Market Education

Dear friends, terima kasih banyak sudah berpartisipasi di blog sederhana ini dengan mengajukan banyak pertanyaan, baik melalui komentar maupun email. Saya jadi tahu apa yang harus saya tulis, hehe.. Mohon maaf saya tidak sempat membalasnya satu per satu. Karena itu setiap beberapa waktu sekali, saya akan membuat artikel yang berisi kumpulan pertanyaan dari anda dan tentu saja beserta jawabannya. Mudah-mudahan dengan cara ini saya bisa menampung semua masukan dari temen-temen. Artikel ini adalah yang pertama, check it out!

Terkait Moving Average, berapa periode waktu yang biasa anda pakai?

Di artikel berjudul ‘Moving Average’ http://teguhidx.blogspot.com/2010/05/moving-average.html, saya menulis bahwa saya menggunakan SMA dengan komposisi periode 50 dan 20 hari. Itu adalah komposisi standar untuk memprediksi pergerakan harga saham selama mid-long term atau 1 tahun. Di grafik tampak bahwa komposisi tersebut menghasilkan enam persilangan (sinyal) antara garis merah (SMA dengan periode 50) dan biru (SMA dengan periode 20), sehingga dalam setahun, anda hanya perlu keluar dan masuk di saham MEDC sebanyak 6 kali.

Bagaimana kalau anda ingin memprediksi pergerakan harga saham dalam waktu yang lebih pendek, misalnya 3 bulan? Maka komposisi periode SMA-nya tinggal diperpendek, katakanlah menjadi 12 dan 10 hari. Cuma resikonya, ada kemungkinan akan muncul sinyal-sinyal palsu, dimana garis merah dan biru bersilangan yang menandakan bahwa harga saham akan naik atau turun, tapi kemudian ternyata hal itu tidak terjadi.

Kalau anda perhatikan, rentang periode SMA untuk yang mid long term (50 dan 20 hari, rentangnya 30 hari), lebih lebar dibanding yang untuk short term (12 dan 10 hari, rentangnya hanya 2 hari). Mengapa begitu? Sebab, rentang yang lebih lebar menghasilkan sinyal yang lebih sedikit, namun lebih akurat. Jadi kalau niatnya memang untuk long term dimana anda tentunya males kalau harus masuk dan keluar setiap saat, maka berdasarkan pengalaman, komposisi 50 dan 20 adalah komposisi yang ideal (tapi kalau anda penasaran, boleh coba komposisi lainnya). Sebaliknya, rentang yang lebih tipis menghasilkan sinyal yang lebih banyak meski sinyal tersebut menjadi bias, sehingga cocok buat anda yang hobi keluar masuk pasar setiap saat dan doyan berspekulasi.

Mengapa beberapa emiten dengan PER yang sudah tinggi seperti ANTM, INCO, TINS, ITMG, dan UNVR masih diburu orang? Sedangkan yang PER-nya masih kecil seperti ELSA dan TBLA jarang direkomendasikan?

Saham-saham yang disebutkan diatas tersebut memang sering direkomendasikan oleh analis ataupun media massa meski PER-nya sudah tinggi yang secara simpelnya menunjukkan bahwa sahamnya kemahalan. Mengapa begitu? Karena biasanya para analis (kecuali saya) hampir selalu melihat harga saham dari prospek kedepannya, bukan dari nilai wajarnya pada saat ini.

Misalnya ANTM. Perusahaan ini merilis press release pada akhir April lalu, yang intinya menyebutkan bahwa perusahaan kini sedang mengalihkan fokusnya pada pertambangan nikel, dan sedikit meninggalkan bisnis tambang emas, karena harga nikel lagi mahal-mahalnya. Waktu itu harga nikel menyentuh 28,000 dollar per ton, dan dikatakan akan menembus 30,000 dollar per ton dalam waktu dekat. Saat itu ANTM berada diposisi 2,450, dan para analis merekomendasikan ANTM ini akan menembus 3,000 karena informasi dari press release itu. Dan para investor pun ramai-ramai masuk ke ANTM. Kenyataannya? Harga nikel malah merosot tajam dan kini hanya berada di kisaran 21,000 per ton. Dan harga ANTM? Jangankan menyentuh 3,000. Setelah hari itu (30 April), ANTM malah terus melorot hingga sempat menyentuh 1,650 pada 25 Mei lalu, meski kemudian saat ini sudah kembali lagi ke posisi 1,900-an, tapi tetap saja berbeda jauh dengan ekspektasi sebelumnya.


Nah kesimpulannya, mengapa saham-saham yang disebutkan diatas sering direkomendasikan? Karena emiten-emiten diatas sering mengeluarkan informasi atau berita (yang biasanya lebih mirip iklan) mengenai target penjualan, akuisisi, dll.. yang dikatakan akan menaikkan nilai perusahan di masa mendatang, sehingga sahamnya pun dikatakan akan naik. Meski beberapa dari rekomendasi tersebut memang benar dalam jangka pendek, alias sahamnya memang naik, namun dalam jangka panjang anda tetap harus melihat fundamentalnya, kecuali jika anda mau bernasib seperti para pemegang ANTM.

Mengapa saham-saham kecil seperti TBLA dan ELSA jarang direkomendasikan? Ya itu karena mereka jarang mengeluarkan media release yang bisa membuat orang memburu sahamnya.

Apakah dengan melihat PER saja sudah cukup untuk menilai harga wajar sebuah saham?
Angka PER sudah menggambarkan sekitar 50% dari fundamental sebuah emiten. Untuk melengkapinya agar diperoleh berapa kira-kira tepatnya harga wajar saham tersebut, anda juga harus melihat angka-angka PBV, ROA, ROE, dan rasio-rasio penting lainnya. Disisi lain, pengamatan secara fundamental sudah menggambarkan sekitar 50% dari prospek kedepan sebuah saham. Untuk melengkapinya, anda juga harus mengamati faktor teknikal, psikologis, kondisi market terkini, dan lain-lain.

Terdengar complicated? Nggak juga, apalagi kalau anda sudah terbiasa hehe..

Oke deh, untuk hari ini segitu aja dulu. Mohon maaf buat temen-temen yang email atau komentarnya belum mendapat respon, saya akan usahakan secepatnya. Dan kalau ada pertanyaan lainnya, jangan ragu untuk menulisnya melalui email maupun komentar.

Komentar

G.Kesuma mengatakan…
Bagus sekali ulasannya , tapi akan menjadi lebih bermanfaat lagi jika ada analisa prediksinya untuk saham yang akan uptrend.
Anonim mengatakan…
thanks, menambah wawasan saya...

memang menilai harga wajar saham terlalu subjektif, setiap orang akan memberikan harga yang berbeda tergantung ekspetasi dan sudut pandangnya.
Felicia mengatakan…
Pak Teguh tx untuk kasih gambaran apasaja yg harus diperhatikan dlm menilai harga wajar sebuah saham. mungkin bpk bisa menerangkan bagaimana menilai indikator harga wajar saham melalui masing2 faktor yang anda katakan spt faktor teknikal, psikologis, kondisi market terkini, dan lain-lain dalam masing2 bahasan sehingga saya dan mungkin teman2 lainnya yg ingin tahu juga bisa lebih jelas ttg hal ini.
Teguh Hidayat mengatakan…
@gigih
analisa prediksi bisa dilihat di www.teguhadvice.blogspot.com gan

@Felicia
okay thx, nanti akan kita bahas satu per satu. saya emg udah pny rencana buat itu kok, cm blm sempet aja. mohon ditunggu yap!

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?