita penipuan kepada publik ? KARK: Resmi Tunjuk China Harbour
PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) resmi menunjuk PT China Harbour Indonesia
(CHI) untuk membangun pelabuhan batubara Belang Belang Coal Terminal (BBCT) di Mamuju,
Sulawesi Barat, senilai US$150 juta. Kapasitas terminal BBCT mencapai 30 juta metrik ton per tahun. (Investor/nlt)
Anonim mengatakan…
Mas teguh memang always the best, thanks mas untuk ilmunya yg sepektakuler...
berryblogers mengatakan…
Terima Kasih Pak Teguh....di jaman sekarang ini jarang saya menemukan artikel yang jujur dan gamblang...keep it up please
Oon mengatakan…
IPOL grupnya salim, aset 5x dari BRNA, tapi harga masih 200an
Usen mengatakan…
CkCkCk analisis yang luar biasa komplit, cerdas, dan sangat transparan.
Anonim mengatakan…
akhirnya KARK dibahas juga.. Thanks Mas Teguh..
Analisa yang selalu luar biasa...
Terus berkarya =)
Anonim mengatakan…
Pak Teguh, untuk EPS yg seharusnya 70/19.3=3.63 bukan 4.8 tapi hasil PER nya benar 50/3.63x4/3=10.3 kali, thanks
Teguh Hidayat mengatakan…
@anonim: makasih koreksinya. yup, 4.8 itu adalah 3.6 yg sudah di-annualized-kan, yaitu dikali 4/3. jadi PER-nya 50/4.8 = 10.3 kali, sy kelupaan nulis soal annualized ini hehe.. thanks again
Batara Sumartio mengatakan…
Harga KARK saat ini Rp. 50,-, mustahil turun lagi, ancaman nya cuma suspensi (FREN aku, kena suspensi berbulan-bulan).

History Price (riset kecil-kecilan aku)(Data from PT.Danareksa Sekuritas).

01. Harga Kark bergerak pada (2010): 11/30, 11/10->11/18, 09/15->11/02.

02. Bulan DEC-2010, harga Kark tidak bergerak.

03. Rata-rata volume selama bulan DEC-2010, mencapai 20.61 juta lembar (pindah tangan / hari bursa).

Komentar aku:

01. Kali ini Mr. TH, lupa dengan analisis volume KARK (volume tidak jauh dari BIPI).

02. Hanya bulan DEC-2010 saja KARK, tidak bergerak dari harga Rp. 50,-

03. Cocok untuk berjiwa spekulan (spekulator).
Anonim mengatakan…
pak Teguh, kark bisa reverse kagak, tolong analisa saham okas, thx
Anonim mengatakan…
Saya baru pertama kali baca blog Pa Teguh. Ternyata analisanya sungguh enak dicerna buat orang awam financial seperti saya.
Buat artikel mendatang gimana kalau mengulas tentang penjualan Hypermart, grup ini lumayan terkenal juga kan reputasinya.
Sekali lagi ulasan KARK nya mantap!
Anonim mengatakan…
Menurut berita dana hasil right issue digunakan untuk mengakuisisi sebuah perusahaan tambang nickel PT Anugerah Tompira Nikel yang hasilnya di eksport ke china. Dan untuk untuk membangun pelabuhan batubara Belang Belang Coal Terminal. Dan saya ingin tahu analisa pak teguh tentang kenaikkan penjualan yang sangat signifikan pada Q3 2010 apakah berasal dari akuisisi yang telah dilakukan atau ada rekayasa yang lain dibalik kenaikkan penjualan tersebut. thanks
Anonim mengatakan…
Teman2...saya bru aja temukan blog ini...tp saya tdk bs baca ulasan pak teguh ttg kark, bgmn carax spy sy bs baca?...salam kenal semuax :-)
Anonim mengatakan…
Cuman 1Kata... "MANTAP"......
viva_de_Aremania mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan…
Mantab ulasannya !!
Setuju it just matter of time, kalau kinerja dipertahankan positif terus.
Asalkan jangan tiba2 reverse stock, trus turun lagi, bs guncang nih kapal..
Berita terakhir, Win Success Development Ltd menambahkan porsi sahamnya dari 6% ke 19%, sebuah kabar bagus, semoga investor sudah mulai melirik lagi dan mengakumulasi saham ini.
Anonim mengatakan…
masa ngga naik2-naik sih saham ini, asetnya gede banget gitu padahal. Kalaupun duit 1.4 T itu ngga ada berarti sahamnya banyak dipegang owner, tks
Anonim mengatakan…
Ulasan terbodoh yang pernah saya baca !!!! Tanpa pengetahuan ttg bisnis batubara jangan membuat open ended analysis. Understand trade nya dulu, understand ttg mekanisme pembelian batubara dari miner ke end user termasuk mekanisme pembayaran di dalam trade tersebut. Understand juga bisnis tongkang, understand juga bisnis coal terminal - terlebih yang ada di kalimantan - IBT dan BCT. Belang belang coal terminal ini akan mempunyai capacity 30 juta MT dengan arti kata mempunyai potensi net profit usd90 million per year kalo sudah commence/running. Coal terminal itu adalah pivot point dari logistic coal trade di indonesia. Tanya ADARO ttg IBT (coal terminal mereka) - berapa lama impas?????
Anonim mengatakan…
Juga jangan lupa understand juga ttg penilaian tambang - coal mine valuation, by calories, by reserves, based on common drilling reports atau JORC analysis. Combine semua - anda baru bisa tau nilai Kark. This stock is a BUY!!!!!!.
Anonim mengatakan…
Halooo yg komen terakhir apakbr nihh.. :)) thx pak teguh nice analysis..
Anonim mengatakan…
Thanks Pak Teguh atas Analisisnya..
terbukti sudah.. KARK bangkrut..
Halloo.. itu yg komen "This stock is a Buy" gimana kabarnya ? kayaknya Finance Director nya KARK dia, sampe emosian begitu...
Lanjutkan Pak Teguh....
Anonim mengatakan…
Yang komen "this stock is a buy" di atas, biasanya yang sahamnya nyangkut banyak. Perlu retail buat ngangkatnya he he he...

Terima kasih pak teguh atas ulasannya. Saya termasuk penikmat tulisan tulisan anda
Anonim mengatakan…
"this stock is a buy", sudah budir (bunuh diri) LoL
alhamdulilahh….

Saya telah menjadi investor jangka panjaaaangg!!

sampai tahun 2019 ini, saham KARK ku masih sukses di suspensi…

seluruh tabunganku ada di situ... nasib oh nasib.. snag trader berubah wujud menjadi investor jangka Panjang seperti Waren Bupet...

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?