Unilever Indonesia
Di IDX, perusahaan yang bisa mencetak penjualan setara atau sedikit diatas nilai asetnya, jumlahnya hanya beberapa. Namun Unilever Indonesia (UNVR) mampu mencatat nilai penjualan minimal dua kali nilai asetnya, dan catatan itu secara konsisten dihasilkan setiap tahunnya sejak 2004, tanpa pernah sedikitpun menurun! Dan kinerja yang luar biasa tersebut berlanjut hingga kini. Pada 1Q10, UNVR mencatat penjualan Rp 5.0 trilyun, yang jika di-annualized-kan menjadi Rp 19.9 trilyun. Berapa nilai aset UNVR? Cuma 8.6 trilyun.
Kalau kita menengok neraca UNVR, kita akan menemukan pemandangan yang sangat berbeda dibandingkan jika kita menengok neraca perusahaan lainnya. Aset UNVR yang 8.6 trilyun tersebut, terdiri dari utang sebesar 3.9 trilyun dan ekuitas 4.7 trilyun. Dari utangnya tersebut, seluruhnya merupakan utang operasional seperti utang usaha, utang pajak, beban yang masih harus dibayar, dll (yang bisa kita simpulkan sebagai utang yang sehat). UNVR sama sekali tidak memiliki utang-utang yang berpotensi menggerogoti laba bersih perusahaan atau mengganggu stabilitas neraca perusahaan dimasa mendatang seperti pinjaman bank, obligasi, subdebt, atau semacamnya.
Bagaimana dengan ekuitasnya? Anda jangan kaget kalau modal dasar UNVR yang dihasilkan dari penyetoran modal dasar mereka sebanyak 7.63 milyar lembar saham hanyalah Rp 76.3 milyar (Rp 10 per saham). Sebagian besar ekuitas UNVR adalah berasal dari saldo labanya posisi terakhirnya adalah 4.5 trilyun, yang dihasilkan oleh laba bersih mereka yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun (jadi modal yang saat ini dipegang UNVR memang benar-benar hanya berasal/dihasilkan oleh aktifitas operasional mereka sendiri). Ekuitas UNVR naik 20.8% pada 1Q10 dibanding 1Q09, yang 100% disebabkan oleh kenaikan saldo labanya.
Rasio profitabilitas UNVR adalah yang tertinggi sepanjang pengamatan saya terhadap kinerja emiten-emiten anggota bursa. Pada 1Q10, UNVR mencatat ROA 45.0%, dan ROE 83.2%, yang berarti perusahaan cuma butuh waktu setahun lebih sedikit untuk balik modal (dan memang UNVR sudah balik modal dari dulu). UNVR juga termasuk perusahaan yang rajin bagi-bagi dividen dalam porsi yang cukup besar (rata-rata diatas 50% dari laba bersihnya setiap tahun). Hebatnya meski rajin bagi-bagi duit, kinerja neraca UNVR tetap saja bagus.
UNVR termasuk perusahaan yang jarang ngomong (atau lebih tepatnya berpromosi) ke media tentang hal-hal seperti ‘UNVR mentargetkan pertumbuhan penjualan sekian persen pada tahun 2010’, atau ‘UNVR berencana melakukan ekspansi dengan mengakuisisi anu’, dan semacamnya. Berita-berita yang keluar dari manajemen UNVR hampir selalu mengenai hal yang memang sudah mereka kerjakan, bukan baru mereka rencanakan. Contohnya berita penting terakhir, UNVR mengakuisisi (bukan berencana akan mengakuisisi) PT Sara Lee Body Care Indonesia, yang beberapa waktu lalu delisting dari bursa.
UNVR juga hampir tak pernah (atau memang tak pernah sama sekali?) mengumumkan bahwa mereka akan mencari utang untuk belanja modal, atau menerbitkan obligasi, atau right issue, dan semacamnya. Perusahaan nampaknya cukup percaya diri untuk selalu menaikkan nilai modal dan ekuitas mereka dengan cara bekerja seperti biasa saja, dan tanpa perlu berhutang kesana kemari.
Sebenarnya tak heran jika UNVR memiliki kinerja sebagus itu. Pasar produk kebutuhan sehari-hari, tentu saja merupakan pasar yang tak pernah surut. Sabun mandi, pasta gigi, deterjen cuci, dan barang-barang seperti itu, adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh seluruh penduduk di Indonesia tanpa terkecuali. Pernahkah anda terbayang bagaimana jadinya kalau anda sehari saja tidak mandi? Dan UNVR adalah satu-satunya pemain besar di pasar yang ukurannya luar biasa besar tersebut. Pesaing terdekatnya hanyalah Wings Grup, yang tidak terdaftar di bursa.
Karena kinerjanya nyaris sempurna, maka harga sahamnya pun sangat mahal. Harga saham UNVR kali ini bukan lagi Rp 10 per saham, melainkan 15,250. Harga tersebut menghasilkan market cap 116.4 trilyun, atau setara 13.5 kali asetnya, dan 24.9 kali ekuitasnya, yang menjadikan UNVR sebagai saham termahal di IDX. Meski senantiasa menghasilkan laba bersih yang besar setiap tahunnya, tetap saja harga saham yang mahal tersebut menghasilkan PER 30.0 kali.
Meski demikian, mahalnya harga saham UNVR tersebut terasa wajar karena perusahaannya sendiri memiliki fundamental yang sangat sangat kuat. Jadi sekarang tinggal dilihat dari sisi teknikalnya saja: Kalau anda berencana untuk membeli UNVR, maka jangan setelah harganya naik drastis seperti sekarang. Sejak awal Mei lalu ketika saham-saham lain sempat terpuruk, UNVR malah naik drastis dari 13,850 hingga sempat menyentuh 16,200, yang didorong oleh berita akuisisi Sara Lee. Meski kemudian turun, namun UNVR ternyata tetap bertahan diatas 14,000. Biasanya setelah naik cukup tajam seperti itu, maka kedepannya saham UNVR akan mondar mandir di kisaran 15,000 – 16,000. Tapi karena sudah naik cukup banyak, dalam satu dua minggu kedepan, UNVR mungkin akan sempat turun ke 14,000-an. Saat itulah anda masuk, kemudian diamkan saja saham anda disitu untuk waktu yang lama.
Melihat prospeknya, UNVR sangat cocok untuk long term. UNVR jarang turun drastis kecuali karena koreksi teknikal, dan juga tidak terpengaruh oleh naik turunnya IHSG. Atas kinerjanya yang luar biasa, UNVR menjadi satu-satunya emiten di IDX sejauh ini yang layak mendapat rating tertinggi.
Rating Kinerja: S
Rating Saham pada 15,250: A
Kalau kita menengok neraca UNVR, kita akan menemukan pemandangan yang sangat berbeda dibandingkan jika kita menengok neraca perusahaan lainnya. Aset UNVR yang 8.6 trilyun tersebut, terdiri dari utang sebesar 3.9 trilyun dan ekuitas 4.7 trilyun. Dari utangnya tersebut, seluruhnya merupakan utang operasional seperti utang usaha, utang pajak, beban yang masih harus dibayar, dll (yang bisa kita simpulkan sebagai utang yang sehat). UNVR sama sekali tidak memiliki utang-utang yang berpotensi menggerogoti laba bersih perusahaan atau mengganggu stabilitas neraca perusahaan dimasa mendatang seperti pinjaman bank, obligasi, subdebt, atau semacamnya.
Bagaimana dengan ekuitasnya? Anda jangan kaget kalau modal dasar UNVR yang dihasilkan dari penyetoran modal dasar mereka sebanyak 7.63 milyar lembar saham hanyalah Rp 76.3 milyar (Rp 10 per saham). Sebagian besar ekuitas UNVR adalah berasal dari saldo labanya posisi terakhirnya adalah 4.5 trilyun, yang dihasilkan oleh laba bersih mereka yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun (jadi modal yang saat ini dipegang UNVR memang benar-benar hanya berasal/dihasilkan oleh aktifitas operasional mereka sendiri). Ekuitas UNVR naik 20.8% pada 1Q10 dibanding 1Q09, yang 100% disebabkan oleh kenaikan saldo labanya.
Rasio profitabilitas UNVR adalah yang tertinggi sepanjang pengamatan saya terhadap kinerja emiten-emiten anggota bursa. Pada 1Q10, UNVR mencatat ROA 45.0%, dan ROE 83.2%, yang berarti perusahaan cuma butuh waktu setahun lebih sedikit untuk balik modal (dan memang UNVR sudah balik modal dari dulu). UNVR juga termasuk perusahaan yang rajin bagi-bagi dividen dalam porsi yang cukup besar (rata-rata diatas 50% dari laba bersihnya setiap tahun). Hebatnya meski rajin bagi-bagi duit, kinerja neraca UNVR tetap saja bagus.
UNVR termasuk perusahaan yang jarang ngomong (atau lebih tepatnya berpromosi) ke media tentang hal-hal seperti ‘UNVR mentargetkan pertumbuhan penjualan sekian persen pada tahun 2010’, atau ‘UNVR berencana melakukan ekspansi dengan mengakuisisi anu’, dan semacamnya. Berita-berita yang keluar dari manajemen UNVR hampir selalu mengenai hal yang memang sudah mereka kerjakan, bukan baru mereka rencanakan. Contohnya berita penting terakhir, UNVR mengakuisisi (bukan berencana akan mengakuisisi) PT Sara Lee Body Care Indonesia, yang beberapa waktu lalu delisting dari bursa.
UNVR juga hampir tak pernah (atau memang tak pernah sama sekali?) mengumumkan bahwa mereka akan mencari utang untuk belanja modal, atau menerbitkan obligasi, atau right issue, dan semacamnya. Perusahaan nampaknya cukup percaya diri untuk selalu menaikkan nilai modal dan ekuitas mereka dengan cara bekerja seperti biasa saja, dan tanpa perlu berhutang kesana kemari.
Sebenarnya tak heran jika UNVR memiliki kinerja sebagus itu. Pasar produk kebutuhan sehari-hari, tentu saja merupakan pasar yang tak pernah surut. Sabun mandi, pasta gigi, deterjen cuci, dan barang-barang seperti itu, adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh seluruh penduduk di Indonesia tanpa terkecuali. Pernahkah anda terbayang bagaimana jadinya kalau anda sehari saja tidak mandi? Dan UNVR adalah satu-satunya pemain besar di pasar yang ukurannya luar biasa besar tersebut. Pesaing terdekatnya hanyalah Wings Grup, yang tidak terdaftar di bursa.
Karena kinerjanya nyaris sempurna, maka harga sahamnya pun sangat mahal. Harga saham UNVR kali ini bukan lagi Rp 10 per saham, melainkan 15,250. Harga tersebut menghasilkan market cap 116.4 trilyun, atau setara 13.5 kali asetnya, dan 24.9 kali ekuitasnya, yang menjadikan UNVR sebagai saham termahal di IDX. Meski senantiasa menghasilkan laba bersih yang besar setiap tahunnya, tetap saja harga saham yang mahal tersebut menghasilkan PER 30.0 kali.
Meski demikian, mahalnya harga saham UNVR tersebut terasa wajar karena perusahaannya sendiri memiliki fundamental yang sangat sangat kuat. Jadi sekarang tinggal dilihat dari sisi teknikalnya saja: Kalau anda berencana untuk membeli UNVR, maka jangan setelah harganya naik drastis seperti sekarang. Sejak awal Mei lalu ketika saham-saham lain sempat terpuruk, UNVR malah naik drastis dari 13,850 hingga sempat menyentuh 16,200, yang didorong oleh berita akuisisi Sara Lee. Meski kemudian turun, namun UNVR ternyata tetap bertahan diatas 14,000. Biasanya setelah naik cukup tajam seperti itu, maka kedepannya saham UNVR akan mondar mandir di kisaran 15,000 – 16,000. Tapi karena sudah naik cukup banyak, dalam satu dua minggu kedepan, UNVR mungkin akan sempat turun ke 14,000-an. Saat itulah anda masuk, kemudian diamkan saja saham anda disitu untuk waktu yang lama.
Melihat prospeknya, UNVR sangat cocok untuk long term. UNVR jarang turun drastis kecuali karena koreksi teknikal, dan juga tidak terpengaruh oleh naik turunnya IHSG. Atas kinerjanya yang luar biasa, UNVR menjadi satu-satunya emiten di IDX sejauh ini yang layak mendapat rating tertinggi.
Rating Kinerja: S
Rating Saham pada 15,250: A
Komentar