Perbandingan Sektor Semen

Sektor semen adalah salah satu sektor yang paling atraktif, khususnya bagi anda pemain long term, karena fundamental mereka yang bagus. Perusahaan semen yang terdaftar di IDX jumlahnya hanya tiga, dan tiga-tiganya punya kinerja yang cukup baik. Mereka adalah Semen Gresik (SMGR), Indocement (INTP), dan Holcim Indonesia (SMCB). Bagaimana profil kinerja mereka di 1Q10 ini, dan emiten mana yang sahamnya layak anda koleksi? Mari kita cek.

Berdasarkan ukuran asetnya, SMGR adalah yang terbesar dengan aset 13.8 trilyun, disusul INTP 13.6 trilyun, dan SMCB 7.3 trilyun. Anda mungkin bingung, bukannya SMCB yang tampaknya lebih populer dibanding dua perusahaan semen lainnya? Kenapa kok perusahaannya jauh lebih kecil? SMCB memang cukup sering mengiklankan produk mereka di media termasuk televisi, hal itu karena target pasar mereka adalah konsumen individual atau dengan kata lain mereka menjual semen secara eceran. Sedangkan SMGR dan INTP lebih bermain di proyek yang besar-besar seperti pembangunan gedung dan sarana umum. Contohnya, SMGR menyuplai 300 ribu ton semen untuk proyek Jembatan Suramadu, Jawa Timur. Kalau nanti proyek Jembatan Selat Sunda jadi dibangun, maka peserta tender untuk penyediaan semen gak akan jauh-jauh dari Indocement atau Semen Gresik.


Itu kalau dilihat dari ukuran aset. Kalau dilihat dari market cap-nya, INTP lebih besar dari SMGR, dengan market cap 55.2 trilyun, sementara SMGR hanya 50.1 trilyun. SMCB? 16.1 trilyun. Apakah itu pertanda kinerja INTP lebih bagus dari SMGR? Kalau dilihat dari kenaikan yang dicapai pada 1Q10 lalu, ya. INTP mencatat kenaikan penjualan 16.6%, laba operasional 31.5%, dan laba bersih 56.4%. Sementara SMGR hanya mencatat kenaikan penjualan 0.6%, laba operasional 16.8%, dan laba bersih 17.8%. Meski demikian, SMGR masih sedikit lebih unggul dalam hal rasio profitabilitas. Pada 1Q10, SMGR mencatat ROE 29.4%, sementara INTP hanya 27.4%. Ukuran penjualan SMGR juga memang lebih besar dari INTP. SMGR mencatat penjualan 3.2 trilyun, sedangkan INTP hanya 2.6 trilyun.

Bagaimana dengan SMCB? Perusahaan ini juga mulai menunjukkan kinerja positif dengan mencatat laba bersih 205 milyar pada 1Q10, dimana pada periode yang sama tahun sebelumnya mencatat rugi bersih 77 milyar. Kinerja SMCB dimasa lalu memang tidak sebagus INTP dan SMGR. Itu sebabnya meski ukuran asetnya mencapai setengah dari ukuran aset INTP dan SMGR, namun market cap-nya hanya sepertiga mereka. Perusahaan yang dahulu bernama Semen Cibinong ini (makanya tickernya SMCB, bukan HLCM), baru mulai menunjukkan kinerja yang baik setelah diakuisisi oleh Holcim, perusahaan semen asal Swiss yang merupakan salah satu raksasa semen dunia. Kalau SMCB mampu mempertahankan performanya, mungkin suatu hari nanti mereka bisa sejajar dengan INTP dan SMGR.

Sekarang mari kita cek harga saham mereka.

Harga saham pagi ini menghasilkan PER sebesar: SMGR 15.6 kali, INTP 17.6 kali, dan SMCB 19.4 kali. Saham SMGR untuk saat ini memang menjadi yang termurah diantara mereka bertiga, dikarenakan dalam dua bulan terakhir para investor lebih suka mengkoleksi INTP dan SMCB karena peningkatan kinerja mereka yang lebih besar dibanding SMGR, sehingga kenaikan harga saham SMGR tidak sebesar mereka berdua, terutama sejak pertengahan Februari lalu. Sejak Februari, SMGR konstan dan hanya naik turun sesekali. Sementara SMCB dan INTP terus bergerak naik. Namun imbasnya, ketika IHSG dihajar koreksi sepanjang bulan Mei, harga SMCB dan INTP juga terkena dampaknya dan terkoreksi cukup dalam, sementara disisi lain SMGR adem ayem aja dan seperti tidak terpengaruh.

Itu sebabnya saya lebih merekomendasikan SMGR untuk long term. Dalam waktu dekat, SMGR mungkin memang susah naik, tapi sangat aman untuk pilihan 6-12 bulan karena pergerakan sahamnya sangat stabil. Tapi kalau anda bisa tahan melihat tanda panah merah di Yahoo Finance, INTP dan SMCB juga boleh dikoleksi kok, soalnya fundamental mereka juga sama baiknya, setidaknya untuk saat ini. Anda mungkin baru bisa mempertimbangkan untuk mengkoleksi INTP untuk long term jika pada kuartal dua nanti mereka mampu mencatat kenaikan kinerja yang sama besarnya dengan sekarang.

SMGR
Rating kinerja pada 1Q10: AAA
Rating saham pada 8,450: A

INTP
Rating kinerja pada 1Q10: AAA
Rating saham pada 15,000: A

SMCB
Rating kinerja pada 1Q10: A
Rating saham pada 2,100: BBB

Komentar

Anonim mengatakan…
Harga wajarnya berapa untuk ketiga saham itu ?? thanks

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?