Inilah Mengapa Saham IPO Selalu Menarik u/ Dibeli
Sepanjang tahun 2010, BEI sudah kedatangan 14 saham baru, dan saham-saham lainnya juga akan segera menyusul. Pada akhirnya, tidak semua saham baru tersebut dapat dijadikan pilihan investasi, apalagi bagi anda yang berniat menanamkan dana dalam jumlah menengah hingga besar (50% dari total dana anda atau lebih) untuk mid hingga long term. Tapi bagi anda penggemar profit instan, saham IPO selalu menarik untuk dicermati, terlepas dari apakah harganya mahal atau fundamental perusahaannya jelek. Kenapa? Mungkin tabel berikut ini bisa menjelaskannya. Klik gambar untuk memperbesar.
Penjelasan:
Stocks = kode saham
IPO Price = harga IPO
Current Price = harga pada saat ini (pagi 19 oktober, sebelum bursa dibuka)
Gain at Current = gain dari selisih harga IPO dengan harga saat ini
Peak Price = harga tertinggi yang pernah dicapai
Gain at Peak = gain dari selisih harga IPO dengan harga tertinggi.
Tabel diatas diurutkan berdasarkan Gain at Current. Dari sana terlihat jelas bahwa saham IPO dengan gain terbesar sepanjang 2010 adalah Sarana Menara Nusantara (TOWR), dengan gain 642.9% alias sudah naik lebih dari tujuh kali lipat dari harga IPO-nya. Sayang, saham TOWR tidak likuid dimana dalam tiga bulan terakhir jumlah saham yang ditransaksikan di market hanya 47 ribu lembar per hari, sehingga harga tersebut tidak mencerminkan nilainya yang sesungguhnya (bisa saja digoreng oleh pihak-pihak tertentu). Lagipula, secara fundamental TOWR sebenarnya biasa-biasa saja, sehingga agak aneh kalau dia bisa naik setinggi itu.
Posisi kedua ditempati oleh Bank Jabar Banten (BJBR), dengan gain 181.7% pada harga 1,690. Itu berarti, BJBR sudah naik hampir 3 kali lipat dari harga IPO-nya. Disusul dibawahnya Nippon Indosari Corpindo (ROTI) dan Bukit Uluwatu Villa (BUVA), yang sudah naik lebih 100%. Wajar jika BJBR dan ROTI bisa naik lumayan tinggi, karena fundamentalnya cukup kuat. Yang agak aneh adalah BUVA. Kemungkinan besar, BUVA kedepannya akan turun. Sama seperti GREN yang kemarin-kemarin sempat stabil diatas 300, tapi sekarang sudah balik lagi ke posisi 150-an.
Di barisan paling bawah, terdapat BRAU, HRUM, ICBP dan BIPI. BRAU dan BIPI sejak awal memang tidak meyakinkan secara fundamental, sementara ICBP dan HRUM agak kesulitan naik, karena harga IPO-nya juga sudah mahal.
Di bagian atas artikel ini, saya menyebutkan bahwa saham IPO selalu menarik untuk dikoleksi. Setelah anda mengamati tabel diatas, maka anda akan mengerti maksudnya: Dari ke-14 saham IPO sepanjang 2010 ini, hampir semuanya mencetak gain! ICBP boleh saja hanya naik 1.0%, tapi itu tetap saja naik bukan? Bahkan BIPI, perusahaan minyak yang gak jelas, pada harga saat ini memang mencetak loss 20.7%. Namun sebelumnya, BIPI sempat menyentuh 275, alias mencetak gain 96.4%. Demikian juga dengan BRAU, yang pada hari perdagangan pertamanya sempat mencetak gain hingga 37.5%. So, bagi anda pemburu ‘overnight profit’, maka saham IPO jangan sampai dilewatkan.
Hanya saja, jika anda berniat invest untuk mid atau long term, maka fundamental sebuah saham IPO tetap harus diperhatikan. Males juga kan, kalau sudah capek-capek ngantri penjatahan, eh setelah ditinggal 3 bulan cuma dapet 10%, atau malah ga dapet sama sekali? Dalam jangka panjang, beberapa saham IPO bisa saja malah turun (contohnya BIPI). Jadi kemungkinan terjadinya loss tetap terbuka lebar jika anda kurang hati-hati. So, kalau anda tidak cukup yakin dengan fundamental sebuah saham IPO, maka sebaiknya anda tetap berinvestasi pada saham-saham yang biasanya saja.
Selain itu, gain yang terjadi juga didorong oleh IHSG yang saat ini lagi bullish. Kalau IHSG mulai terkoreksi suatu hari nanti, maka sangat mungkin BIPI tidak akan sendirian lagi sebagai saham IPO yang mencetak loss.
Lalu bagaimana dengan saham-saham IPO yang juga akan segera listing dalam waktu dekat seperti Krakatau Steel, Agung Podomoro Land, dan Tower Bersama? Kalau dalam jangka panjang, who knows? Namun kalau dalam jangka sangat pendek, maka berapa persenpun kenaikannya, yang jelas ketiga saham tersebut hampir pasti akan naik pada satu atau dua hari perdagangan perdananya.
Contohnya Krakatau Steel, yang jika dilepas pada harga 1,000, maka sahamnya berpeluang naik ke 1,200 dalam satu atau dua hari. Jika anda kebagian jatah Rp 1 milyar, maka anda mungkin bisa dapat Rp 200 juta hanya dalam satu atau dua malam! Well, siapa yang gak mau?
Penjelasan:
Stocks = kode saham
IPO Price = harga IPO
Current Price = harga pada saat ini (pagi 19 oktober, sebelum bursa dibuka)
Gain at Current = gain dari selisih harga IPO dengan harga saat ini
Peak Price = harga tertinggi yang pernah dicapai
Gain at Peak = gain dari selisih harga IPO dengan harga tertinggi.
Tabel diatas diurutkan berdasarkan Gain at Current. Dari sana terlihat jelas bahwa saham IPO dengan gain terbesar sepanjang 2010 adalah Sarana Menara Nusantara (TOWR), dengan gain 642.9% alias sudah naik lebih dari tujuh kali lipat dari harga IPO-nya. Sayang, saham TOWR tidak likuid dimana dalam tiga bulan terakhir jumlah saham yang ditransaksikan di market hanya 47 ribu lembar per hari, sehingga harga tersebut tidak mencerminkan nilainya yang sesungguhnya (bisa saja digoreng oleh pihak-pihak tertentu). Lagipula, secara fundamental TOWR sebenarnya biasa-biasa saja, sehingga agak aneh kalau dia bisa naik setinggi itu.
Posisi kedua ditempati oleh Bank Jabar Banten (BJBR), dengan gain 181.7% pada harga 1,690. Itu berarti, BJBR sudah naik hampir 3 kali lipat dari harga IPO-nya. Disusul dibawahnya Nippon Indosari Corpindo (ROTI) dan Bukit Uluwatu Villa (BUVA), yang sudah naik lebih 100%. Wajar jika BJBR dan ROTI bisa naik lumayan tinggi, karena fundamentalnya cukup kuat. Yang agak aneh adalah BUVA. Kemungkinan besar, BUVA kedepannya akan turun. Sama seperti GREN yang kemarin-kemarin sempat stabil diatas 300, tapi sekarang sudah balik lagi ke posisi 150-an.
Di barisan paling bawah, terdapat BRAU, HRUM, ICBP dan BIPI. BRAU dan BIPI sejak awal memang tidak meyakinkan secara fundamental, sementara ICBP dan HRUM agak kesulitan naik, karena harga IPO-nya juga sudah mahal.
Di bagian atas artikel ini, saya menyebutkan bahwa saham IPO selalu menarik untuk dikoleksi. Setelah anda mengamati tabel diatas, maka anda akan mengerti maksudnya: Dari ke-14 saham IPO sepanjang 2010 ini, hampir semuanya mencetak gain! ICBP boleh saja hanya naik 1.0%, tapi itu tetap saja naik bukan? Bahkan BIPI, perusahaan minyak yang gak jelas, pada harga saat ini memang mencetak loss 20.7%. Namun sebelumnya, BIPI sempat menyentuh 275, alias mencetak gain 96.4%. Demikian juga dengan BRAU, yang pada hari perdagangan pertamanya sempat mencetak gain hingga 37.5%. So, bagi anda pemburu ‘overnight profit’, maka saham IPO jangan sampai dilewatkan.
Hanya saja, jika anda berniat invest untuk mid atau long term, maka fundamental sebuah saham IPO tetap harus diperhatikan. Males juga kan, kalau sudah capek-capek ngantri penjatahan, eh setelah ditinggal 3 bulan cuma dapet 10%, atau malah ga dapet sama sekali? Dalam jangka panjang, beberapa saham IPO bisa saja malah turun (contohnya BIPI). Jadi kemungkinan terjadinya loss tetap terbuka lebar jika anda kurang hati-hati. So, kalau anda tidak cukup yakin dengan fundamental sebuah saham IPO, maka sebaiknya anda tetap berinvestasi pada saham-saham yang biasanya saja.
Selain itu, gain yang terjadi juga didorong oleh IHSG yang saat ini lagi bullish. Kalau IHSG mulai terkoreksi suatu hari nanti, maka sangat mungkin BIPI tidak akan sendirian lagi sebagai saham IPO yang mencetak loss.
Lalu bagaimana dengan saham-saham IPO yang juga akan segera listing dalam waktu dekat seperti Krakatau Steel, Agung Podomoro Land, dan Tower Bersama? Kalau dalam jangka panjang, who knows? Namun kalau dalam jangka sangat pendek, maka berapa persenpun kenaikannya, yang jelas ketiga saham tersebut hampir pasti akan naik pada satu atau dua hari perdagangan perdananya.
Contohnya Krakatau Steel, yang jika dilepas pada harga 1,000, maka sahamnya berpeluang naik ke 1,200 dalam satu atau dua hari. Jika anda kebagian jatah Rp 1 milyar, maka anda mungkin bisa dapat Rp 200 juta hanya dalam satu atau dua malam! Well, siapa yang gak mau?
Komentar
Utk umumkah IPO tersebut?