Krakatau Steel: Behind the IPO

Ketika Krakatau Steel (KRAS) mengumumkan harga IPO mereka pada level 850 per saham, mungkin teman-teman investor langsung tersenyum lebar. Sebab biar bagaimanapun, harga tersebut terbilang sangat murah untuk perusahaan baja terbesar di tanah air itu. Artinya? Keuntungan melimpah sudah ada di depan mata! Jika KSAR bisa naik ke level 1,200 saja, maka itu artinya gain lebih dari 40%. Jika anda kebagian jatah 1 milyar, maka itu berarti anda akan memperoleh 400 juta hanya dalam satu atau dua malam. Wow.. sangat menggiurkan bukan?

Tapi sayang sekali, senyum lebar tersebut mungkin hanya bertahan beberapa saat, karena ternyata sulit sekali mendapat bagian jatah dari IPO KRAS! Jangankan 1,000 lot, bisa kebagian 5 lot saja sudah untung. Lantas kemana perginya saham KRAS yang di-IPO-kan tersebut? Bukannya jumlah saham yang dilepas cukup besar? Pada IPO kali ini, KRAS melepas 3.1 milyar lembar. Well, saya yakin anda semua sudah tahu jawabannya. Yup! Mayoritas saham IPO KRAS tersebut sudah dijatahkan untuk para penguasa (baca: pejabat publik) yang memiliki akses lebih ke manajemen KRAS.


Sejak awal, harga 850 itu memang sudah tidak logis. Ketika IHSG lagi bullish seperti sekarang, banyak perusahaan yang berlomba-lomba melakukan IPO untuk mengambil dana sebesar-besarnya dari masyarakat. Itu sebabnya, harga saham-saham perdana dari HRUM, ICBP, BRAU, dan sebagainya, terbilang mahal. Tapi meski mahal sekalipun, toh saham-saham baru tersebut tetap saja habis diserap pasar, karena memang kondisi market lagi bagus-bagusnya. Lantas kenapa KRAS tidak melakukan hal yang sama? Jawabannya mungkin, karena KRAS adalah perusahaan BUMN yang bisa ‘dikerjain’ oleh orang-orang yang berkuasa.

Katakanlah begini: seorang tokoh penting di pemerintahan kebagian saham KRAS 100 juta lembar. Karena harganya hanya Rp 850, maka tokoh ini cukup mengeluarkan modal Rp 85 milyar (yang bisa juga diperoleh dari hasil minjam, atau short-sell). Kemudian KRAS naik ke 1,200, dan orang ini menjual seluruh sahamnya, dan mendapat dana segar Rp 35 milyar dalam sekejap!

Kemudian pertanyaannya, dimana sisi pelanggarannya? Ya itu tadi, karena si tokoh hanya perlu mengeluarkan modal 85 milyar. Seandainya saham KRAS dilepas pada harga Rp 1,000 misalnya, maka si tokoh harus mengeluarkan modal Rp 100 milyar. Dan ketika dia menjualnya pada harga 1,200, maka dana segar yang dia peroleh ‘hanya’ 20 milyar, bukannya 35 milyar. Nah, selisih 15 milyar inilah yang seharusnya masuk ke kas KRAS, bukannya ke kantong si tokoh tadi, seandainya saham IPO KRAS dilepas pada harga Rp 1,000. Jadi, apakah ‘bonus’ 15 milyar bagi si tokoh ini bisa disebut korupsi? Entahlah, saya tidak mengerti dasar hukumnya.

Seorang ekonom senior yang juga politisi dari partai PAN, Drajad Wibowo, mengatakan bahwa selisih harga IPO KRAS sebesar Rp 50 per saham saja, maka negara bisa kehilangan potensi pendapatan Rp 153 milyar. Well, sekarang kita sudah tahu kemana perginya duit 153 milyar tersebut.. Mudah-mudahan Pak Drajad ngomong begini bukan karena beliau gak kebagian jatah ataupun motif lainnya, tapi karena memang tulus ingin menyelamatkan Krakatau Steel dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Amin.

Wall of Shame

Akar permasalahan ini mungkin berawal dari status KRAS sebagai BUMN. Sebagai BUMN, pemilik KRAS adalah negara. Siapa yang dimaksud dengan negara itu? Ya kita-kita ini: rakyat Indonesia. Jadi pemilik KRAS adalah 230 juta penduduk Indonesia. KRAS bukanlah milik pemerintah, karena pemerintah adalah penyelenggara negara, bukan negara itu sendiri (catat!). Jadi jika KRAS mendapat dana melimpah dari IPO kali ini, maka kita bisa mengatakan bahwa rakyat Indonesia-lah yang mendapat dana melimpah tersebut. Katakanlah dari perolehan dana IPO yang besar, modal kerja KRAS jadi banyak sehingga perusahaan dapat berekspansi seluas-luasnya (termasuk merambah bisnis hilir baja). KRAS pun akhirnya mencetak laba bersih yang besar. Siapa yang diuntungkan kalau begitu? Tentu saja negara. Penerimaan negara dari KRAS akan meningkat, dan APBN kita bisa ditingkatkan, sehingga puluhan juta ‘wong cilik’ yang selama ini tidak terakomodir oleh negara karena keterbatasan dana, akhirnya bisa ditampung dan disejahterakan. Well, itulah gunanya kita punya pemerintah!

Sayangnya, yang terjadi tidak seperti itu. Tentunya sudah jadi rahasia umum kalau yang namanya BUMN selama ini hanya menjadi sapi perah: bukannya diurus dengan baik agar menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tapi malah diperas habis-habisan oleh oknum tertentu. Dan sepertinya IPO KRAS kali inipun justru dijadikan kesempatan untuk memeras lebih banyak lagi. What a pathetic..

Selain kemungkinan tipikor seperti yang dibahas diatas, cerita mengenai IPO KRAS ini jadi merembet kemana-mana, termasuk kemungkinan terjadinya Indosat jilid dua. At the end of the day, sebagai rakyat kecil, saya hanya bisa berharap, mudah-mudahan berbagai cerita seputar KRAS ini bisa cepat diselesaikan, dan berujung pada akhir yang memihak rakyat banyak. Kasian rakyat Indonesia, sudah babak belur ditimpa bencana beruntun tapi masih harus disuguhi cerita yang tidak menyenangkan seperti ini.

Btw, buat temen-temen yang cuma kebagian 1 lot, sepertinya jatah buat investor retail memang cuma 1 lot per orang, mungkin sekedar formalitas daripada ga dapet sama sekali. Mau dapet jatah lebih banyak? Kalo gitu sering-sering bergaul sama orang-orang senayan, karena mereka punya akses lebih pada setiap IPO BUMN seperti ini. Cuman memang, 'berteman' sama mereka ongkosnya mahal.

Komentar

Anonim mengatakan…
Sadis memang IPO Krakatau Steel, saya ikut melakukan pemesanan langsung via IPO underwriternya, pesan 500 lot di harga 850, cuma dikasih 1 lot. alasannya para underwriterpun tidak mendapat jatah sesuai pesanan. sebut saja underwiter sekelas Mandiri seckuritas hanya mendapat jatah 400 lot yang akan dibagi ke pada para prime customernya alasannya orang di mansec bilang alokasi jatah saham jatuh ke tangan investor asing yang serius langsung dari manajemen. sungguh sangat menyedihkan
Anonim mengatakan…
Halo Pak Teguh, sebelumnnya mau ucapkan terima kasih selama ini ulasan Pak Teguh banyak membantu.
Namun saya perhatikan belum ada ulasan tentang saham2 IPO lainnya seperti Borneo Lumbung dan yg lainnya? Apakah saham Borneo termasuk boleh jika dijual di hari pertama? Dan kira2, akan dapat jatah banyak atau sedikit untuk Borneo?

Thank you
Anonim mengatakan…
Ternyata bukan saya saja yang kecewa ya, hehe... Sebagai rakyat biasa, saya pesan 50 lot di Danareksa juga dikasih cuma 1 lot pak, padahal ketika pertama memesan kata broker saya paling tidak bisa dapat 10%-nya lah (alias 5 lot), tapi ternyata cuma 1 lot, ampunnn....
Anonim mengatakan…
harus bersyukur kalo pesan 50 lot atau 500 lot dapat jatah 1 lot.....ada yang pesan 10.000 lot....tapi cuma dapat 1 lot...makanya ini tidak bisa disebut IPO...tapi 1PO (1 lot/Person Only)....yang lebih banyak lagi, ya, malah gak dapat apa-apa.....

thank atas sharingnya mas teguh...nice article....!...good job...!
Anonim mengatakan…
lihat situasi ipo ks..sebagai investor kerikil sy mengurungkan niat masuk antrian...tapi dengan ulasan p.teguh sy mendapat ilmu yg jauh lebih berharga dari iponya ks..trms p.teguh (DwiP)
Anonim mengatakan…
Saya baru tadi siang dapat email yang mengabarkan saya kebagian jatah 8 lot dari Danareksa, padahal pesannya 300 lot. Padahal, urutan pesanan saya nomor 76 di harga Rp 1.000 (lewat fasilitas online trading). Saya masih mendingan, karena yang pesan lewat outlet Danareksa Depok rata-rata cuma dapat 1 lot, maksimal 5 lot. Yang pesan semua nasabah lama Danareksa. Jadi, setan gundul mana yang ngangkangin saham KS?
Batara Sumartio mengatakan…
IPO SAHAM KRAS (KRAKATAU STELL) YANG PENUH KONTROVERSIAL, SUDAH PESAN DI HARGA Rp. 1,150 / LEMBAR (HARGA IPO = Rp. 850,- / LEMBAR) MASIH JUGA TIDAK DAPAT .......

UNTUK APA NEGARA INI MENJUAL 30% SAHAM KRAKATAU STELL KEPADA ASING ?

ASING DAPAT 30%, TETAPI INVESTOR DOMESTIK MACAM AKU INI SUSAH DAPAT BARANG, KENA JATAH PULA ........

PESAN PULUHAN RIBU LEMBAR SAHAM KRAKATAU STELL, DAPAT 500 LEMBAR SAJA AKU TIDAK DAPAT ......

ASING CUMA MAU BELI KRAS DI HARGA RP. 850,-, TETAPI INVESTOR DOMESTIK BERANI BAYAR DI HARGA MAXIMUM Rp. 1,150,-, TAPI KOK TETAP JATAH ASING 30% TETAP DIJUAL ?

KRAKATAU STELL ITU SETARA DENGAN PELAT TIMAH NUSANTARA, TELKOM, PINDAD, PLN, PERTAMINA......

KRAKATAU STELL ITU LEBIH STRATEGIS DARI PADA ASTRA INTERNATIONAL, KOK DIJUAL MURAH ?

DASAR MENEG BUMN TIDAK PUNYA OTAK & NASIONALISME LAGI ......
BATARA SUMARTIO mengatakan…
HARI INI IPO (SAHAM PERDANA) PT.KRAKATAU STELL (KRAS), MARI KITA HANTAM VOLUME BID KRAS BESAR-BESARAN... BIAR KENA AUTO REJECTION (SUSPENSI) DAN UMA SEKALIAN SAJA ...
Anonim mengatakan…
Saya dapat jatah 8 lot. Jam 8 langsung bid 100 lot di 1050, eh dapat, dilepas di 1.220. Sial, naik terus, hingga auto reject. Kalau melihat ledakannya yang dahsyat, setan gundul yang mengangkangi KRAS memang sunggu beruntung, sehari dapat untung 50%. Kalau mau spekulasi, besok bisa ambil lagi, siapa tahu kayak Bank Jabar, yang dua hari berturut-turuy mentok di auto reject
Anonim mengatakan…
Saya dapat jatah 8 lot. Jam 8 langsung bid 100 lot di 1050, eh dapat, dilepas di 1.220. Sial, naik terus, hingga auto reject. Kalau melihat ledakannya yang dahsyat, setan gundul yang mengangkangi KRAS memang sunggu beruntung, sehari dapat untung 50%. Kalau mau spekulasi, besok bisa ambil lagi, siapa tahu kayak Bank Jabar, yang dua hari berturut-turuy mentok di auto reject

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?